inginkan 2.500 Anak, Pria Asal Vermont Rela Keliling Dunia Sumbangkan Sperma

- 9 Oktober 2020, 10:42 WIB
galamedianews.com
galamedianews.com /galamedianews.com

GALAMEDIA - Seorang pria asal Vermont, Amerika Serikat memiliki hobi yang sepertinya sulit disamai. Pria yang menolak mengungkap nama asli selain Joe ini “sangat hobi” mendonorkan sperma.

Sampai saat ini ada tak kurang dari 150 anak yang lahir di berbagai negara berkat sperma yang didonorkannya, baik secara langsung melalui hubungan seks maupun inseminasi.

Dan pandemi Covid-19 sama sekali tak menghentikan hobi Joe. Dikutip Galamedia dari DailyMail beberapa waktu lalu, Joe sukses menjadi ayah dari enam bayi selama masa lockdown. Saat ini lima wanita tengah mengandung anak-anaknya.  


Untuk tahun ini pria berusia 49 tahun tersebut menargetkan untuk “menghamili” 10 wanita. Dikenal sebagai donor produktif, Joe menawarkan hubungan seksual dan inseminasi buatan untuk spermanya.

Dia mengklaim 50 persen dari anak-anaknya hasil dari hubungan seks. Tapi ia menegaskan dirinya sama sekali tidak mengambil keuntungan. Bahkan terkadang Joe membayar sendiri biaya perjalanan untuk bertemu “klien”.

Baca Juga: Kabar Duka: Anggota Fraksi Partai Gerindra DPR RI Meninggal Dunia Terinfeksi Covid-19

Selama pandemi Joe menghabiskan sebagian besar waktunya di Argentina. Ia  terjebak di sana saat menyumbangkan sperma. Tapi kini Joe tengah berada di London untuk bertemu lima calon ibu dari anak-anaknya.

Berkat Facebook dan rekomendasi dari para perempuan yang sudah bertemua dengannya, Joe mengaku dibuat sibuk sejak Maret. Ia mengatakan  para wanita Inggris yang membutuhkan spermanya  bisa menghubunginya.

Joe yang tak memiliki perjanjian untuk menutup pintu komunikasi dengan anak-anaknya mengakui misinya adalah menghamili sebanyak mungkin wanita  dengan 2.500 anak sebagai target jangka panjang.

“Aku punya sekitar 150 anak di seluruh dunia dan ada lima wanita yang hamil dengan anak-anakku saat ini, salah satunya sudah lahir. Corona tidak membuatku terhalangi,” ujarnya.

Salah satu yang disukai Joe adalah fakta bahwa tak sedikit dari anak-anaknya yang memiliki paras mirip dengannya.

“Aku tidak memperoleh keuntungan finansial dari sumbangan sperma ini. Aku happy bisa membantu. Aku punya beberapa bisnis online jadi aku selalu bisa dihubungi untuk ovulasi.”

Baca Juga: 3 Kepala Daerah Ajukan Penghapusan UU Cipta Kerja, Hidayat Nur Wahid: Perppu Jadi Solusi


Perjalanan terakhirnya sebelum terbang ke London yaitu Argentina di mana ia  memberikan sperma pada sejumlah perempuan yang menghubunginya secara online.

“Aku terjebak di sana sampai penerbangan internasional kembali dibuka beberapa minggu lalu. Aku akan berada di Inggris selama beberapa minggu dan kuharap aku dapat membantu sebanyak mungkin perempuan untuk hamil."

Joe yang mengklaim apa yang dilakukannya ini tidak melanggar regulasi mengakui kemungkinan anak-anaknya menghubungi ayah mereka di masa depan. selama ini anak dari pendonor sperma tak bisa menghubungi ayah biologisnya.

Meski demikian Joe yang kerap menyumbang sperma dengan anonim tidak mempermasalahkannya. Joe melakukan hobinya secara personal. Donasi sperma legal dilakukan melalui klinik terdaftar. Klinik akan melindungi anonimitas klien.

Joe sejauh ini telah melakukan donasi ke seluruh negara bagian Amerika, Argentina, Italia, Singapura, Filipina, dan Inggris.

Baca Juga: Diulang Hingga Dua Kali, Mahfud MD Ancam Seret Penunggang Demo UU Cipta Kerja ke Proses Hukum

“Aku punya bayi di seluruh dunia dan meskipun orang selalu khawatir dengan kemungkinan inses, tapi itu tidak pernah terjadi. Aku akan menyumbangkan sperma selama organ reproduksiku berfungsi, sampai usia 90-an,” tegasnya.

Joe mulai menyumbangkan sperma tahun 2008 dan sejak itu setiap tahun  sepuluh kali ia menjadi ayah baru. “Aku tidak akan menjadi ayah lebih dari 2.500 anak tapi secara teknis itu memang tidak mungkin kecuali aku hidup sampai usia 250 tahun.”

Baca Juga: Ini Naskah Khutbah Jumat Kendalikan Diri di Tengah Banjir Informasi

Joe menambahkan, dirinya menawarkan dua opsi untuk donasi yang diberikannya. Meski menurutnya cara alami dengan hubungan intim memiliki tingkat keberhasilan lebih tinggi, Joe memahami tak semua merasa nyaman.

“Beberapa klienku lesbian dan tidak ingin berhubungan seks, sementara yang lain telah menikah tetapi suami mereka tidak subur,” katanya.

Joe kembali menegaskan tak ada biaya sepeser pun untuk sperma darinya. “Aku hanya ingin membantu membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik.”

Sebagai bukti, Joe tak selalu menerima tawaran bantuan finansial dari wanita yang menghubunginya. Baginya mengetahui mereka bahagia memiliki buah hati sudah membuatnya happy.


“Aku selalu bahagia saat tahu anakku lahir,” katanya. Untuk aspek keamanan Joe pun tidak main-main. “Aku melakukan pemeriksaan kesehatan tahunan menyeluruh untuk memastikan diriku tak akan menularkan apa pun,” katanya.

Hingga saat ini tak ada satu pun keluhan terkait kesehatannya. Joe berharap bisa segera kembali ke Vermont dari Inggris. Tapi pada dasarnya ia selalu a senang bisa bepergian ke mana pun di dunia untuk menyumbangkan sperma.

Baca Juga: MotoGP Prancis Digelar Akhir Pekan Ini, Berikut Jadwal Latihan Bebas Jumat 9 Oktober 2020

“Aku  biasa dihubungi oleh wanita di seluruh dunia melalui Facebook atau e-mail. Aku tidak keberatan bepergian karena bisnis online-ku memungkinkanku   untuk  bekerja di mana saja.”

Joe berharap pelonggaran lockdown bisa segera diterapkan di berbagai negara agar dirinya bisa lebih mudah menjadi ayah.***

Editor: Mia Fahrani

Sumber: Daily Mail


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x