Demo Dekat Istana Mulai Ricuh, Polisi: Bubar Kalian, Kalau Enggak Bubar Saya Tembak

- 13 Oktober 2020, 16:36 WIB
Demonstrasi yang bertajuk 1310 menolak UU Cipta Kerja atau Omnibus Law di Bundaran HI
Demonstrasi yang bertajuk 1310 menolak UU Cipta Kerja atau Omnibus Law di Bundaran HI /Foto: Antara/Aditya Pradana Putra//

GALAMEDIA - Massa pengunjuk rasa Aksi 1310 menolak Omnibus Law Cipta Kerja di Patung Kuda, Jakarta Pusat, akhirnya menjebol kawat berduri yang dipasang aparat kepolisian di Jalan Medan Merdeka Barat, Selasa 13 Oktober 2020.

Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 16.00 WIB. Mereka terus melempari aparat dengan botol minuman dan molotov. Namun, aparat tidak bergerak dari barikade yang dibuat.

"Bubar kalian, kalau enggak bubar saya tembak. Mundur semuanya," kata salah seorang aparat kepolisian dari mobil pengeras suara.

Baca Juga: Ormas Islam Demo di Dekat Istana, Denny Siregar Singgung Soal DP Rumah Rp500 Juta

Sementara itu, Kapolres Jakarta Pusat Kombes Pol Heru Novianto mengintruksikan pasukan Brimob Polri untuk menggantikan pasukan Sabhara. Terpantau empat mobil Brimob bersiaga.

"Untuk Brimob maju gantikan Sabhara," kata Heru lewat pengeras suara.

Massa aksi dari FPI, PA 212, dan GNPF itu terus melempar botol air mineral ke arah polisi. Selain itu, batu hingga botol beling juga dilempar ke arah barikade polisi.

Aparat lantas membalas lemparan batu hingga pecahan kaca itu dengan tembakan gas air mata beberapa kali. Asap putih gas air mata pun memenuhi kawasan Patung Kuda.

Sebagian massa kocar-kacir, tetapi masih ada yang bertahan. Polisi juga masih tetap berdiri dalam barikade. Tiga mobil water cannon juga masih belum digunakan untuk memukul mundur massa.

Baca Juga: Petinggi KAMI Diciduk Polisi, Rocky Gerung Rilis Video: UU yang Dibuat Tertutup Rencanakan Kejahatan

Aksi tersebut mulai ricuh sekitar pukul 15.30 WIB, setelah ada permintaan membubarkan diri dari mobil komando milik Front Pembela Islam (FPI).

Mulanya, orator dari atas mobil komando meminta massa demo 1310 membubarkan diri dengan damai. Mereka hendak mengakhiri demoi dengan selawat.

Tiba-tiba, botol air mineral terlempar dari tengah massa unjuk rasa. Hal itu diikuti oleh peserta lainnya. Arah lemparannya acak.

Tak butuh lama, lautan massa berubah jadi arena pelemparan botol. Arah lemparan botol kemudian semakin terfokus ke utara di Jalan Medan Merdeka Barat dimana barikade kepolisian berada.

Beberapa pelempar botol tampak sebagai remaja usia sekolah yang mengenakan pakaian bebas.

Baca Juga: Ormas Islam Demo di Dekat Istana, Pangdam Bersama Kapolda dan Bareskrim Dekati Kerumuman Massa

Massa FPI berusaha berjaga agar para remaja itu tidak melempari botol yang bisa memicu kericuhan. Sejumlah laskar tampak mencegah aksi lempar-lemparan tersebut.

Selain itu, sejumlah demonstran membakar beberapa petasan asap berwarna merah muda.

Polisi yang berjaga berasal dari satuan Sabhara pun meminta massa untuk segera membubarkan diri.

"Aksinya sudah selesai, adik-adik. Silakan kembali ke rumah masing-masing," ujar polisi mengimbau peserta aksi melalui pengeras suara.

Kapolres Jakarta Pusat Kombes Heru Novianto juga berkali-kali mengeluarkan seruan agar tidak ada tindakan anarkisme. Ia pun meminta bantuan kepada Laskar FPI agar membantu menenangkan situasi.

"Tidak ada yang reaktif. Kami dari kepolisian tidak ada yang bergerak. Itu teman-teman yang di belakang jangan ada yang melempar. Teman-teman FPI tolong dibantu. Kami tidak akan bergerak. Tenang saja," ujar Heru melalui pengeras suara.

Heru menduga mereka yang melempar air mineral untuk memprovokasi agar terjadi tindakan anarkistis.

"Teman-teman kepolisian tetap tenang, ada kelompok tertentu yang memang ingin mengadu. Teman-teman FPI tolong jagain," kata dia.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x