Network
Event, apalagi yang bersifat internasional adalah daya tarik wisata yang baik. Karena yang datang adalah medium-high quality tourist, length of stay-nya cukup panjang mencapai 4 hari 3 malam untuk penonton (ada qualification untuk penentuan grid, dan racing-nya, kalau hujan bisa ditunda).
Bahkan mungkin lebih seminggu untuk peserta dan pembalapnya, expenditure-nya pun lebih besar, relative educated community yang tidak akan mengotori lingkungan bahkan tidak merusak alam dan baik penonton maupun peserta umumnya membawa spouse malah keluarga.
Dengan demikian event ini hendaknya tidak hanya memberi implikasi positif dari sisi event financial di bottomline-nya saja, seperti hotel terisi, rumah makan terisi, transportasi bergeliat.
Tetapi event ini diharapkan mendapat media exposure yang luas, mampu mencuri sepotong kapling dalam jendela ingatan wisatawan.
Baca Juga: Nyatakan Tak Akan Berhenti Serang Ukraina, Vladimir Putin: Rusia Sedang Membasmi Neo-Nazi!
Jika kita lihat dari komponen yang harusnya dimiliki dalam industri pariwisata, kita memiliki kekuatan disisi destinasi, dimana aset pariwisata kita adalah no 1 di SouthEast Asia.
Tapi saat kita convert into travel kita malah yang paling rendah di SouthEast Asia. Patut kita akui kita lemah di destination management. Karena sebagian besar destinasi yang kita miliki itu belum dikelola secara profesional.
Destination development-nya yang harus kita maksimalisasi dengan melakukan pembenahan secara fundamental dan proses transformasi business model-nya agar memberikan nilai tambah yang maksimal bagi bangsa ini.
Event Mandalika merupakan salah satu bukti nyata keseriusan pemerintah pada publik dalam memulihkan pariwisata sebagai momentum yang tepat untuk bangkit.
Jadi, kesimpulannya, event seperti ini sangat baik. Hanya, bisakah pemerintah provinsi, pemerintah kota/pemerintah kabupatennya mencuri manfaat?
