Natalie Boucly, penjabat wakil komisaris jenderal badan pengungsi Palestina PBB, mengatakan kepada Majelis Umum, tidak ada tempat aman di Gazadi tengah serangan Israel yang terus berlanjut di kantung pesisir itu.
"Otoritas Israel meminta orang-orang untuk pindah ke selatan. Namun, tidak ada bagian di Jalur Gaza yang tidak dibom," sebut pejabat senior UNRWA itu.
"Peningkatan militer di selatan dalam beberapa hari terakhir melanggar jaminan yang diterima orang-orang bahwa pindah ke selatan akan menjadi aman."
Kepala Staf Umum Israel Herzi Halevi mengatakan, setelah “hampir membongkar sistem militer” Hamas di Gaza utara, militer Israel kini akan berupaya menargetkan “wilayah lebih luas.”
Militer Israel menyebarkan selebaran di beberapa kawasan di Kota Khan Younis, Gaza selatan, meminta warga meninggalkan rumah-rumah mereka. Radio militer lebih lanjut menyatakan bahwa ini adalah langkah penting yang mengindikasikan perluasan yang diperkirakan tentang operasi militer Israel menuju selatan Jalur Gaza.
Baca Juga: Program English For Ulama, Empat Ulama Jabar Berdakwah di Inggris
Lebih dari 1,5 juta penduduk Gaza telah meninggalkan rumah-rumah mereka, banyak dari mereka mengungsi ke selatan, menurut data PBB. Ratusan ribu tetap tinggal di utara dimana pertempuran hebat masih berlanjut, dan dimana hanya satu dari 24 rumah sakit di wilayah itu yang beroperasi yaitu Al-Ahli.
Sejak Israel mulai membombardir Gaza setelah serangan lintas batas Hamas pada 7 Oktober, setidaknya 11.500 warga Palestina telah terbunuh, termasuk lebih dari 7.800 wanita dan anak-anak, dan lebih dari 29.200 lainnya terluka, menurut Kementerian Kesehatan wilayah tersebut.
"Namun angka tersebut kemungkinan lebih tinggi mengingat faktanya banyak jenazah yang terkubur di bawah reruntuhan perlu waktu untuk ditemukan," ujar Martin Griffith, koordinator urusan kemanusiaan PBB.