Indonesia Abaikan China, Pilih Roket Milik Elon Musk untuk Luncurkan Satelit Satria

- 3 September 2020, 22:34 WIB
Dokumentasi - Roket SpaceX
Dokumentasi - Roket SpaceX /ANTARA/Reuters/Thom Baur/

GALAMEDIA - Indonesia akan menggunakan roket Falcon 9 5500 dari SpaceX, perusahaan transportasi luar angkasa milik Elon Musk, untuk meluncurkan Satelit Republik Indonesia (Satria).

Keputusan memilih roket itu menggugurkan kemungkinan menggunakan roket dari dua pabrikan asal China dan Rusia. Sementara untuk pembuatan satelit, Indonesia memilih menggunakan Thales Alenia Space asal Prancis.

"Keduanya memiliki reputasi yang baik. Kita pakai Space X yang pernah kita pakai di Nusantara 1. Kita ingin memberikan yang terbaik," kata Direktur Utama PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN), Adi Rahman Adiwoso.

Baca Juga: Habib Rizieq Kirim Pesan dari Arab Saudi: Semoga Masyarakat Indonesia Selamat

Adi menyampaikan hal itu konferensi pers "Penandatanganan Kerjasama Dimulainya Konstruksi Satelit Multifungsi Satria," yang disiarkan secara langsung, Kamis, 3 September 2020.

Diungkapkannya, seluruh pengadaan Satria, termasuk roket, dilaksanakan melalui tender internasional. Selain SpaceX, PSN juga mempertimbangkan pabrikan roket asal China dan Rusia.

Namun, ujar dia, embargo Barat terhadap pemakaian roket China menggugurkan pilihan tersebut. Sementara roket milik Rusia, menurut Adi, belakangan banyak mengalami kegagalan, sehingga pilihan jatuh pada SpaceX.

Baca Juga: Teka-teki Masa Depan Lionel Messi Akhirnya Terjawab

Sementara itu, Thales Alenia Space harus bersaing dengan empat pabrikan satelit lainnya untuk memenangkan tender Satria, yakni Airbus, Boeing, Lockheed, dan Space Systems Loral (SSL).

"Yang beri jawaban kepada kita, dengan kondisi yang kita inginkan, waktu itu ada tiga. Kita terus nego sesuai jadwal, keuangan dan spesifikasi sehingga beri yang terbaik. Thales waktu itu beri banyak hal yang kita butuhkan dan masalah jadwal yang cukup agresif," paparnya dilansir Antara.

Lebih lanjut Adi mengatakan, penandatanganan bersama Thales Alenia Space untuk dimulainya konstruksi Satelit Multifungsi Satria menjadi langkah awal optimisme Satelit Satria dapat meluncur pada 2023.

"Keyakinan kita 2023, salah satu alasan kita mengadakan perjanjian hari ini untuk meyakinkan bahwa pembuatan satelit ini bisa tepat waktu, kalau pun ada risiko sudah kita bangun lebih dahulu sehingga bisa punya margin timing," tambahnya.

Baca Juga: Pasien Covid-19 Terjun Bebas dari Lantai 13 RSUI Depok Saat Akan Diambil Sampel Darah

Setelah Satria meluncur, Adi optimistis satelit ini akan mampu melampaui satelit apa pun yang ada di Indonesia dalam hal kapasitas bandwidth yang ditawarkan.

Adi mengatakan proyek Satelit Satria akan melengkapi jaringan tulang punggung serat optik Palapa Ring sepanjang 12.000 km yang diselesaikan pada 2019.

Satelit Satria akan membantu daerah-daerah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal) yang mulanya tidak terjangkau internet menjadi terjangkau berkat infrastruktur fiber optik dan satelit.

Perjanjian kontrak PSN dengan Thales Alenia Space sebelumnya dilakukan pada 1 Juli 2019 setelah melalui tender internasional. Sementara dengan SpaceX dilakukan 16 Agustus 2019.***

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah