Network
GALAMEDIANEWS - Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Singaperbangsa Karawang (BEM Unsika) sebut politik di Indonesia semakin kotor dengan majunya Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden (Cawapres).
BEM kampus asal Karawang ini mengungkapkan kekecewaannya terhadap Gibran yang resmi mendaftar sebagai cawapres dampingi Prabowo Subianto. Hal ini memperlihatkan politik Indonesia semakin kotor apalagi bila melihat putusan mahkamah konstitusi (MK).
“Kecewa, karena politik di Indonesia semakin kotor. Semakin terlihat bahwa gugatan kepada MK dan Putusan MK terkait batasan usia capres dan cawapres adalah titipan untuk melancarkan jalan Gibran sebagai cawapres,” ucap Reynaldi Presiden BEM Unsika.
Reynaldi menilai Gibran sebenarnya bisa dijadikan sebagai sosok pemimpin muda, namun ia menyayangkan upaya-upaya yang dilakukan untuk menjadikan Gibran sebagai cawapres yang dianggap terlalu dipaksakan.
Baca Juga: Prabowo-Gibran Resmi Mendaftar ke KPU Sebagai Capres Cawapres di Hari Terakhir
“Gibran sepertinya bisa dianggap menjadi wakil anak muda, tetapi cara dia menjadi cawapres menurut saya salah. Terkadang, hal-hal yang dipaksakan itu hasilnya tidak maksimal,” ucap Presiden BEM kampus asal Karawang.
Ia berpandangan seharusnya Gibran patuh terhadap aturan pemilu dan tidak menghalalkan segala cara. Reynaldi bahkan mencontohkan bagaimana proses menjadi presiden mahasiswa.
“Menjadi presiden mahasiswa saja dituntut pernah mengikuti organisasi intra kampus selama satu periode, apalagi presiden,” ucap Reynaldi.
Pendaftaran Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka
Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka secara resmi mendaftarkan diri sebagai Capres - Cawapres ke Komisi Pemilihan Umum (KPU), di hari terakhir pendaftaran pada 25 September 2023.
Keduanya untuk pertama kalinya tampil di depan publik di kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara No.4 Jakarta Selatan. Prabowo-Gibran kemudian bersama-sama mendaftarkan ke KPU.
Prabowo-Gibran tiba di Kantor KPU pukul 11.20 WIB didampingi para ketua umum partai, yaitu Airlangga Hartarto, Agus Harimurti Yudhoyono, Zulkifli Hasan, Yusril Ihza Mahendra, Anis Matta, Ahmad Ridha Sabana Agus Jabo Priyono, dan Kaesang Pangarep.***
