Berikut Sejarah Lengkap Munculnya Negara Israel, Genosida, dan Pembersihan Etnis di Tanah Palestina

- 5 November 2023, 09:32 WIB
Seorang warga Palestina menunggangi kudanya sambil memegang bendera Palestina saat ia melewati sinagoga di bekas pemukiman Neve Dekalim di Jalur Gaza selatan, September 2005, momen bersejarah. Berikut Sejarah Lengkap Munculnya Negara Israel, Genosida, dan Pembersihan Etnis di Tanah Palestina
Seorang warga Palestina menunggangi kudanya sambil memegang bendera Palestina saat ia melewati sinagoga di bekas pemukiman Neve Dekalim di Jalur Gaza selatan, September 2005, momen bersejarah. Berikut Sejarah Lengkap Munculnya Negara Israel, Genosida, dan Pembersihan Etnis di Tanah Palestina /REUTERS/Ahmed Jadallah/

Tahun-Tahun Kesepakatan Oslo dan Otoritas Palestina

Intifada pertama berakhir dengan penandatanganan Kesepakatan Oslo pada tahun 1993 dan pembentukan Otoritas Palestina (OP). OP diberi hak otonomi terbatas di sebagian wilayah Tepi Barat yang diduduki dan Jalur Gaza. PLO mengakui Israel berdasarkan solusi dua negara dan menandatangani perjanjian yang memberikan Israel kendali atas 60 persen Tepi Barat, beserta sumber daya lahan dan air yang signifikan.

OP seharusnya membuka jalan bagi pendirian negara Palestina yang independen di Tepi Barat dan Jalur Gaza, dengan ibu kota di Yerusalem Timur, tetapi visi ini belum terwujud. Para kritik melihat OP sebagai entitas yang korup yang berkolaborasi erat dengan militer Israel, menindas oposisi dan aktivisme politik yang menentang Israel.

Pada tahun 1995, Israel membangun pagar listrik dan tembok beton di sekitar Jalur Gaza, memutuskan hubungan antara wilayah Palestina yang terbagi.

Intifada Kedua (2000): Kerusuhan dan Harapan yang Tidak Tercapai

Intifada Palestina kedua dimulai pada 28 September 2000, setelah Ariel Sharon, saat itu pemimpin oposisi, melakukan kunjungan provokatif ke kompleks Masjid Al-Aqsa dengan ribuan pasukan keamanan Israel yang ditempatkan di sekitar Kota Tua Yerusalem. Bentrokan antara demonstran Palestina dan pasukan Israel menyebabkan kematian lima warga Palestina dan luka-luka 200 orang selama dua hari, memicu pemberontakan bersenjata yang meluas.

Selama Intifada kedua, Israel menyebabkan kerusakan luar biasa pada ekonomi dan infrastruktur Palestina, merebut kembali wilayah yang diperintah oleh Otoritas Palestina. Mereka juga memulai pembangunan tembok pemisah dan meningkatkan pembangunan pemukiman, yang efektif menghancurkan mata pencaharian dan komunitas Palestina.

Pemukiman Ilegal Israel: Masalah Kontroversial (Berlanjut)

Pemukiman Israel di Tepi Barat dan Yerusalem Timur tetap menjadi isu yang kontroversial. Meskipun ilegal menurut hukum internasional, ratusan ribu pemukim Yahudi telah pindah ke koloni yang didirikan di tanah Palestina. Pembangunan jalan dan infrastruktur khusus untuk pemukim telah membelah Tepi Barat yang diduduki, memaksa kota-kota dan desa Palestina menjadi enklaf terisolasi, menyerupai bantustan yang rezim apartheid mantan Afrika Selatan buat.

Pada saat penandatanganan Kesepakatan Oslo, ada sedikit lebih dari 110.000 pemukim Yahudi yang tinggal di Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur. Hari ini, jumlah itu telah meningkat menjadi lebih dari 700.000 pemukim yang tinggal di lebih dari 100.000 hektar tanah yang disita dari Palestina.

Pemisahan Palestina dan Blokade Gaza

Setelah kematian pemimpin PLO Yasser Arafat pada tahun 2004 dan berakhirnya Intifada kedua, Israel membongkar pemukimannya di Jalur Gaza, menarik 9.000 pemukim dan prajuritnya. Palestina mengadakan pemilihan umum pertamanya, di mana Hamas muncul sebagai pemenang mayoritas.

Namun, pecah perang saudara antara Fatah dan Hamas, yang mengakibatkan kematian ratusan warga Palestina. Akhirnya, Hamas mengambil alih Jalur Gaza, sementara Fatah menguasai kembali sebagian Tepi Barat.

Pada Juni 2007, Israel memberlakukan blokade darat, udara, dan laut di Jalur Gaza, dengan alasan keterlibatan Hamas dalam "terorisme."

Halaman:

Editor: Tatang Rasyid

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah