Reses, Edwin Senjaya Terima Curhatan Warga yang Kehilangan Mata Pencaharian

- 11 November 2020, 18:05 WIB
Anggota DPRD Bandung, Edwin Senjaya menggelar reses Masa Sidang I Tahun 2020 di kawasan Pungkur, Rabu 11 November 2020. (Yeni Siti Apriani/Galamedia)
Anggota DPRD Bandung, Edwin Senjaya menggelar reses Masa Sidang I Tahun 2020 di kawasan Pungkur, Rabu 11 November 2020. (Yeni Siti Apriani/Galamedia) /

GALAMEDIA - Wakil Ketua DPRD Kota Bandung Edwin Senjaya mengatakan, saat ini terjadi pergeseran keluhan yang disampaikan warga pada saat dirinya menggelar reses. Terlebih sekarang ini warga dihadapkan pada pandemi Covid-19.

"Saya perhatikan memang ada pergeseran. Biasannya di reses lalu keluhannya infrastruktur, tapi sekarang banyak keluhan terkait dampak Covid-19 seperti kehilangan mata pencarian atau pekerjaan, termasuk bantuan yang belum merata. Ini salah satu yang muncul," ujar Edwin usai reses Masa Sidang I Tahun 2020 di kawasan Pungkur, Rabu 11 November 2020.

Baca Juga: Habib Rizieq Bertemu Amien Rais, Bakal Bergabung dengan Partai Ummat?

Aspirasi lainnya, kata Edwin, masalah BPJS Kesehatan. Seperti reses yang berlokasi di RW 6 Kelurahan Pungkur, terdapat salah seorang warga yang mengeluhkan di daerah tersebut terjadi musibah kebakaran yang menyebabkab kecelakaan. Namun saat ke rumah sakit terdekat, tidak ditangani segera.

"Enggak sampai ditolak, tapi kadang-kadang karena BPJS perlakuannya beda," ungkapnya.

Edwin mengakui, hal ini merupakan persoalan yang kompleks di mana pemerintah memang masih mempunyai banyak hutang ke BPJS. Sementara, di internal BPJS sendiri ada ketimpangan. "Jadi, dalam penyelesaiannya memang sulit karena masalah yang kompleks," tuturnya.

Baca Juga: Jangan Sepelekan, Keseringan Mencukur Bulu Kemaluan Bisa Menghilangkan Manfaat Ini

Terkait layanan kesehatan ini, pihaknya pun tengah mengajukan kemungkinan penyediaan fasilitas untuk penanganan pasien dengan luka bakar. Karena, sekarang ini baru di RSHS, sehingga jika ada pasien yang tidak tertangani. Hal ini bisa berakibat pada kematian.

"Kalau terkait nyawa manusia, kita harus bertindak secepat mungkin," tegasnya.

Fasilitas ini, nantinya bisa digunakan untuk menangani petugas pemadam kebakaran, jika ada yang mengalami luka bakar

Baca Juga: Marak, Bisnis Gelap Rokok Ilegal di Kota Cimahi

Selain masalah dampak pandemi dan kesehatan, masalah infrastruktur juga masih dikeluhkan. Seperti Sungai Ciregol yang minta dikeruk untuk mengantisipasi banjir.

"Tapi kendalanya, di atas kali tersebut sudah berdiri bangunan apakah berizin atau tidak harus kita dalami dulu. Cuma kalau dikeruk tidak bisa dilakukan dengan alat berat, harus manual," ungkapnya.

Salah seorang warga Yana dari RW 04 Kelurahan Pungkur Kecamatan Regol, Yana yang meminta adanya renovasi masjid di kawasan itu, karena kondisinya sidah tidak memungkinkan seperti kanopi yang sudah bocor sehingga saat hujan tidak nyaman. Kemudian di RW 4 pun ada beberaa sumur, diharapkan untuk dicek kesterilan airnya karena sering dipakai warga.

Baca Juga: Masa Pandemi, Ayo Eksplor Hobi Baru!

Warga lainnya Yudistira mengatakan, beberapa waktu lalu terjadi musibah kebakaran yang memakan korban 4 orang, di mana satu di antaranya meninggal dunia. Dua orang kini sudah sembuh dan satu orang lagi masih mengalani luka bakar.

Saat itu waktu dibawa ke salah satu rumah sakit, penanganannya tidak maksimal. Ketika minta rujukan pun sangat sulit. "Sekarang ini sedang dirawat di RSHS," ujarnya.

Atas keluhan-keluhan tersebut, Edwin Senjaya meminta warga mengajukan permohonan renovasi masjid. "Mangga proposalnya diajukan untuk perbaikan masjid," ungkap Edwin.

Terkait sumur, dirinya akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mengecek kualitas airnya karena khawatir letaknya berdekatan dengan MCK.***

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x