Oleh karena itu, dalam budaya Bali, Ogoh-Ogoh yang ditakuti justru memiliki konotasi yang positif. Masyarakat Bali melihatnya sebagai cara untuk menghadapi kejahatan dan kegelapan, mengusir kejahatan dan kegelapan, serta memulai tahun baru dengan pikiran yang jernih dan optimisme untuk masa depan yang lebih baik.
Baca Juga: 13 Makanan Khas Korea yang Enak, Pecinta Drakor Wajib Coba
Makna dari Ogoh-Ogoh
Makna dari Ogoh-ogoh adalah untuk merepresentasikan Bhuta Kala, yang dibuat sebelum Nyepi dan dipajang di desa saat senja pada hari Pangrupukan, sehari sebelum perayaan Nyepi. Menurut para cendekiawan Hindu dan praktisi dharma, proses ini melambangkan kesadaran manusia akan kekuatan alam semesta dan waktu yang sangat besar.
Kekuatan-kekuatan ini termasuk kekuatan Bhuana Agung (alam sem.esta) dan Bhuana Ali (diri manusia). Menurut tattwa (filosofi), kekuatan-kekuatan ini memiliki kekuatan untuk menuntun makhluk hidup, terutama manusia, dan seluruh dunia menuju kebahagiaan atau kehancuran. Semuanya tergantung dari niat mulia manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling mulia untuk menjaga diri sendiri dan seluruh dunia***