Prioritaskan Pariwisata Berkelanjutan

- 23 Juli 2022, 15:34 WIB
Foto pengirim./dok.pribadi
Foto pengirim./dok.pribadi /

Berdasarkan Global Sustainable Tourim Council - UNWTO (2019) terdapat empat pilar kriteria destinasi pariwisata berkelanjutan, yaitu: pengelolaan berkelanjutan, keberlanjutan budaya, keberlanjutan sosial-ekonomi dan keberlanjutan lingkungan, yang secara holistik harus diterapkan.

Dengan demikian prinsip dasar pariwisata berkelanjutan adalah semakin kita melestarikan maka kita akan semakin mensejahterakan (to preserve to proper).

Kiranya lebih baik margin kecil tetapi lingkungan sustained daripada margin besar tapi lingkungan kita rusak semua bahkan terjadi perubahan budaya masyarakat setempat.

Inilah salah satu alasan mengapa Phi Phi Island Thailand, juga Jepang yang seakan “menutup diri” dari kedatangan turis yang berlebihan hingga irresponsible tourist. Di destinasi nusantara, mass tourism menjadi masalah serius di Komodo Island karena mengganggu habitat mereka, padahal mereka adalah habitat yang dilindungi.

Baca Juga: SEDANG BERGULIR LINK NONTON LIVE STREAMING PSIS Semarang vs RANS Nusantara FC Laga Pembuka Liga 1

Selain memiliki destinasi-destinasi wisata baru, kita dituntut untuk lebih cepat menguasai teknologi khususnya yang mendukung pariwisata pintar (smart tourism) yang merupakan salah satu ruang lingkup pengelolaan pariwisata yang berkelanjutan.

Pemangku kepentingan dan penggiat wisata dapat menggunakan kanal interaktif online Wonderful Indonesia misalnya, untuk memposisikan destinasi, atraksi dan keterlibatan komunitas lokal destinasinya sehingga diutamakan untuk dikunjungi calon wisatawannya.

Dengan solusi ini memungkinkan penggiat wisata dengan pelibatan komunitas lokal memperoleh nilai tambah dan terus me-refresh content informasi destinasi sehingga tidak melulu itu-itu saja.

Terelasi dengan aspek kesehatan yang masih menjadi pertimbangan utama wisatawan mengunjungi destinasi memungkinkan penggiat untuk mengintegrasikan informasinya pada kanal interaktif online ini. Dengan sekali klik, calon wisatawan dapat terekspos informasi mana destinasi yang sudah memperoleh sertifikat CHSE hingga dimana rumah sakit rujukan bahkan jumlah okupansinya.

Dengan demikian pemangku kepentingan dapat meng-encourage destinasi yang belum tersertifikasi CHSE untuk nilai tambah destinasi mereka. Mungkin kita bisa melihat bagaimana negara tetangga kita, Singapura yang dengan “STB.GOV.SG” nya memberikan informasi soal atraksi dan destinasi wisata yang juga terkoneksi dengan kondisi pandemi.

Halaman:

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x