Taktik Perang Gerilya Hamas Menipu Israel Ambil Pelajaran dari Perang Asimetris Rusia-Ukraina

- 6 November 2023, 22:01 WIB
Pejuang Hamas Palestina mengambil bagian dalam unjuk rasa memperingati 31 tahun berdirinya Hamas, Resistensi lawan Israel di Kota Jalur Gaza 16 Desember 2018.
Pejuang Hamas Palestina mengambil bagian dalam unjuk rasa memperingati 31 tahun berdirinya Hamas, Resistensi lawan Israel di Kota Jalur Gaza 16 Desember 2018. /REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa/

GALAMEDIANEWS - Hamas, organisasi politik dan militer Palestina yang baru-baru ini menjadi berita utama dengan klaimnya berhasil menargetkan kendaraan dan tank Israel dengan sayap militernya, Brigade Al-Qassam. Peristiwa-peristiwa ini membuka wawasan tentang perang asimetris dan strategi yang digunakan oleh Hamas.

Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi perkembangan terbaru dalam konflik antara Hamas dan Israel dan mendalami taktik yang digunakan oleh Brigade Al-Qassam.

Pada tanggal 6 November 2023, Brigade Al-Qassam mengumumkan penghancuran empat kendaraan Israel di pinggiran Kamp Pantai dan lingkungan Sheikh Radwan, dengan menggunakan peluru "Al-Yassin 105".

Mereka juga mengklaim telah menghancurkan sebuah tank Israel yang telah menembus ke selatan Tal al-Hawa dengan jenis peluru yang sama. Tindakan ini memperlihatkan upaya berkelanjutan kelompok tersebut untuk menantang militer Israel.

Taktik Gerilya Deseptif Hamas


Menurut laporan, Hamas telah berlatih dalam persiapan untuk serangan-serangannya. Selama satu setengah tahun terakhir, organisasi ini telah bekerja keras untuk membangun kemampuan militernya sambil menyembunyikan tindakan-tindakannya dari mata publik.

Latihan-latihan yang dilakukan oleh Brigade Al-Qassam dibungkus dalam kerahasiaan dan pengalihan. Video-video yang dirilis oleh kelompok tersebut dengan sengaja menunjukkan kurangnya profesionalisme di antara pejuang-pejuangnya, bertujuan untuk menipu pengamat.

Baca Juga: Sejarah Hubungan Iran vs Israel: dari Asalnya Berteman sampai Jadi Musuh

Pejabat intelijen mencatat bahwa Brigade Al-Qassam telah melakukan latihan-latihan dengan amunisi hidup dan jumlah senjata yang signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa Hamas telah mengumpulkan stok senjata yang besar di Jalur Gaza.

Kemampuan kelompok tersebut untuk melakukan latihan-latihan dengan amunisi hidup dan senjata berat menunjukkan komitmennya terhadap kesiapan militer.

Apa itu Perang Asimetris ?


 
Perang Asimetris, seringkali ditandai oleh konflik antara pihak yang sangat berbeda kekuatannya, telah menjadi subjek yang semakin menarik dalam beberapa tahun terakhir. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi dinamika modern perang asimetris, mengambil pelajaran dari konflik-konflik yang sedang berlangsung di Gaza dan perang di Ukraina.
Perang Asimetris di Gaza


Konflik yang sedang berlangsung di Gaza antara tentara Israel dan Hamas merupakan contoh nyata perang asimetris modern. Istilah "perang asimetris" menunjukkan konflik di mana salah satu pihak jauh lebih lemah daripada pihak lain, yang mengarah pada taktik dan strategi yang tidak konvensional.

Menggambar paralel dengan perang di Ukraina, di mana pasukan Ukraina menghadapi agresi Rusia, kita melihat pola yang serupa. Ketika Ukraina memperoleh kemerdekaan pada tahun 1991, mereka mewarisi militer bergaya Soviet yang ketinggalan zaman. Namun, pimpinan menyadari bahwa untuk menghadapi agresi Rusia, mereka perlu memodernisasi taktik dan strategi mereka.

Untuk beradaptasi dengan cepat dan efektif, tentara Ukraina mendorong inisiatif taktis dan kemandirian di antara unit-unit kecilnya. Unit-unit berukuran batalyon atau lebih kecil ini mulai menggunakan drone komersial kecil untuk rekognisi dan adaptasi taktis. Inovasi ini memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih cepat di medan perang.

Penggunaan drone komersial kecil dan murah yang dilengkapi bom kecil menjadi penentu permainan. Drone ini dapat menargetkan infanteri musuh, artileri, dan bahkan kendaraan lapis baja, memanfaatkan kerentanan pada pelindung lapisan atas kendaraan tersebut.

Untuk mengatasi ancaman asimetris seperti itu, ada dua metode utama: sistem perlindungan aktif dan perlindungan pasif. Sistem perlindungan aktif mencakup gangguan frekuensi yang digunakan oleh drone musuh, sementara perlindungan pasif melibatkan penambahan "atap" pelindung pada kendaraan lapis baja, mencegah bom drone mencapai target mereka.

Baca Juga: Iran Minta Gencatan Senjata di Jalur Gaza Sementara AS Mengirim Kapal Selam Nuklir ke Timur Tengah

Ketika tentara Israel memasuki Gaza, mereka menghadapi tantangan serupa dalam beradaptasi dengan sifat perang yang berubah. Pendekatan birokrasi yang lambat untuk mengimplementasikan perubahan mirip dengan lawan-lawan mereka di Ukraina. Meskipun beberapa tank Israel telah dilengkapi dengan "atap" pelindung, masih ada ruang untuk implementasi lebih lanjut.***

 

Editor: Feby Syarifah

Sumber: Al Jazeera paltimeps.ps


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah