ISRAEL TERUS HUJANI BOM, Warga Gaza Tolak Pindah ke Sinai: Lebih Memilih Kembali ker Rumah Walau Dihadang Tank

- 16 Desember 2023, 16:46 WIB
Seorang anak laki-laki Palestina melihat ketika orang-orang berkumpul di lokasi serangan Israel di sebuah rumah, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Rafah di selatan Jalur Gaza, 15 Desember 2023. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
Seorang anak laki-laki Palestina melihat ketika orang-orang berkumpul di lokasi serangan Israel di sebuah rumah, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Rafah di selatan Jalur Gaza, 15 Desember 2023. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa /

Baca Juga: Israel Bantah Dorong Warga Gaza Mengungsi ke Mesir

Perang antara Israel dan Hamas, sebuah kelompok yang didukung Iran, adalah pertempuran paling mematikan yang pernah terjadi di Gaza. Serangan Israel telah menewaskan sekitar 19.000 orang, kebanyakan dari mereka wanita dan anak-anak, kata para pejabat Palestina.

Warga Palestina dan pejabat di negara-negara Arab tetangga sama-sama gugup dengan prospek pemindahan massal warga Gaza dalam jangka panjang.

Arus masuk massal ke Mesir saat ini tidak mungkin.

Keluarnya penduduk Gaza lambat dengan penyeberangan perbatasan yang tersendat berjuang untuk mengatasi masuknya bahkan truk bantuan, yang menurut PBB hampir tidak cukup untuk mengatasi populasi yang kekurangan pasokan medis selama berminggu-minggu dan mulai kelaparan.

Kekerasan terus membunuh orang-orang di selatan Jalur Gaza.

Di Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, seorang ayah berduka atas dua putranya, berusia 17 dan 18 tahun, yang katanya tewas dalam penembakan Israel kemarin. Ayah yang menangis mengikuti tubuh mereka sampai mereka dibungkus kain kafan dan dikirim ke kamar mayat.

"Mereka berdiri di luar pintu rumah ketika sebuah peluru menghantam rumah tetangga, mereka pergi untuk membantu dan peluru kedua mengenai mereka," kata sang ayah, Majdi Shurrab.

Shurrab mengatakan mayat-mayat itu ditinggalkan di tanah karena sulit bagi ambulans untuk menjangkau mereka untuk membawa mereka ke rumah sakit. Kehancuran akibat serangan udara telah membuat perjalanan di sepanjang jalan menjadi sulit dan ada kekurangan bahan bakar yang parah di Gaza.

Petugas penyelamat harus membawa putra-putra Shurrab ke rumah sakit dengan gerobak yang ditarik keledai.***

Halaman:

Editor: Dicky Aditya

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah