Mencegah Terjadinya Kasus Baru, Kunci Menekan Prevalensi Stunting

- 28 Juli 2023, 19:39 WIB
Menjaga kesehatan ibu hamil agar melahirkan bayi yang sehat merupakan langkah strategis menciptakan lingkungan yang sehat dan bebas stunting.
Menjaga kesehatan ibu hamil agar melahirkan bayi yang sehat merupakan langkah strategis menciptakan lingkungan yang sehat dan bebas stunting. /
GALAMEDIANEWS - Dalam seminar daring tentang Praktik Baik Desa atau Kelurahan Bebas Stunting (De’Best) di 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) bersama Bhayangkari dan beberapa kepala desa dari berbagai provinsi, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengajak para audience untuk mencegah kasus bayi stunting baru. Langkah tersebut menurut Hasto adalah kunci terwujudnya desa atau kelurahan sehat dan bebas masalah bayi gizi buruk.
 
"Salah satu yang ditekankan adalah jarak melahirkan harus betul-betul diatur, menyusui harus sukses. Kita tahu bahwa jarak kehamilan itu sangat berkorelasi dengan stunting,” ujar Hasto dalam seminar, Jumat 28 Juli 2028.   
 
 
Sementara itu, Seksi Sosial Bhayangkari Elizabeth Argo mengungkapkan bahwa Bhayangkari selalu mendukung setiap kebijakan dari pemerintah dalam menangani stunting. Peran Bhayangkari diwujudkan melalui kegiatan Posyandu Kemala yang hingga kini sudah memiliki kurang lebih 574 posyandu binaan. Elizabeth menjelaskan, pada setiap kunjungan yang dilakukan, Bhayangkari selalu melaksanakan berbagai langkah pencegahan masalah gizi buruk pada anak.

“Dalam setiap kunjungan kerja, Bhayangkari selalu menyelipkan pemberian bantuan makanan tambahan bergizi kepada anak stunting dan memberikan edukasi kepada para orang tua yang memiliki balita, juga kepada ibu hamil tentang pengetahuan dan pencegahan anak stunting,” ujarnya.
 
Ikut hadir pada seminar ini beberapa pimpinan desa diantaranya, Kepala Desa Mentuda, Kabupaten Lingga, Riau; Kepala Desa Maibo, Kabupaten Sorong, Papua Barat; dan Kepala Desa Purwajaya, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Para kades menyampaikan inovasi yang dilakukan di desa atau kelurahan masing-masing tentang praktik baik penanganan masalah gizi buruk pada anak.
 
 
Kades Mentuda menceritakan inovasi Bersembang Sehat yang dilakukan di daerahnya, dengan agenda yang diisi oleh kegiatan jemput bola kunjungan petugas posyandu ke rumah warga, pemberian tablet tambah darah (TTD) serta vitamin guna memantau langsung adakah kasus stunting di daerahnya. Kemudian kegiatan yang berfokus pada pemenuhan gizi ibu hamil dan anak, dengan Demo Masak Gerakan Anti Stunting (Desa Gasing) dan Lambung Pangan Masyarakat (Lampam).

 

Di Desa Maibo Kabupaten Sorong, inovasi yang dilakukan yakni program dapur sehat, berupa pemberian asupan makanan bergizi seimbang pada balita. Kegiatan ini sekaligus mewujudkan ketahanan pangan di daerahnya dengan pengembangan budidaya lele dan peternakan sapi sebagai sumber kebutuhan protein hewani yang baik bagi tumbuh kembang anak.
 
Sedangkan di Desa Purwajaya, inovasi yang dilakukan adalah dengan melibatkan orang tua siswa sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) HI Gaharu sebagai situs lab untuk parenting dengan membentuk kelas inspirasi. Dalam kelas inspirasi diberikan edukasi langkah-langkah pencegah stunting, serta bergotong royong membuat kolam terpal ikan dan kandang ayam bagi keluarga rentan gizi buruk.
 
 
Beberapa terobosan yang dilakukan di ketiga desa ini, berdasarkan Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM), mampu menurunkan prevalensi stunting cukup signifikan.
 
Di Desa Mentuda, prevalensi stunting sebesar 9,35 persen pada tahun 2022 turun menjadi 7,39 persen tahun 2023. Kemudian Desa Purwajaya berhasil menurunkan prevalensi stunting dari tahun 2022 sebesar 7,02 persen, menjadi 2,43 persen tahun 2023. Sedangkan di Desa Maibo, prevalensi stunting pada tahun 2023 ditekan hingga sebesar 11, 1 persen.***

Editor: Ryan Pratama

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah