Network
GALAMEDIANEWS – Masjid pada umumnya berfungsi sebagai lokasi untuk salat, bahkan masjid tidak hanya menjadikan masjid sebagai sarana ibadah ritual seperti salat dan membaca Al-quran, tetapi juga memakmurkannya dengan kegiatan-kegiatan berupa dakwah, pendidikan, ataupun kegiatan sosial seperti pembagian zakat, qurban, pernikahan, acara diskusi, ataupun lainnya.
Kehadiran masjid sangatlah penting dan sangat diperlukan apalagi di dunia kampus. Salah satu kampus yang memiliki masjid dengan aneka aktivitasnya adalah Masjid Salman Institut Teknologi Bandung (ITB).
Masjid ini menempati lokasi di Jalan Ganesha No. 7, Kota Bandung. Berdiri sejak tahun 1972. Pada awal pembangunannya sempat mendapatkan perlawanan dari rektor ITB Prof. Ir. Otong Kosasih untuk tidak dibangun masjid di dalam kampus. Penolakan ini terjadi dengan alasan karena jika dibangun di dlam kampus maka bisa saja orang-orang PKI meminta hal yang sama dengan meminta membangun lapangan merah.
Baca Juga: Tembus Peringkat Nasional, 6 SMA terbaik di Kabupaten Semarang Menjadi Sekolah Referensi PPDB 2024
Masjid Salman saat ini menjadi salah satu masjid kampus yang dikenal dengan segala macam kegiatannya. Bahkan masjid ini menjadi pelopor dan yang pertama di Indonesia untuk keberadaannya di kampus.
Di bandung sendiri menjadi inspirasi untuk pembukaan masjid kampus yang ada di Kota Bandung seperti di Universitas Padjadjaran (Unpad), Universitas Islam Bandung (Unisba), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dan kampus-kampus lainnya.
Masa-masa tahun 60-an, mahasiswa-mahasiswa muslim yang kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk melakukan Shalat Jumat harus bersusah payah berjalan kaki dari ITB ke Masjid Cihampelas, sehingga adanya rencana pembangunan masjid di kampus menjadi angin segar untuk mereka yang ingin melakukan ibadah dengan baik.
Baca Juga: Berikut Penjelasan dan Amalan Pada Malam Nisfu Syaban
Tokoh-tokoh yang ada di balik layar dalam pembangunan Masjid Salman ini adalah Prof. TM. Soelaiman, Achmad Noeman, Achmad Sadali, dan Ajat Sudrajat, walaupun sempat ditentang akhirnya mendapatkan restu dari Presiden RI Ir. Soekarno dan Rektor ITB terdorong juga untuk mengizinkan keberadaan pembangunan masjid ini.
Nama Salman sendiri merupakan usulan langsung dari Bung Karno. Dialah nama sahabat yang menggali parit pada saat Perang Khandaq. Nama Masjid Salman dipakai sampai saat ini.
Dukungan non muslim dan warga Belanda berdatangan untuk dibangunnya masjid di kampus ITB. Panitia perintis masjid menggalang dukungan kepada siapa pun yang mereka anggap mampu untuk mewujudkannya.
Baca Juga: Jadwal Malam Nisfu Syaban 2024, Berikut Bacaan Niat Puasa dan Amalan Sunnah yang Bisa Dilakukan
Seorang dosen Planologi beragama Kristen, Drs. Woworuntu menyatakan dukungannya, bahkan Prof. Roemond, seorang Belanda yang menjadi ketua Jurusan Arsitektur mendukung pembangunan masjid ini.
Tepat pada 5 Mei 1972, Masjid Salman ITB pertama kalinya dapat digunakan untuk Salat Jumat.
Keberadaan dari Masjid Salman ITB sangatlah strategis, terletak di tengah Kota Bandung dan menjadi barometer kegiatan masjid kampus di Bandung pada khususnya dan Indonesia pada umumnya.
Baca Juga: Teori Konspirasi Makhluk Paling Mematikan di Dunia, Mengintai di Danau Tercemar
Setelah 50 tahun lebih sejak dipakai shalat Jum'at pertama, saat ini Masjid Salman ITB berkembang pesat sehingga fungsinya tidak sebatas tempat salat.
Ada banyak bagian atau bidang di Masjid Salman ITB yang masing-masing memiliki garapan tersendiri.
Bidang itu antara lain Bidang Mahasiswa, Kaderisasi, dan Alumni, Bidang Dakwah, Bidang Pengkajian dan Penerbitan, Lembaga Pengembangan Pendidikan, Pusat Halal, Bidang Sumber Daya, Badan Wakaf Salman, Rumah Amal Salman, KBIH dan Salman Media.
Baca Juga: BACAAN DOA NISFU SYABAN dalam Bahasa Arab, Latin dan Terjemahan Bahasa Indonesia
Setiap hari selalu ada kegiatan yang bersifat positif di Masjid Salman. Semua orang bisa masuk ke masjid ini dan menggunakan sebaik mungkin fasilitas yang dimiliki, baik untuk kegiatan keagamaan maupun kegiatan lainnya. ***
