Berteknologi Tinggi, China Diam-diam Bangun Kota Anti-pandemi dan Tahan Covid-19

- 11 September 2020, 14:16 WIB
galamedianews.com
galamedianews.com /galamedianews.com

GALAMEDIA - China saat ini tengah membangun kota pintar anti-corona dengan lingkungan mandiri yang dirancang untuk membuat hidup warga lebih mudah jika terjadi wabah pandemi.

Tempat tinggal tahan-Covid-19 ini bagian dari cetak biru area baru Xiong'an, kota besar dekat Beijing. Fasilitas berteknologi tinggi di dalamnya seperti rumah kaca bersama akan memungkinkan penghuni hidup lebih nyaman jika terjadi lockdown.

Dikutip Galamedia dari DailyMail, Jumat (11 September 2020) kompleks baru di provinsi Hebei itu terdiri atas blok apartemen kayu, lahan pertanian di rooftoop, dan beragam fasilitas dengan energi terbarukan.

Ada juga teras ramah drone dan ruang yang cukup untuk memenuhi kebutuhan penghuni ketika bekerja dari rumah. Arsitek asal Barcelona, Vicente  Guallart terpilih untuk merancang komunitas di Xiong'an.

Presiden China Xi Jinping menyebut Xiong'an standar baru kota di era pasca-Covid yang dapat diterapkan di tempat lain. Di sini warga dapat menghasilkan sumber daya secara lokal dan memiliki semua fasilitas yang diperlukan bahkan di saat lockdown.

"Kita tidak bisa lagi mendesain kota dan bangunan seolah-olah tidak ada pandemi," ujar Guallart. “Aku memberikan solusi atas berbagai krisis yang sedang terjadi guna menciptakan kehidupan perkotaan baru yang berbasis pada  sirkular bioekonomi,” lanjutnya.

Dalam sistem ekonomi sirkular, sumber daya disimpan untuk digunakan selama mungkin. Ketika kota-kota di seluruh dunia memberlakukan lockdown demi  menahan sebaran virus corona, berbagai negara meluncurkan langkah untuk meningkatkan keamanan pangan dan mobilitas.

Ini di antaranya dilakukan Amsterdam dan Sydney dengan membuka lebih banyak ruang hijau, jalur sepeda, dan teknologi baru.

Di China, raksasa teknologi Tencent mengumumkan rencana untuk kota pintar serupa. Di sini teknologi yang digunakan dipilih untuk mengutamakan kepentingan manusia dan lingkungan, model yang dikatakan sangat relevan setelah virus corona.

“Proposal kami bermula dari kebutuhan memberikan solusi atas berbagai krisis yang sedang terjadi untuk kehidupan perkotaan baru yang berbasis pada siklus bio-ekonomi,” ujar sang pendiri.

Presiden Xi mengumumkan rencana ini sejak 2017 dengan menjadikan  Xiong'an, sekitar 130 km dari Beijing sebagai zona inovasi perkotaan dengan luas 2.000 km.

Kompetisi untuk desain proyek Xiong'an ini dimenangkan Guallart Architects. "Kami ingin membuat manifesto dari hal-hal yang kami anggap penting selama lockdown dan di masa depan," kata Guallart, mantan kepala arsitek kota Barcelona kepada Thomson Reuters Foundation.

“Jika rumah memungkinkan untuk tele-work dan tele-education, memiliki ruang fleksibel, dan  dapat menanam bahan makanan di atap atau mencetak barang  yang dibutuhkan dengan printer 3D di lingkungan sendiri, kita akan lebih siap menghadapi krisis di masa depan.”

Epidemi di masa lalu juga memicu perubahan signifikan dalam perencanaan kota dan infrastruktur perkotaan, mulai dari sistem pembuangan limbah dan angkutan umum hingga peraturan perumahan.

Baca Juga: Mau Belanja? Warga Bandung Kini Tinggal Buka Aplikasi Ini

“Kali ini ketakutan akan penularan juga dapat menciptakan kantong-kantong  elit  yang mandiri,” ujar Tony Matthews, dosen senior perencanaan kota dan lingkungan di Universitas Griffith Australia.

Bagi Guallart, Covid-19 menjadi kesempatan untuk mempromosikan format perkotaan yang berfokus pada ekologi. “Pandemi saat ini  mempercepat masa proyek depan,” ujarnya.***

Editor: Mia Fahrani

Sumber: Daily Mail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x