Resolusi Pariwisata 2022

- 5 Januari 2022, 21:43 WIB
Foto penulis./dok.pribadi
Foto penulis./dok.pribadi /

Pemerintah, pengusaha, wisatawan dan masyarakat saling mengunci. Berhentinya ekonomi akan menciptakan berhentinya sumber kehidupan. Harus ada kemampuan recovery business.

Inovasi marketing and entrepreneurship menjadi keharusan untuk meningkatkan spirit dan aksi di lokus recovery penggiat wisata. Resolusi pariwisata bermuara pada membangun kesiapan beradaptasi mengingat ancaman business failure dan health recovery tidak terpisahkan.

Kondisi ini harus dihadapi semua unsur stakeholder pariwisata secara totalitas dengan meningkatkan kemampuan warning system (kewaspadaan).

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 6 Januari 2022: Irvan Skakmat! Jessica Cerita Semuanya ke Andin

Faktor kesehatan menuai pandangan yang sama atau berbeda selama pandemi, namun harus tetap bertahan. Jangan memupuk kekhawatiran berlebihan, malah akan mengurangi daya imunitas. Dengan adanya spirit akan memunculkan peluang bisnis.

Perlu disadari bahwa saat ini masyarakat sedang “sakit" kesejahteraannya. Secara internal individu dan komunitas pariwisata masih berkutat pada banyaknya masalah seperti ketidaktersediaan dana, terhentinya kredit usaha, keterbatasan fasilitas dan lain-lain.

Diperlukan sektor lokomotif, penarik, pengungkit, pendorong, agar perekonomian pulih bertahap dengan cepat.

Kepariwisataan, salah satu pilihan yang "murah", mudah untuk dilaksanakan, tidak perlu investasi besar, bahan baku, alat produksi canggih, teknologi tinggi yang mahal: cukup dengan "beberes" saja.

Kalau berhenti maka akan mati pelaku bisnisnya, semua lini berhenti, mata rantai kepariwisataan berhenti, tidak ada pariwisata di destinasi tersebut.

Bagi pengusaha wisata harus mampu menyajikan produk yang "affordable luxury" (bagus mewah, tapi harga terjangkau/ bukan murah apalagi murahan).

Halaman:

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x