Solusi Sistematis LGBT

- 3 Juli 2020, 09:46 WIB
Ilustrasi.
Ilustrasi. /net/

GALAMEDIA - Kaum pelangi (LGBT) begitu kebanyakan masyarakat menyebutnya yang menjadi tranding topic karena salah satu perusahaan global Unilever memberikan dukungan secara nyata kepada mereka. Banyak kecaman yang diberikan masyarakat Indonesia terkait dukungan ini, karena tidak seharusnya kaum nabi Luth ini mendapat tempat spesial.

Memang kenyataannya unilever global tidak banyak mendapat kecamatan yang signifikan seperti fakta di Indonesia, karena dunia barat menganggap hal itu adalah menjunjung tinggi hak asasi manusia. Tapi Indonesia menganggap itu bertentangan dengan budaya, sehingga masyarakat memberikan kecaman akan memboikot produk Unilever termasuk juga kecaman dari MUI.

Pada postingan yang diunggah sejak pekan lalu itu menampilkan logo Unilever dalam corak pelangi. Unilever Global juga menegaskan 3 poin dalam aksi dukungannya untuk komunitas LGBTQI+, yaitu Unilever Global ikut menandatangani Deklarasi Amsterdam untuk memastikan semua orang di Unilever memiliki akses ke tempat kerja yang benar-benar inklusif.

Baca Juga: Kudeta The Fab Four, Gulung Tim Juara 4-0 Manchester City Langsung Bully Liverpool

Kedua, Unilever Global akan bertindak Open for Business untuk menunjukkan bahwa bisnis kami termasuk koalisi global inklusif. Inisiatif-inisiatif ini hanyalah permulaan. Keragaman kita sebagai manusia adalah yang membuat kita lebih kuat. Inklusi untuk semua adalah apa yang akan membuat kita lebih baik,” tulis Unilever.

Ketiga, Unilever juga bakal meminta Stonewall untuk mengaudit kebijakan mereka dan mengukur bagaimana mereka dapat melangkah dalam tindakannya. Hops.id (26/06/2020).

Membuat aksi boikot memang akan melemahkan produsen dari Unilever tapi aksi tersebut tidak akan bisa menjamin akan menghentikan kebobrokan yang dilakukan oleh kaum laknat LGBT. Terbukti banyak perusahaan yang melakukan dukungan kepada LGBT dan masyarakat melakukan boikot tapi kenyataanya mereka masih mendapat angin segar untuk berkiprah di masyarakat umum.

Baca Juga: AS Pandang Latihan Militer China Perkeruh Situasi

Sebut saja perusahaan Starbuck. Awalnya pada 2017 silam CEO Starbucks Howard Schultz secara terang-terangan mendukung LGBT. Pernyataan Schultz mendukung LGBT sebenarnya sudah dikatakan sejak tahun 2013. Namun entah mengapa pernyataan CEO Starbucks itu tiba-tiba muncul kembali dan menjadi heboh. Akhirnya PP Muhammadiyah memyerukan boikot untuk produk ini.

Laman huffingtonpost pada 2017 lalu juga telah mengeluarkan daftar 200 perusahaan Globaal yang terang-terangan mendukung LGBT. Dan beberapa di antara perusahaan besar tersebut tak asing lagi di Indonesia dan mungkin sudah sangat familiar dengan warga Indonesia, termasuk beberapa produk Unilever. Berikut daftarnya, Apple Inc, Microsoft Corp, Google Inc, Coca-Cola.co, Walt Disney.co, Visa, Mastercard, Yahoo! Inc, Chevron Corp, Ford Motor co, Nike Inc, Motorola Inc, Mattel Inc, Hyatt Jotals Corp, Levi Strauss & Co, eBay Inc, Dell Inc, Symantec Corp, Xerox Corp, dan Unilever Co. Dilansir Hops.Id.com (26/06/2020)

Baca Juga: Anak Pemilik Hajat Ungkap Alasan Konser Rhoma Irama

Melihat fakta pemboikotan yang dilakukan masyarakat ternyata tidak ampuh untuk menghentikan aksi LBGT tapi hanya meredam sementara. Lalu kita sebagai umat Islam yang muak dengan aktivitas kemaksiatan kaum nabi Luth itu harus memgambil solusi seperti apa? Solusi yang sejatinya bisa menghapuskan praktek-praktek kemaksiatan seperti LGBT.

Solusi yang sistematis yang datang dari dzat pembuat hukum, solusi yang datang dari hukum yang benar yaitu solusi Islam. Islam datang dengan aturan yang menyeluruh untuk mengatasi problematika, termasuk masalah LGBT. LGBT merupakan ancaman karena mereka adalah membahayakan kehidupan sosial masyarakat, dan bukan hanya untuk kaum muslimin.

Islam dalam naungan negara Khilafah akan mampu memberikan solusi yang sistematik untuk mengatasi problematika LGBT, dengan adanya khilafah maka negara akan memberikan pendidikan untuk memahamkan mereka bahwa prilaku sodom adalah perilaku yang dilaknat Allah.

Baca Juga: Penyebaran Corona di AS Meluas, Trump Belum Wajibkan Warganya Gunakan Masker

Melalui sistem khilafah maka akan diberlakukan sistem uqubat, sistem sanksi yang tegas yang menjadi tabani seorang kholifah, apakah mereka akan dijatuhkan dari gedung yang tertinggi, apakah mereka akan dibakar ataukah mereka akan ditindih dengan dengan tembok, yang pasti mereka akan dihukum mati, hukuman ini diberlakukan untuk gay (homoseksual).

Untuk transgender mereka akan diusir dan untuk lesbian mereka akan dikenakan ta'zir ( ta'zir ini menjadi tabani kholifah karena hukumannya tidak ditentukan Allah).

Biseksual hukumannya juga jelas ketika mereka berhubungan sesama jenis perempuan berarti mendapat hukuman lesbian, ketika sesama laki-laki maka mendapat hukuman gay, dan ketika hubungannya lawan jenis maka mendapatkan hukuman zina.

Baca Juga: Mengenal Korps Brimob dan Kesetiaan Sepanjang Masa untuk NKRI

Halaman:

Editor: Dadang Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x