Andai Joe Biden Memenangkan Pemilihan Presiden AS, Ini yang Akan Dialami Indonesia

- 5 November 2020, 11:35 WIB
Joe Biden
Joe Biden /Instagram / joebiden/



GALAMEDIA - Pemilihan presiden Amerika Serikat memang tidak berdampak langsung pada Indonesia. Walaupun kemungkinan pemilu itu memiliki aspek strategis menentukan ekonomi dunia.

Dalam pilpres ini, dua kubu politik yang berbeda bersaing dimana Donald Trump dari Partai Republik cenderung isolasionis, sedangkan Joe Biden dari Partai Demokrat cenderung internasionalis.

Biden berjanji untuk mengatasi sengketa perdagangan dengan China secara multilateral melalui WTO.

Baca Juga: Tanah Tebing Ambruk, Pekerja Proyek Saluran Air Tewas Tertimbun

Selain itu, faktor calon wakil presiden Kamala Harris maka AS kemungkinan kembali memandang secara khusus Asia seperti era Barrack Obama.

Biden bisa lebih menguntungkan Indonesia terutama dalam kaitan Laut China Selatan yang dalam beberapa tahun ini agresif diusik China.

Namun isu hak asasi manusia (HAM) dan keseteraan yang menjadi trademark Demokrat bisa bermasalah bagi Indonesia.

Baca Juga: 5 November: Gunung Merapi Kembali Erupsi Besar, Obama Jadi Presiden AS ke-44

Sedangkan Trump jika kembali ke gedung putih dia akan melanjutkan perang dagang dengan China.

Bea masuk tinggi bagi produk impor akan memberatkan investor asing yang memiliki pabrik di China. Ini membuat mereka terpaksa melirik negara lain.

Jika Trump menang, seperti dilansirkan RINGTIMES BALI "Bersiap, Indonesia Akan Alami Ini Jika Joe Biden Menang Pemilu AS", pasar keuangan domestik Indonesia akan lebih tertekan jika dibandingkan dengan Joe Biden yang menang.

Baca Juga: Lagi, Sejumlah Perusahaan China Berminat Investasi di Indonesia

Trump lebih membiarkan negara lain mengurusi diri sendiri, sebaliknya Biden bakal mengajak serta negara lain dalam menyikapi China.

Sementara itu, data ekspor Indonesia ke Amerika tercatat Indonesia merupakan mitra dagang ke-50.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan September 2020 surplus US$2.44 miliar untuk kelima kalinya tahun ini sejak Mei 2020.

Baca Juga: Demi Apa? Tujuh Alasan untuk Terobsesi dengan TXT

Lima produk ekspor andalan, pakaian, hasil karet, alas kaki, produk elektronik dan furnitur.

Presiden Donald Trump akhirnya memperpanjang fasilitas sistem tarif GSP yang merupakan fasilitas perdagangan pembebasan tarif bea masuk kepada negara-negara berkembang.*** (I GA Putu Yuliani Dewi/Ringtimesbali.com)

 

Editor: Dadang Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah