GALAMEDIA - Indonesia akan menggunakan roket Falcon 9 5500 dari SpaceX, perusahaan transportasi luar angkasa milik Elon Musk, untuk meluncurkan Satelit Republik Indonesia (Satria).
Keputusan memilih roket itu menggugurkan kemungkinan menggunakan roket dari dua pabrikan asal China dan Rusia. Sementara untuk pembuatan satelit, Indonesia memilih menggunakan Thales Alenia Space asal Prancis.
"Keduanya memiliki reputasi yang baik. Kita pakai Space X yang pernah kita pakai di Nusantara 1. Kita ingin memberikan yang terbaik," kata Direktur Utama PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN), Adi Rahman Adiwoso.
Baca Juga: Habib Rizieq Kirim Pesan dari Arab Saudi: Semoga Masyarakat Indonesia Selamat
Adi menyampaikan hal itu konferensi pers "Penandatanganan Kerjasama Dimulainya Konstruksi Satelit Multifungsi Satria," yang disiarkan secara langsung, Kamis, 3 September 2020.
Diungkapkannya, seluruh pengadaan Satria, termasuk roket, dilaksanakan melalui tender internasional. Selain SpaceX, PSN juga mempertimbangkan pabrikan roket asal China dan Rusia.
Namun, ujar dia, embargo Barat terhadap pemakaian roket China menggugurkan pilihan tersebut. Sementara roket milik Rusia, menurut Adi, belakangan banyak mengalami kegagalan, sehingga pilihan jatuh pada SpaceX.
Baca Juga: Teka-teki Masa Depan Lionel Messi Akhirnya Terjawab
Sementara itu, Thales Alenia Space harus bersaing dengan empat pabrikan satelit lainnya untuk memenangkan tender Satria, yakni Airbus, Boeing, Lockheed, dan Space Systems Loral (SSL).
"Yang beri jawaban kepada kita, dengan kondisi yang kita inginkan, waktu itu ada tiga. Kita terus nego sesuai jadwal, keuangan dan spesifikasi sehingga beri yang terbaik. Thales waktu itu beri banyak hal yang kita butuhkan dan masalah jadwal yang cukup agresif," paparnya dilansir Antara.