Joe Biden Lebih Disukai Dibanding Trump untuk Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Begini Kata Peneliti

- 19 November 2020, 11:50 WIB
Joe Biden Menang di Pilpres AS 2020: /Instagram/ @joebiden/Instagram/@joebiden
Joe Biden Menang di Pilpres AS 2020: /Instagram/ @joebiden/Instagram/@joebiden /awangmuda/

Kunjungan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo untuk memperpanjang program GSP juga menjajaki kemungkinan pembukaan perjanjian perdagangan terbatas lainnya; Indonesia dapat memetik hasil yang lebih signifikan pada masa depan.

Namun, ada juga kontroversi Trump yang akan terus menimbulkan sentimen negatif bagi Indonesia.

Menurut Bhima, kebijakan proteksionisme atau pengetatan perdagangan Trump dari negara lain telah merugikan kepentingan ekonomi Indonesia. Hal tersebut terlihat dari lesunya kinerja ekspor Indonesia bahkan sebelum pandemi akibat rendahnya permintaan bahan baku ke Cina dan ekspor langsung ke AS.

Sejak 2018 Trump telah melakukan perang dagang dengan Cina, importir terbesar Indonesia, dengan menaikkan pajak atas barang impor yang berasal dari Cina.

Ekspor Indonesia sepanjang 2019 hanya mencapai US$ 167,53 miliar, angka ini turun tajam sebesar 6,94% dibandingkan pencapaian tahun sebelumnya sebesar US$ 180 miliar.

Bhima juga memprediksi jika Trump menang maka stimulusnya akan lebih fokus pada pengurangan pajak bagi orang-orang kaya. Makanya, permintaan barang dari AS mungkin tidak setinggi jika Biden menang.

Baca Juga: Jadwal Acara TV, Kamis 19 November 2020 di Trans 7, Saatnya Nonton On The Spot dan Opera Van Java
Peneliti dan Dosen Ekonomi Universitas Indonesia, Fithra Faisal Hastiadi juga memproyeksikan Biden lebih memilih kemitraan multilateral atau beberapa negara dibandingkan Trump yang lebih mengutamakan perjanjian bilateral.

Obama dan Biden merupakan penggagas kerangka kerja sama Trans-Pacific Partnership (TPP) tahun 2008 yang merupakan perjanjian perdagangan yang memuat 12 negara. Namun, Trump menarik diri dari TPP pada 2018 dan lebih fokus pada diskusi bilateral.

Baik Biden dan Trump, bagaimana pun, memiliki perspektif yang sama tentang pengaruh Cina di Asia. Jika Obama dan Biden menggunakan TPP sebagai cara untuk mengurangi dominasi Cina di Asia sekaligus upaya penetrasi pasar, Trump jauh lebih agresif dalam mengambil pendekatan yang lebih langsung dengan menggunakan perang dagang.

“Dengan Biden, meski Indonesia tampaknya akan memulai dari awal, potensi untuk memperkuat komitmen antara Amerika dan Indonesia juga tampak terbuka lebar,” kata Fithra.

Halaman:

Editor: Hj. Eli Siti Wasilah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah