Inovasi Program 'GESAT, dengan CINTA Kita Tuntaskan Stunting', Upaya Pencegahan Stunting di Kec. Bandung Kidul

- 30 Juli 2023, 13:31 WIB
Dalam upaya mencegah dan menangani stunting, Pemerintah Kota Bandung melalui Kecamatan Bandung Kidul, melakukan terobosan inovasi yang mengakselarasi pencapaian target dengan mengusung gagasan aksi perubahan yaitu “GESAT, dengan CINTA Kita Tuntaskan Stunting”./ist
Dalam upaya mencegah dan menangani stunting, Pemerintah Kota Bandung melalui Kecamatan Bandung Kidul, melakukan terobosan inovasi yang mengakselarasi pencapaian target dengan mengusung gagasan aksi perubahan yaitu “GESAT, dengan CINTA Kita Tuntaskan Stunting”./ist /

GALAMEDIANEWS - Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis dan berdampak pada perkembangan fisik, mental, dan emosional anak.

Stunting disebabkan oleh faktor lingkungan dan genetik. Faktor lingkungan yang berperan dalam menyebabkan stunting antara lain status gizi ibu, pola pemberian makan kepada anak, kebersihan lingkungan, dan angka kejadian infeksi pada anak.

Faktor lingkungan merupakan aspek penting yang masih dapat diintervensi sehingga stunting dapat diatasi.

Baca Juga: Wangi Semerbak! Begini Resep Bolu Pandan Santan Termudah, Bisa Jadi 22 Potong

Stunting memiliki dampak yang signifikan terhadap pembangunan bangsa, berikut dampak stunting terhadap pembangunan:

1. Rendahnya Produktivitas dan Potensi Sumber Daya Manusia, anak-anak yang mengalami stunting mengalami keterlambatan perkembangan fisik dan mental. Hal ini dapat menyebabkan rendahnya produktivitas di masa depan.

2. Potensi sumber daya manusia yang tidak teroptimalkan akan mempengaruhi kemampuan bangsa dalam menghadapi persaingan global dan mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

3. Pendidikan dan Prestasi Akademik yang Terhambat, Stunting dapat memengaruhi perkembangan kognitif anak, termasuk kemampuan belajar dan berpikir. Anak-anak yang mengalami stunting cenderung mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran, sehingga berpotensi mengalami prestasi akademik yang rendah.

Baca Juga: Hari Menentang Perdagangan Manusia Sedunia: Simak Sejarah Serta Tema Memperingati 2023

4. Tingginya Angka Kesakitan dan Kematian, anak-anak yang mengalami stunting lebih rentan terhadap penyakit infeksi, karena sistem kekebalan tubuh yang lemah. Stunting juga meningkatkan risiko kematian pada anak-anak, terutama pada masa pertumbuhan dan perkembangan yang kritis.

5. Rendahnya Kualitas Hidup, anak-anak yang mengalami stunting memiliki risiko tinggi untuk mengalami masalah kesehatan kronis di kemudian hari, seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung. Stunting juga dapat berdampak negatif pada aspek sosial dan psikologis, seperti rendahnya kepercayaan diri dan interaksi sosial yang terhambat.

6. Beban Ekonomi yang Meningkat, stunting meningkatkan beban ekonomi bagi individu, keluarga, dan masyarakat. Biaya perawatan kesehatan yang tinggi dan produktivitas yang rendah akibat stunting akan mempengaruhi perekonomian secara keseluruhan.

Baca Juga: 8 Wisata Kuliner Kaki Lima di Bandung, Harga Merakyat Rasa Bintang Lima!

Permasalahan stunting menjadi Strategi nasional yang terdapat langkah-langkah yang berisikan kegiatan untuk Percepatan Penurunan Stunting dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan melalui pencapaian target nasional prevalensi Stunting yang diukur pada anak berusia di bawah 5 (lima) tahun.

Reformasi birokrasi tematik penanggulangan stunting adalah upaya pemerintah Indonesia dalam mengatasi masalah stunting yang masih menjadi permasalahan kesehatan masyarakat.

Percepatan penurunan stunting bukan hanya menjadi tugas pemerintah pusat, pemerintah provinsi tentunya mempunyai peran dalam perecepatan penurunan stunting salah satunya mensosialisasikan kebijakan percepatan pencegahan stunting, memfasilitasi pembinaan, pemantauan dan pengendalian, evaluasi, dan tindak lanjut atas kebijakan pelaksanaan program dan anggaran intervensi gizi prioritas di wilayah kabupaten/ kota terutama di wilayah kecamatan.

Baca Juga: Apa Arti Persahabatan dan Bagaimana Mengetahuinya? Simak 5 Ciri Utama Seorang Sahabat yang Harus Kamu Tahu!

Saat ini prevalensi balita stunting di Jawa Barat mencapai 20,2% pada 2022. Provinsi tersebut menempati peringkat ke-22 secara nasional. Angka tersebut menurun 4,3 poin dari tahun sebelumnya. Pada 2021, prevalensi balita stunting di Jawa Barat sebesar 24,5%.

Tercatat, ada 11 kabupaten/kota dengan prevalensi balita stunting di atas rata-rata angka provinsi. Sisanya, 16 kabupaten/kota di bawah angka provinsi.

Kota Bandung termasuk pada 14 besar kabupaten/ kota dengan prevalensi stunting tertinggi di Jawa Barat, untuk kasus stunting di Kota Bandung mencapai 19,4% pada tahun 2022, turun 7 poin dari 26,4% pada tahun 2021. Harapan dari Pemerintah Kota Bandung untuk tahun 2023 menargetkan prevalensi stunting menjadi 14%.

Pencegahan dan penanganan stunting merupakan Indikator program kegiatan yang diprioritaskan kewilayahan Kecamatan/ Kelurahan.

Urgensi kolaborasi berbagai pihak dalam upaya pencegahan dan penanganan stunting di Kecamatan bertujuan untuk meningkatkan efektivitas membangun sinergi untuk perbaikan. Masyarakat sekitar selain diberdayakan dalam peningkatan pemberdayaanya juga dapat dijadikan mitra sejajar dalam upaya pengelolaan yang dilakukan, mengingat masyarakatlah yang sangat memahami situasi dan kondisi di lingkungannya.

Baca Juga: Apa Arti Persahabatan dan Bagaimana Mengetahuinya? Simak 5 Ciri Utama Seorang Sahabat yang Harus Kamu Tahu!

Pendekatan kolaborasi pencegahan dan penanganan stunting dapat dilakukan dengan mendorong keterlibatan lembaga keswadayaan kemasyarakatan (LKK), dunia usaha atau sektor swasta dan juga warga masyarakat dalam upaya menghadapi tantangan yang ada.

Dalam upaya mencegah dan menangani stunting Pemerintah Kota Bandung melalui Kecamatan Bandung Kidul, melakukan terobosan inovasi yang mengakselarasi pencapaian target dengan mengusung gagasan aksi perubahan yaitu “GESAT, dengan CINTA Kita Tuntaskan Stunting” yang merupakan kepanjangan dari Bergerak Bersama Atasi Stunting.

Gagasan aksi perubahan ini mencegah dan menangani stunting melalui pemberdayaan masyarakat dan jejaring kerja yang berada di Kecamatan Bandung Kidul berupa:

a. Kolaborasi yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan termasuk pemerintah, forkompimcam kecamatan (polsek/ koramil), KUA, sektor swasta/ dunia usaha, LKK Kecamatan dan Kelurahan, serta warga masyarakat untuk mampu menangani dan mencegah stunting di Kecamatan Bandung Kidul Kota Bandung.

Baca Juga: Nonton Mushoku Tensei Jobless Reincarnation Season 2 Episode 4, Segera Tayang di Situs Resmi, Bukan Anoboy

b. Sedekah/ Infak dari rekan-rekan ASN maupun Non ASN, Dunia Usaha/ Sektor Swasta serta warga masyarakarat yang rutin dilaksanakan setiap hari walau hanya seribu tapi besar manfaatnya untuk mereka yang membutuhkan terutama untuk memenuhi gizi yang baik bagi ibu dan anak.

c. CSR atau TJSL (Tanggung Jawab Sosial Lingkungan) dari Perusahaan yang ada diseputar Kecamatan Bandung Kidul.

Prinsip yang ditekankan pada penerapan inovasi sosial kemasyarakatan GESAT untuk bergerak bersama atasi stunting yakni peningkatan kepedulian ASN dan Non ASN serta warga masyarakat dan kolaborasi jejaring kerja yang efisiensi, efektif dan tidak ada konflik kepentingan, berorientasi kepada kepentingan umum, dilakukan secara terbuka, memenuhi nilai-nilai kepatutan, dan dapat dipertanggungjawabkan.

Baca Juga: Ini Dia 3 Wisata Air Terjun di Majalengka yang Populer, Spot Foto Instagramable Cocok Buat Healing

Adapun program Bergerak Bersama Atasi Stunting (GESAT) di Kecamatan Bandung Kidul meliputi:

1. CINTA (Cinta Balita), merupakan kegiatan pencegahan dan penanganan stunting dengan mengacu pada kasih sayang dan perhatian yang khusus diberikan kepada anak-anak balita yang mengalami masalah stunting terutama dari keluarga tidak mampu.

2. KAIN CANTING (Kader Inspiratif Cegah Stunting), merupakan kegiatan pemberian penghargaan kepada kader inspiratif yang berperan dalam mencegah stunting. Kader tersebut merupakan menjadi teladan dan memotivasi masyarakat, terutama ibu hamil dan orang tua balita, untuk mengambil tindakan pencegahan stunting.

3. KADU PENTING (Kader Posyandu Peduli Stunting), merupakan kegiatan untuk Kader Posyandu yang peduli terhadap pencegahan stunting dapat menjadi agen perubahan yang efektif dalam masyarakat.

Dengan memberikan edukasi dan dukungan kepada ibu dan keluarga, serta melakukan pemantauan pertumbuhan secara teratur, diharapkan jumlah kasus stunting dapat ditekan dan anak-anak balita dapat tumbuh dan berkembang dengan sehat dan optimal.

Baca Juga: 3 SMA di Jambi yang Masuk Kedalam Daftar Top 1000 Sekolah Terbaik se-Indonesia

4. REHAT SALITA (Renang Sehat Bersama Balita), merupakan kegiatan inisiatif dan berpotensi memberikan manfaat bagi anak-anak balita yang mengalami stunting.

Renang adalah olahraga yang sangat baik untuk kesehatan dan perkembangan anak-anak, kegiatan ini dapat memberikan beberapa keuntungan khusus bagi anak-anak balita yang mengalami stunting dan dapat memberikan manfaat bagi pertumbuhan, kesehatan, dan perkembangan anak balita serta membantu mencegah stunting.

5. Gerakan Pembuatan Septic Tank Komunal Untuk Menciptakan Kelurahan Yang ODF Di Kecamatan Bandung Kidul Bagi Warga Tidak Mampu, merupakan kegiatan Pengurangan Praktik Buang Air Besar Sembarangan, dengan memiliki fasilitas sanitasi yang memadai, diharapkan akan ada pengurangan praktik buang air besar sembarangan, yang merupakan langkah penting menuju status ODF untuk meningkatan kualitas hidup dengan lingkungan yang lebih sehat, kualitas hidup warga akan meningkat, terutama dalam hal kesehatan dan kesejahteraan.

Serta dengan adanya septic tank komunal yang efektif, akan mengurangi potensi pencemaran lingkungan, terutama air tanah dan sumber air lainnya. Dengan terwujudnya gerakan ini, akan tercipta kelurahan yang lebih bersih dan terawat, yang pada gilirannya dapat meningkatkan rasa bangga dan keterlibatan warga dalam menjaga kebersihan lingkungan.

Baca Juga: Opini Reddit: Seblak Overrated? Makanan Pedas yang Kehilangan Pesona

6. Sosialisasi dan Edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat merupakan kegiatan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya PHBS dapat membantu mengurangi risiko stunting dengan meningkatkan status gizi anak dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat.

Dengan mengedukasi dan memberdayakan warga tentang PHBS terkait stunting, diharapkan masyarakat akan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang lebih baik dalam merawat anak-anak balita mereka dengan gizi yang baik dan lingkungan yang sehat, sehingga dapat membantu mengurangi angka stunting di komunitas tersebut

Membangun dan mengembangkan inovasi tentunya memerlukan banyak sumber daya baik waktu, anggaran, sumber daya manusia.

Oleh karena itu, Inovasi GESAT dengan CINTA Kita Tuntaskan Stunting untuk bergerak bersama mengatasi stunting diharapkan dapat memberikan manfaat dan terus berlanjut.

Baca Juga: 6 SMA Negeri di Kota Padang yang Masuk Top 1000 Sekolah Terbaik se-Indonesia

Inovasi GESAT dengan CINTA Kita Tuntaskan Stunting untuk bergerak bersama mengatasi stunting memiliki fungsi koordinatif dan mencakup seluruh unsur kewilayahan di Kecamatan Bandung Kidul. Kolaborasi dan komitmen bersama dari semua stakeholder yang dituangkan dalam regulasi kebijakan sehingga inovasi ini dapat terimplementasikan secara optimal dan berkelanjutan.***

Penulis: Shinta Parmawati, S.STP., M.Si

Editor: Dadang Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah