Gubernur Jabar Ikuti Ratas Bersama Presiden, Bahas Soal Pandemi, Vaksinasi hingga Pemulihan Ekonomi

- 1 September 2020, 19:17 WIB
Gubernur Jawa Barat (Jabar) yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar, Ridwan Kamil mengikuti ratas bersama Presiden RI Joko Widodo lewat video conference dari The Trans Luxury Hotel, Kota Bandung, Selasa 1 September 2020. (Foto: Yana/Humas Jabar)
Gubernur Jawa Barat (Jabar) yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar, Ridwan Kamil mengikuti ratas bersama Presiden RI Joko Widodo lewat video conference dari The Trans Luxury Hotel, Kota Bandung, Selasa 1 September 2020. (Foto: Yana/Humas Jabar) /

"Ini yang harus kita jaga, bahwa pengendalian manajemen untuk Covid-19 ini betul-betul masih pada posisi terkendali," tambahnya.

Meski begitu, Presiden menegaskan, Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah untuk menurunkan fatality rate (tingkat kematian) yang masih lebih tinggi dibandingkan angka global.

Terkait vaksinasi, Presiden menuturkan, pihaknya telah mendapatkan komitmen 20 sampai 30 juta vaksin di akhir tahun 2020 dalam bentuk barang jadi dan mendapatkan sekitar 290 juta vaksin hingga akhir 2021.

Selain itu, Indonesia juga tengah berupaya mengembangkan vaksin sendiri yang diberi nama vaksin "Merah Putih". Pembuatan vaksin tersebut melibatkan konsorsium seperti lembaga biologi, perguruan tinggi, dan lembaga penelitian.

Baca Juga: Mampu Perkuat Ketahanan Pangan, Gubernur Ridwan Kamil Resmikan Kostrawil Jabar

"Saya minta kepada para gubernur untuk pengendalian Covid-19 ini betul-betul menjadi fokus dan konsentrasi kita. Karena memang kita perlu memperkuat pertahanan kita agar sampai pada seluruh rakyat Indonesia untuk divaksin," urainya.

"Saat ini, vaksin Merah-Putih dalam tahap pembuatan benih vaksin dan prosesnya sudah sekitar 30 sampai 40 persen. Dan direncanakan akan diuji klinis pada awal tahun depan, bahkan siap produksi dipertengahan 2021," ujarnya.

Sementara dalam pembahasan soal program pemulihan ekonomi, Presiden meminta agar pemda segera melakukan belanja barang dan modal sehingga bisa meningkatkan konsumsi pemerintah.

Adapun pada kuartal pertama 2020, pertumbuhan ekonomi nasional masih tumbuh 2,97 persen, namun di kuartal dua mengalami kontraksi 5,32 persen.

"Untuk kuartal ke tiga (hingga) September, kalau kita masih berada masih posisi minus, artinya masuk resesi," tegasnya.

Halaman:

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x