Angka Kelahiran di Kota Cimahi Cukup Tinggi, Apa yang Akan Dilakukan Ajay?

- 5 November 2020, 16:16 WIB
Anak jalanan di Kota Cimahi mengikuti kegiatan belajar, Minggu, 30 Agustus 2020. (Laksmi Sri Sundari/galamedianews)
Anak jalanan di Kota Cimahi mengikuti kegiatan belajar, Minggu, 30 Agustus 2020. (Laksmi Sri Sundari/galamedianews) /



GALAMEDIA - Angka kelahiran hidup di Kota Cimahi masih cukup tinggi. Tercatat ada 7.669 ibu yang terdata Dinas Kesehatan (Dinkes) yang melahirkan sejak Januari sampai September 2020.

Data tersebut merupakan laporan dari 13 Puskesmas yang ada di Kota Cimahi. Belum termasuk data warga yang melaporkan kelahiran di luar Kota Cimahi, klinik swastan dan fasilitas kesehatan lainnya.

"Cukup tinggi, itupun yang terdata di Puskesmas. Belum yang melahirkan di luar Cimahi, di klinik swasta yang tidak masuk data kita," ungkap Kepala Bidang (Kabid) Bina Kesehatan Masyarakat pada Dinkes Kota Cimahi, Dikke Suseno, Kamis  5 November 2020.

Diakui Dikke, angka kelahiran tersebut seditiknya berpengaruh terhadap kepadatan penduduk di Kota Cimahi. Sebab otomatis mereka terdata langsung sebagai warga yang memiliki identitas di kota ini.

Baca Juga: Senam Untuk Sendi Agar Kuat dan Sehat, Ini Pilihannya Supaya Anda Tetap Aktif dan Produktif

Seperti diketahui, Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat yang dimuat dalam e-book "Provinsi Jawa Barat dalam Angka 2020", Kota Cimahi merupakan daerah dengan kepadatan tertinggi di Indonesia. Setiap kilometer perseginya wilayah Kota Cimahi dihuni 15.643 jiwa.

"Iya pasti sedikitnya jadi faktor penambah kepadatan penduduk di Cimahi," kata Dikke.

Untuk permasalahan angka kelahiran ini, dengan memaksimalkan program Keluarga Berencana (KB) pada Pasangan Usia Subur (PUS). Terutama penggunaan KB jangka panjang.

Kepala Seksi (Kasi) Kesehatan Keluarga dan Gizi pada Dinkes Kota Cimahi, Indah Gilang Indira menambahkan, angka kelahiran bukan faktor penyebab utama kepadatan penduduk. Meskipun sedikitnya menyumbang penambahan penduduk.

Baca Juga: Dua Kepala Polsek di Lingkup Polresta Bandung Diganti

"Kepadatan penduduk dipengaruhi juga angka harapan hidup, dan jumlah perpindahan penduduk. Itu sangat mempengaruhi," jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, Kota Cimahi menjadi salah satu daerah yang memiliki rasio kepadatan penduduk tertinggi di Indonesia. Per satu kilometer persegi, di Cimahi terdapat 15.643 jiwa. Data tersebut berdasarkan rilis BPS Provinsi Jawa Barat yang dimuat dalam e-book "Provinsi Jawa Barat dalam Angka 2020".

Wali Kota Cimahi, Ajay Muhammad Priatna menilai, rasio kepadatan penduduk itu terjadi lantaran wilayah Cimahi yang cukup terbatas, di mana hanya ada tiga kecamatan, yakni Cimahi Utara, Cimahi Tengah, dan Cimahi Selatan. Di sisi lain, daya tarik masyarakat untuk tinggal di Cimahi cukup tinggi. "Cimahi itu kota yang nyaman, jadi magnet orang untuk ditinggali," kata Ajay, Kamis (29/10).

Berdasarkan Data Konsolidasi Bersih (DKB) Semester 1 Tahun 2020 yang dilansir dari laman disdukcapil.cimahikota.go.id, jumlah penduduk Kota Cimahi mencapai 555.966 jiwa.

Baca Juga: Vanessa Angel Divonis 3 Bulan dan Denda Rp 10 Juta

Jumlah penduduk itu tersebar di tiga kecamatan. Penduduk terbanyak berada di Kecamatan Cimahi Selatan yang mencapai 160.525 jiwa. Disusul Kecamatan Cimahi Utara sebanyak 162.018 jiwa, dan Kecamatan Cimahi Tengah yang mencapai Cimahi Tengah 160.525 jiwa.

Dikatakan Ajay, pihaknya bersama Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemkot Cimahi terus berupaya melakukan pembatasan jumlah penduduk, seperti operasi yustisi usai lebaran. Serta terus membewarakan program Keluarga Berencana (KB).

"Kita sering bewarakan, kalau misalnya pulang kampung jangan bawa saudaranya ke Cimahi," ujar Ajay.

Disebutkan Ajay, kepadatan jumlah penduduk di Kota Cimahi ini akan berdampak terhadap berbagai sektor. Di antaranya kebutuhan hunian akan bertambah, yang tentunya mengancam ketersediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH).

Baca Juga: Sembilan Makam di TPU Khusus Covid Dibongkar dan Dipindahkan Ahli Waris

Selain itu, kebutuhan akan lapangan pekerjaan juga dipastikan akan meningkat. "Seiring bertambahnya jumlah penduduk, kesehatan juga harus ditingkatkan. Kalau untuk hunian kita coba untuk ke arah vertikal. Memang semakin sempit, tantangannya akan semakin besar," beber Ajay. ***

Editor: Kiki Kurnia


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x