Mengenal Tradisi Ogoh-ogoh Dalam Tradisi Nyepi, Sosok Ogoh yang Menyeramkan Tersimpan Makna Positif

- 12 Maret 2023, 21:34 WIB
Umat Hindu mengarak ogoh-ogoh saat Hari Bebas Kendaraan Bermotor atau Car Free Day di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu (12/3/2023). Kegiatan tersebut untuk menyambut Hari Raya Nyepi 1945 (2023) sekaligus merayakan HUT ke-55 Lembaga Kesenian Bali Saraswati//ANTARA FOTO/Muhammad
Umat Hindu mengarak ogoh-ogoh saat Hari Bebas Kendaraan Bermotor atau Car Free Day di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu (12/3/2023). Kegiatan tersebut untuk menyambut Hari Raya Nyepi 1945 (2023) sekaligus merayakan HUT ke-55 Lembaga Kesenian Bali Saraswati//ANTARA FOTO/Muhammad /

Oleh karena itu, dalam budaya Bali, Ogoh-Ogoh yang ditakuti justru memiliki konotasi yang positif. Masyarakat Bali melihatnya sebagai cara untuk menghadapi kejahatan dan kegelapan, mengusir kejahatan dan kegelapan, serta memulai tahun baru dengan pikiran yang jernih dan optimisme untuk masa depan yang lebih baik.

Baca Juga: 13 Makanan Khas Korea yang Enak, Pecinta Drakor Wajib Coba

Makna dari Ogoh-Ogoh

Makna dari Ogoh-ogoh adalah untuk merepresentasikan Bhuta Kala, yang dibuat sebelum Nyepi dan dipajang di desa saat senja pada hari Pangrupukan, sehari sebelum perayaan Nyepi. Menurut para cendekiawan Hindu dan praktisi dharma, proses ini melambangkan kesadaran manusia akan kekuatan alam semesta dan waktu yang sangat besar.

Kekuatan-kekuatan ini termasuk kekuatan Bhuana Agung (alam sem.esta) dan Bhuana Ali (diri manusia). Menurut tattwa (filosofi), kekuatan-kekuatan ini memiliki kekuatan untuk menuntun makhluk hidup, terutama manusia, dan seluruh dunia menuju kebahagiaan atau kehancuran. Semuanya tergantung dari niat mulia manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling mulia untuk menjaga diri sendiri dan seluruh dunia***

Halaman:

Editor: Shiddik Zaenudin

Sumber: prokomsetda.bulelengkab.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x