GALAMEDIANEWS - Pertamina telah menemukan adanya penyalahgunaan elpiji bersubsidi di wilayah Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, yang diduga berdampak pada ketersediaan bahan bakar gas tersebut di pasaran. Selama dua hari, Pertamina melakukan sidak di berbagai tempat usaha seperti kafe, restoran, hotel, peternakan, dan jasa laundry.
Hasilnya, terungkap bahwa sektor usaha riil tersebut menggunakan elpiji bersubsidi yang seharusnya diperuntukkan bagi masyarakat miskin, petani, nelayan, dan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Sales Branch Manager Pertamina Rayon VI Kediri, Muhammad Salman Al Farisy, menyatakan bahwa penemuan ini sangat penting karena gas bersubsidi seharusnya hanya digunakan oleh penerima manfaat yang berhak. Oleh karena itu, Pertamina memberikan teguran kepada para pelanggar dan menyarankan mereka untuk beralih menggunakan elpiji 12 kilogram yang tidak mendapat subsidi.
Penyalahgunaan elpiji bersubsidi ini disebut sebagai salah satu faktor penyebab langkanya gas subsidi. Pasalnya, penggunanya cenderung memiliki lebih dari satu tabung, yang pada akhirnya berkontribusi pada ketidakseimbangan distribusi.
Untuk mengatasi masalah ini, Pertamina mengambil langkah dengan memberikan penambahan kuota tabung tiga kilogram di Ponorogo sebesar 30 persen dari kebutuhan harian.
Meskipun saat ini kebutuhan akan gas bersubsidi masih dalam kategori cukup dan aman, penambahan ini diharapkan dapat meredam isu kelangkaan dan memastikan distribusi berjalan lebih efisien.
Dalam upaya untuk mengatasi penyalahgunaan elpiji bersubsidi dan menjaga ketersediaan gas di pasaran, Pertamina juga berharap distributor nonsubsidi dapat segera menyuplai gas kepada pelanggan yang seharusnya menggunakan elpiji tanpa subsidi.
Dengan langkah-langkah ini, Pertamina berupaya untuk menciptakan distribusi gas yang lebih adil dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.***