Banjir dan Sampah jadi PR Besar Kota Bandung

5 Januari 2024, 19:01 WIB
Ilustrasi sampah./ist /

Oleh :
Rahmat Suprihat, S.Pd
Aktivis Peduli Lingkungan Jawa Barat (Pelija)

GALAMEDIANEWS - Indonesia sebagai sebuah negara dengan iklim tropis dan pada siklus iklimnya musim hujan menjadi musim yang pada waktu tertentu menghampiri wilayah yang ada di dalamnya.

Musim hujan yang melanda di wilayah Indonesia khususnya di Kota Bandung ternyata menjadi pekerjaan rumah bagi banyak pihak. Hal ini terjadi diakibatkan hujan yang semestinya membawa berkah ternyata terkadang membawa masalah.

Rahmat Suprihat, S.Pd Aktivis Peduli Lingkungan Jawa Barat (Pelija) /ist

Hal tersebut terjadi karena air hujan yang turun tidak tertampung di sungai-sungai dan ruang-ruang lain yang semestinya berfungsi sebagai tempat bersemayamnya air.

Selain itu pemanfaatan ruang dan kawasan yang terjadi di wilayah Kota Bandung bagian utara dan wilayah lainnya yang posisinya lebih tinggi telah secara nyata mengakibatkan run off air hujan semakin tinggi dan pada akhirnya akan menggenangi wilayah-wilayah dataran dataran yang lebih rendah.

Namun di samping itu ada pekerjaan rumah besar yang ternyata masih menjadi tugas dari banyak pihak selain masalah regulasi tata ruang di kawasan penyangga Kota Bandung tersebut.

Salah satu faktor lain yang mengakibatkan air meluap dari sungai ternyata bukan hanya diakibatkan oleh banyaknya tumpahan air hujan. Namun karena sampah-sampah yang dibuang oleh masyarakat secara sembarangan dan bahkan masuk ke saluran air menjadi bagian yang menyumbat aliran air sungai tersebut dan mengakibatkan genangan air semakin tinggi dan meluas.

Satu hal lain yang membuat kita mengerenyitkan dahi yaitu ternyata disinyalir banyak pula sampah-sampah yang disumbatkan secara sengaja oleh oknum masyarakat.

Sehingga sungai itu dengan sendirinya terbendung dan menimbulkan luapan air ke permukaan bahkan menjadi banjir.

Kejadian ini menjadi satu hal yang sangat miris bagi kita semua. Pada saat pola pendidikan masyarakat semakin maju kemudian dibarengi dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih ternyata hal tersebut tidak memiliki implikasi positif bagi hadirnya budaya baik pada masyarakat.

Terutama tentang karakter baik bagaimana sampah itu diposisikan pada tempat semestinya, lebih jauh lagi dikelola secara benar dan pada akhirnya tidak menimbulkan kerugian bagi banyak orang.

Perlu upaya membangun kesadaran dan kerjasama secara bergotong-royong semua unsur baik itu SKPD DLH Kota Bandung yang sampai saat ini terus gencar menyelesaikan tentang pengelolaan sampah.

Termasuk SKPD DSDABM yang sampai saat ini terus berjibaku untuk menghadirkan kondisi saluran sungai yang baik agar dapat menampung lebih banyak air hujan termasuk air buangan dari rumah tangga masyarakat dan bermuarya pada meminimalisir genangan air di permukaan.

Kerja pemerintah saja tentu tidaklah cukup, perlu banyak pihak yang ikut terlibat termasuk sampai ke tatanan struktur kewilayahan paling rendah setingkat RT dan RW.

Kedua unsur organisasi kemasyarakatan ini memegang peranan sangat penting dalam rangka membangun kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah secara sembarangan. Fokus terhadap pengelolaan dan pengurangan sampah dengan menyiapkan sarana pendukung.

Selain itu terus membumikan tentang bagaimana pengelolaan sampah itu dapat terjadi dengan sebagaimana mestinya sehingga tidak mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan oleh masyarakat itu sendiri termasuk Kota Bandung secara umumnya.

Suka atau tidak suka sampai saat ini banjir dan sampah menjadi masalah yang cukup pelik untuk diuraikan. Hal ini akan menjadi PR yang cepat terselesaikan apabila terbangun sebuah kesadaran yang tinggi dari semua unsur masyarakat dengan cara bergotong-royong untuk menghadirkan sebuah budaya baik.

Dengan adanya gerakan tersebut di atas maka permasalahan-permasalahan yang sampai saat ini menjadi milik Kota Bandung termasuk di antaranya masalah sampah dan masalah banjir paling tidak dapat terurai sedikit demi sedikit.***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler