Ahli Komunikasi Politik Ini Sebut Tipe-tipe Hasil Survei Pemilu, Sebut Ada yang Hobi hingga Pakai Perasaan

- 14 Februari 2024, 08:53 WIB
Ilustrasi tanggapan ahli komunikasi politik terkait tipe-tipe hasil survei Pilpres/Pexels @Element5Digital
Ilustrasi tanggapan ahli komunikasi politik terkait tipe-tipe hasil survei Pilpres/Pexels @Element5Digital /

GALAMEDIANEWS - Selama proses kampenye Pemilihan umum (Pemilu) 2024, seringkali ditampilkan beberapa hasil survei di media yang menunjukkan persentase keunggulan antara satu pasangan calon (paslon) dengan paslon lainnya. Fenomena itu turut direspon oleh seorang ahli komunikasi politik nasional Effendi Gazali.

Dilansir dari kanal YouTube Imparsial, menurutnya di Indonesia ini terbagi beberapa tipe hasil lembaga survei yang selama ini beredar di tengah masyarakat. Namun ia mengaku cukup tertarik dengan kemungkinan adanya tipe survei yang hobi membagikan hasilnya bahkan rutin tiap pekan.

"Saya suka membayangkan apakah membuat survei, lalu mengumumkan itu adalah hobi? itu yang saya lagi nanya-nanya. Apakah orang bikin survei lalu tiap dua minggu sekali atau lebih tapi rutin mengumumkannya itu, hobi nggak ya?, karena pertama dibayar sendiri, tidak diumumkan bekerja sama dengan siapa, lalu diumumkan terus-menerus menyampaikannya," kata Effendi Gazali. dalam acara Diskusi Publik - Anomali Hasil Survey dan Kecurangan Pemilu 2024, Selasa 13 Februari 2024.

Baca Juga: Harus Tahu, Sisi Gelap Pemilu 2024

Presentasi survei yang sebaiknya

Selain tipe lembaga survei yang dianggap hobi membagikan hasil surveinya, masih sedang dipelajari oleh pria asal Padang itu, ada pula tipe hasil survei yang dibagikan dengan penuh perasaan. Baginya, pengumuman hasil survei dengan penuh perasaan itu lebih sering dimainkan oleh para politisi di Indonesia.

"Belum pernah lo saya lihat lembaga survei seperti ini. Menyajikan presentasi kemudian dengan penuh perasaan. (Sambil mencontohkan) Jadi kalau anda lihat trennya meningkat sekali, angkanya begini, sampai begini. Ini agak anomali buat saya," ungkapnya.

Effendi Gazali mengatakan pemaparan hasil survei sebaiknya disampaikan biasa saja sesuai dengan data yang diperoleh oleh lembaga terkait. Pelaporan survei di Indonesia menurutnya juga harus belajar dari lembaga survei dari luar negeri, yaitu tidak terlalu tendensius dengan narasi khusus, tapi memberikan beberapa opsi kemungkinan yang dapat terjadi dari kesimpulan survei yang dipresentasikan.

Contoh yang ia sebut seperti lembaga survei cenderung menarasikan satu putaran berdasarkan hasil responden mereka, ketimbang menyampaikan kemungkinan-kemungkinan lainnya. Terkait hasil survei keinginan masyarakat untuk satu atau dua putaran pada Pemilihan Presiden (Pilpres) juga pernah diumumkan Lembaga Survei Nasional (LSN).

Baca Juga: Ketua MUI: Golput Hukumnya Haram

Halaman:

Editor: Feby Syarifah

Sumber: YouTube Imparsial


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x