Prioritaskan Pariwisata Berkelanjutan

- 23 Juli 2022, 15:34 WIB
Foto pengirim./dok.pribadi
Foto pengirim./dok.pribadi /

Demikian pula terkait keberlanjutan lingkungan (sustainability), misalnya pengelolaan sampah dapat terintegrasikan melalui smart tourism mulai dari pengorganisasian bank sampah hingga tempat pembuangan akhir. Dengan aplikasi terintegrasi penggiat wisata atau masyarakat umum dapat melaporkan penumpukan sampah secara real time hingga ada petugas yang menindaklanjuti laporan tersebut.

Dengan digitalisasi semua tantangan dan peluang bertemu. Salah satu tantangan terbesar pariwisata berkelanjutan adalah sistem yang terintegrasi yang menuntut koordinasi, aliansi, kolaborasi dan daya sinergitas baik pusat dan daerah maupun antar kementerian.

Kemenparekraf punya informasi destinasi wisata, Kemenhub memiliki informasi transportasi semua ini harus diintegrasikan, jangan sampai datanya terpisah-pisah, dan harus bisa diakses secara umum dalam satu klik pada sistem terintegrasi.

Baca Juga: Kapan Puasa Asyura Dimulai? Berikut Penjelasan Buya Yahya Mengenai Puasa Muharram

Selama ini calon wisatawan hanya memiliki informasi destinasi wisata nusantara “sepunyannya sendiri” mengandalkan google. Dengan informasi yang terintegrasi kita bisa mengelola mass tourism sehingga tidak berakibat buruk pada lingkungan sekitar.

Mungkin kita bisa melihat kisah sukses Helsinki, Finlandia, melalui sistem data terbuka “MyHelsinki.fi” yang merekomendasikan destinasi dan atraksi pariwisata yang disediakan oleh komunitas lokal pengunjung.

Atau Gottenberg, Swedia, melalui situs teritegrasi “meetthelocals.se” -nya yang dengan satu klik saja bisa mengetahui dimana destinasi yang unggul, apa saja atraksinya, bagaimana aksesibilitas moda transportasnya, bagaimana ketersediaan dan kenyamanan akomodasinya dan lain-lain.

Tampak banyak pemangku kepentingan yang bicara “berkelanjutan” tapi tidak tahu harus apa. Dan akhirnya memang jawabannya adalah harus mempariwisatakan masyarakat dengan Sapta Pesona.

Mari kita menata lebih baik destinasi-destinasi mass tourism dan kita ciptakan event-event yang dari keduanya akan menjaring inklusif tourism (menjadi penopang pertumbuhan yang merangkul semua elemen masyarakat) seraya kita mengembangkan special interest tourism group yang eksklusif untuk bisa menjaga kepariwisataan yang memprioritaskan aspek keberlanjutan lingkungan hingga pada akhirnya kualitas kehidupan masyarakat dapat tercapai.

Pengirim:
Yudhi Koesworodjati
- Dosen Tetap Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pasundan
- Pemerhati pariwisata

Halaman:

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x