GALAMEDIA - Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan terorisme Islam sebagai ancaman internasional yang memerlukan tanggapan internasional dalam cuitannya yang terbaru.
Dikutip Galamedia dari DailyMail, Kamis (12 November 2020) cuitan Macron tadi menjadi pernyataan sekaligus kutukan atas serangan militan pro ISIS di Mozambik akhir pekan kemarin.
Dalam serangan terbaru di Afrika ini para militan mengeksekusi 50 korban di lapangan sepak bola yang menjadi ladang eksekusi.
Baca Juga: Nomor 5 Setara Game of Thrones, Lupakan K-Drama Saatnya Binge Watching Tujuh C-Drama Paling Keren
Selain memenggal, para militan memotong tubuh korban dan menculik sejumlah wanita dalam serangan mengerikan di negara Afrika selatan tersebut.
“Di Mozambik lebih dari 50 orang dipenggal, wanita diculik, desa-desa dijarah kemudian dibakar,” ungkap Macron di akun Twitter miliknya.
“Orang-orang barbar membajak agama yang damai untuk menabur teror: terorisme Islam adalah ancaman internasional yang menuntut tanggapan internasional.”
Baca Juga: Jadi Sosok Pria Ideal Lisa BLACKPINK, Gong Yoo Akhirnya Buka Suara
Komentar terbaru Macron yang menentang terorisme Islam ini menyusul tanggapannya atas pembunuhan Samuel Paty yang memicu kemarahan dunia muslim.
Macron membela tindakan guru bahasa Prancis tersebut yang tewas dipenggal bulan lalu. Paty menjadin sasaran ekstremis setelah menunjukkan kartun Nabi Muhammad pada siswa di kelasnya dalam bahasan kebebasan berekspresi.
Paty dipenggal Abdoulakh Anzorov, ekstremis Chechnya berusia 18 tahun yang menyerangnya di pinggiran kota Paris pada 16 Oktober lalu.
Baca Juga: Gara-Gara Malaria, Lahirlah Hari Kesehatan Nasional, Yuk Ketahui Penyakit di Tahun 1950-an Ini
Paty diburu setelah menunjukkan kartun kontroversial Nabi Muhammad di kelasnya selama hingga memancing kemarahan dari orangtua muslim.
Setelah serangan itu, Macron memuji Paty sebagai 'pahlawan dalam sunyi' dan memberikan penghormatan pada para guru Prancis. Macron juga bersumpah untuk membela kebebasan berekspresi.
Pernyataan Macron ini memicu reaksi keras hingga menjadikannya sasaran protes di berbagai negara muslim.
Baca Juga: Kapolres Serukan Tiada Hari Tanpa Operasi Yustisi Covid-19
Sementara itu di Mozambik, mayat korban yang terpotong-potong ditemukan tersebar di hutan pada hari Senin setelah lapangan sepak bola di sekitarnya diubah militan menjadi tempat eksekusi.
Penduduk desa ditangkapi dan mereka yang mencoba melarikan diri dibunuh di tempat, sementara kelompok militan lainnya membakar rumah dalam serangan pada Jumat dan Sabtu tersebut.
Serangan menjadi yang terbaru dari gelombang kekerasan jihadis yang berkembang di Mozambik oleh para ekstremis yang terkait dengan ISIS.***