Mencabut Akar Radikalisme

- 12 November 2020, 08:25 WIB
Anisa
Anisa /

GALAMEDIA - Radikalisme merupakan sebuah pandang sosial atau politik yang bersifat keagamaan yang ekstrem yang tidak sejalan dengan pandangan politik yang dianut oleh NKRI, yang dapat menimbulkan perpecahan antara kelompok sosial, politik, sosial budaya dan agama. Beberapa aksi radikalisme yang terjadi membuat pepecahan dan kerugian yang mendalam.

Ada banyak aksi radikalisme yang puncaknya pada tindakan terorisme, seseorang yang terjebak pada pemikiran radikal akan sukar untuk menerima masukan dari orang lain. Berbagai macam aksi terorisme yang terjadi di Indonesia bukan hanya meluluhlantahkan banggunan, namun juga ada banyak nyawa yang melayang. Terkadang anak-anak yang bahkan belum mengerti makna hidup dan mengeja huruf juga ikut menjadi korban kekejaman para teroris.

Mereka melancarkan aksinya dengan doktrin-doktrin jihad, menjadikan para pengikutnya tidak takut mati dan mencekoki dengan berbagai hal yang bisa melancarkan aksi mereka. mereka menggunakan media Internet untuk menjaring masa dan juga pengikutnya. Teror yang dilakukan pihak teroris bukan hanya mngacu pada persoalan fisik namun juga secara mindset dan juga psikis.

Baca Juga: Habib Rizieq: Kenapa Denny Siregar Dibiarkan? Begitu Pun Ade Armando dan Abu Janda

Misalnya ISIS memanfaatkan vitur dalam internet dengan tujuan untuk mencari masa, mendoktrin pengikut yang tujuannya bisa menjaring pengikut yang banyak supaya bisa melancarkan aksinya yang ranah dan tujuannya mengacu pada persoalan politik. Kekejaman para teroris ini semakin brutal dan membabi buta mereka menganggap bahwa orang yang tidak sepaham atau sealiran dengan mereka adalah musuh dan wajib untuk diperanggi.

Kegiatan teroris di dunia siber meliputi 9 yakni: Propoganda, perekrutan, pelatihan, penyediaan logistik, pembentukan paramiliter secara melawan hukum, perencanaan, pelaksanaan serangan teroris, persembunyian dan pendanaan. (Golose, 2005:31). Dari 9 unsur sudah didesain sedemikian rupa sehingga para anggota akan merasa bahwa mereka adalah seorang pembela yang berjuang dengan melawan negara dan pemerintahan.

Tujuan dari kegiatan para teroris ini ialah untuk membangun dan jga mempertahankan organisasi kelompok dari jaringan teroris tersebut, menawarkan ideologi terorisme, hingga menyebar teror dan ketakutan terhadap masyarakat. Maka dari itu penting bagi kita sebagai pengguna aktif internet untuk memilah dan memilih tayangan dan tontonan apa yang akan kita tonon, supaya kita tidak terjerumus dalam tontonan yang bersifat radikal, yang bisa membahayakan diri sendiri dan orang lain.

Baca Juga: Kasus Terkonfirmasi Positif Covid-19 di Garut Tembus 1000 Orang

Bom bali pada 12 Oktober 2002 puku 23.15 ledakan pertama dan keuda terjadi lima meter di depan DiskotekSari Clup, di jalan Legian, Kuta merengut nyawa 202 orang mayoritas penduduk australia (kompas.com 12 okt 2019) Adanya berbagai macam teror yang mengancam harus menumbuhkan semangat para warga yang melakukan sinergi dengan aparat supaya teror bisa diminimalisirkan.

Masuknya Doktrin Radikalisme
Mungkin anda akan berpikir bagaimana orang-orang bisa dengan mudah untuk ikut, masuk dan bergabung dengan kelompok-kelompok radikal. Ada beberapa faktor yang melatarbelakangi seseorang bisa terjebak dalam aksi ini diantaranya adalah: pertama, termakan doktrin-doktrin di Internet, para kaum radikal dan kelompok teroris menggunakan media internet sebagai media promosi dan rekrutmen anggota barunya. Dari sana apabila kita tidak selektif dalam memilih tontonan maka akan terjebak dalam kelompok-kelompok terorisme.

Kedua, termakan stiqma pemurnian Islam, yang di pahami sebagian orang hanya sebatas tekstual tanpa memperhatikan budaya dan adat istiadat di sekitar. Pada pelaku terorisme memiliki misi misalnya pemurnian tauhid. Klaim yang muncul antaranya adanya doktrin terhadap ayat dan hadist yang jelas maknanya, namun juga ayat dan hadist yang masih samar maknanya. Kelompok ini biasanya tidak mengakui adanya iktikaf.

Ketiga, kurangnya pengetahuan dan dasar, pondasi dan pengetahuan agama yang minim, sehingga akan meneelan mentah-mentah sebuah informasi, tanpa mentabbayun terlebih dahulu. Mereka akan patuh dan tunduk kepada ketua kelompoknya, sehingga mudah untuk menyalahkan orang lain bahkan biasanya mereka memiliki sifat keras sehingga mudah mengkafirkan orang lain, bahkan sesama muslim. Karena penggetahuan agamanya yang minim mereka akan memahami Alquran dan Hadist hanya secara harfiyyah dan melepaskan dari konteks sosial.

Baca Juga: Pegawai Positif Covid-19, PDAM Kota Bogor Tutup Sementara Selama Tiga Hari

Keempat adanya kekecewaan terhadap kinerja pemerintah, sehingga memunculkan pikiran dan tindakan untuk melawan, yang puncaknya ingin menggeser dan mengganti sistem pemerintahan yang ada. Banyak orang yang masuk jaringan teroris karena tidak puas dengan kinerja pemerintaah, dan ini merupakan bentuk protes dari kaum mereka.

Kelima, iming-iming kehidupan yang layak, ada sebagian orang yang tertarik bergabung dengan kelompok teroris karena iming-iming kehidupan yang sejahtera, nyatanya itu hanya janji semata, banyak WNI yang ermakan bujuk rayu kelompok ISIS yang justru menyesal dan memiliki keinginan untuk kembali ke NKRI.

Mencabut Akar Radikalisme
Dalam sebuah pohon akar merupakan bagian terpenting selain sebagai penopang akar juga berfungsi sebagai penyerap air dan unsur hara, penyimpan cadangan makanan untuk tumbuhan, untuk repirasi dll. Akar menjadi bagian terpenting dari tumbuhan. Tanpa akar tumbuhan akan sukar untuk tumbuh dan berkembang menjadi pohon yang besar. Akar menjadi pokok karena tugasnya sebagai penopang tumbuh kembang tumbuhan.

Baca Juga: Tarif Tol Jakarta-Cikampek Naik, Ini Daftarnya

Saat tanaman di pangkas batangnya, akan tumbuh tunas-tunas kecil sebagai bukti bahwa kerika akar masih tertancap di tanah masih akan ada kehidupan di atasnya. Sama seperti kasus-kasus radikalisme dan terorisme, apabila yang di pangkas hanya anak buah yang melakukan eksekusi di lapangan tanpa mencari akar atau dalang dari terorisme itu sendiri maka aksi-aksi serupa masih akan tumbuh subur.

Hal yang bisa dilakukan untuk mencabut akar radikalisme antara lain ialah: pertama, harus selektif dalam pemilihan media, Internet mempunyai dua mata pisau, dapat digunakan untuk hal positif maupun negatif, jadi saat hendak berselancar ke dunia maya hendaknyaa lebih selektif. Semakin sedikit pengikut atau jamaah yang bergabung di jaringan radikal maka akan semakin mudah untuk mencabut akar dari radikalisme itu sendiri.

Kedua, melakukan pemblokiran pada situs-situs yang mengandung unsur radikal dan terorisme, kerjasama antara KEMINFO dengan aparat untuk memblokir situs-situs yang menyebarkan paham radikal. Sebagai masyarakat juga harus ikut pro-aktif untuk ikut melaporkan segala jenis konten-konten yang menyimpang dan mengarah pada aksi-aksi teror.

Baca Juga: Yuk Pahami dan Amalkan, Ini Arti dan Makna Asmaul Al Bathin, Al Waaliy dan Al Muta’ali

Ketiga, memperkuat dasar dan pondasi keagamaan, saat kita mengetahui esensi beragama maka kita akan sukar terjebak dalam kelompok-kelompok radikal, semakin sedikit pengikut dari kelompok mereka juga akan semakin mudah untuk mencabut akar dari radikalisme tersebut. Keempat, memberanikan diri untuk melawan dan melaporkan, hal yang dilakukan kaum radikal adalah menyebar propoganda dan jetakutan terhadap masyarakat, namun jika masyarakat bersatu untuk melawan dan berani melapor maka kelompok mereka akan sukar untuk melebarkan sayapnya.

Kelima, memperkuat ukhuwah islamiyah yakni persaudaraan terhadap muslim, saat kita memahami dan menyadari makna ini maka kita tidak akan mudah untuk menyalahkan dan mengintimidasi sesama umat khususnya umat muslim. Menganggap semua orang adalah saudara jadi rasa kasih sayang akan tumbuh, dan menghilangkan perasaan akan menyakiti satu sama lain.

Itu adalah beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencabut penyebaran radilakisme, kata bang napi, kejahatan terjadi bukan hanya ada niat dari pelakunya tapi karena juga adanya kesempatan. Maka dari itu tutup kesempatan, mari saling bergandengan tangan menjaga NKRI supaya aksi-aksi terorisme bisa lenyap dari muka bumi.

Baca Juga: Terbaru, Harga Emas Hari Ini, Kamis 12 November 2020, Rata-rata Turun, Investasi Nggak Ya?

Penulis Anisa Rachma Agustina
Press Kampus “Pena Aswaja” STAINU Temanggung

 

 

Editor: Kiki Kurnia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x