Polisi Penjajah Israel Mulai Batasi Akses Masuk Masjid Al-Aqsa

- 23 Oktober 2023, 17:18 WIB
Warga Palestina berkumpul di lokasi serangan Israel di Jalur Gaza utara
Warga Palestina berkumpul di lokasi serangan Israel di Jalur Gaza utara /Anas al-Shareef/Reuters/

GALAMEDIANEWS - Situasi di Timur Tengah kembali memanas seiring dengan tindakan provokatif yang dilakukan oleh Israel terhadap warga Palestina. Kejadian terbaru ini melibatkan Masjid Al-Aqsa, situs suci di Yerusalem, dan serangan berkelanjutan di Jalur Gaza serta Tepi Barat yang telah menelan korban jiwa. Israel kembali menjadi sorotan internasional karena tindakan-tindakan yang dipandang sebagai pelanggaran hak asasi manusia dan kejahatan perang.

Pada hari Senin, 23 Oktober 2023, pihak berwenang Israel mencegah sejumlah warga Palestina dan pelajar untuk memasuki kompleks Masjid Al-Aqsa di Kota Tua Jerusalem, baik untuk beribadah maupun menghadiri sekolah-sekolah di dalam kompleks berdinding tersebut. Tindakan ini menciptakan kekhawatiran serius mengingat Al-Aqsa adalah salah satu situs suci dalam agama Islam.

Pihak berwenang Israel, yang mengendalikan pintu masuk ke Masjid Al-Aqsa, menghentikan orang-orang yang mencoba mencapai kompleks tersebut untuk beribadah, dengan hanya memperbolehkan mereka yang lanjut usia masuk. Bahkan, para siswa yang biasanya menghadiri sekolah-sekolah di dalam kompleks juga dilarang memasuki area tersebut.

Baca Juga: Mengenal Gerakan BDS (Boikot, Denda dan Sanksi) Produk Israel

Di sisi lain, pihak berwenang Israel memperbolehkan masuknya kelompok Yahudi yang disebut sebagai "fanatik" dan memberikan mereka akses bebas ke kompleks tersebut. Mereka bahkan melakukan ritual keagamaan di halaman situs suci Muslim ini, yang secara internasional diakui sebagai kawasan beribadah eksklusif untuk Muslim.

Tak hanya itu, situasi semakin memburuk seiring dengan adanya berita bahwa jumlah jemaah yang datang ke Masjid Al-Aqsa, terutama pada hari Jumat saat ibadah berjamaah biasanya berlangsung, mengalami penurunan yang signifikan. Hal ini disebabkan oleh pembatasan ketat yang diberlakukan oleh pihak Israel terhadap warga Palestina yang hendak masuk ke kompleks tersebut.

Sementara itu, di depan mata dunia, Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengutuk tindakan agresi Israel yang berlanjut di Jalur Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 4.700 orang dan melukai sekitar 15.000 lainnya. Selain itu, di Tepi Barat yang diduduki, serangan dan pembunuhan terus berlangsung, yang telah merenggut nyawa 95 orang sejak 7 Oktober, dengan kejadian terakhir adalah pembunuhan dua pemuda di kamp pengungsi Jalazone. Selain itu, kebijakan penangkapan oleh Israel juga telah menimpa ratusan orang di Tepi Barat.

Baca Juga: Deretan Produk Israel Yang Diboikot Dunia Beserta Alasannya

Dalam pernyataannya, juru bicara resmi Presiden Abbas, Nabil Abu Rudeineh, menekankan perlunya menghentikan agresi segera sambil menolak keras rencana apapun yang akan menggusur warga Palestina dari rumah mereka di Gaza, Tepi Barat, dan Jerusalem. Beliau menyatakan bahwa masalah utama dari apa yang terjadi saat ini adalah ketiadaan horison politik dan kegagalan dalam pelaksanaan resolusi-resolusi legitimasi internasional dan Arab Palestina, yang menjadi alasan utama ledakan besar yang kita saksikan saat ini.

Nabil Abu Rudeineh juga menggarisbawahi pentingnya menemukan horison politik yang mampu mencegah ledakan lebih besar di seluruh wilayah tersebut dan menyoroti provokasi-provokasi Israel di Yerusalem, masuknya para pemukim ke dalam Masjid Al-Aqsa, dan ketiadaan peran Amerika dalam menekan Israel untuk mematuhi kesepakatan dan hukum internasional.***

Editor: Nadya Kinasih

Sumber: WAFA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah