Punjul berharap, ruang edukasi ini meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap aktivitas di ruang pesisir sehingga meminimalkan dampak emisi dan banjir rob.
“Masyarakat juga bisa adaptif terhadap perubahan iklim yang terjadi saat ini. Untuk reforestasi mangrove dan model pemberdayaan ini sangat penting dilakukan untuk meningkatkan kesadaran dalam pengelolaan aktivitas di pesisir Pantai tersebut,” tambahnya.
Di Desa Mayangan, Kabupaten Subang, terjadi pengurangan luasan mangrove yang cukup signifikan dari tahun ke tahunnya sejak tahun 1999.
Baca Juga: Gigi Bungsu Kerap Jadi Masalah, Lalu Apa Fungsinya Bagi Manusia?
Hal itu meningkatkan risiko bencana pesisir berupa banjir rob dan abrasi. Selain itu, terjadi juga penurunan kualitas air laut.
Sehingga, lanjut Punjul, implementasi Kawasan lindung hutan mangrove dan terumbu karang merupakan hal krusial. Sejak dua tahun total sudah 3.096 meter persegi yang sudah dilakukan penanaman kembali dengan bibit mangrove melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).
"Seribu bibit mangrove MUJ sudah tanam, sedangkan anak Perusahaan kami MUJ ONWJ yang strategis mengelola PI di Wilayah Kerjanya sudah melakukan penanaman kembali sebanyak 6.000 bibit,” pungkasnya.***