Peralatan Tradisional yang Mulai Terpinggirkan Dalam Pemanfaatannya

29 Desember 2020, 13:54 WIB
Boboko alias bakul nasi /Engkos Kosasih

GALAMEDIA - Generasi masa lalu, tentunya akan mengetahui dan memahami fungsi serta nama-nama benda tradisional ini yang biasa digunakan dalam kehidupan rumah tangga yang ada di kawasan permukiman penduduk, khususnya di perkampungan.

Nama-nama barang tradisional itu di antaranya, jubung, tetenong, tampir, said, cecempeh, tolomong, boboko, cangkir kayu, cangkir bambu, emuk (cangkir besar), kendi, dan barang tradisional lainnya. 

Ada juga barang tradisional itu adalah lisung, halu, jubleg, lulumpang yang biasa digunakan untuk nutu atau numbuk gabah kering, selain warga saat ini menggunakan mesin heler dengan menggunakan tenaga diesel. 

Baca Juga: Diungkap Pakar, Bersandi Toledo Rusia Kembangkan Senjata Biologis Dahsyat dari Virus Mematikan

Seorang pemuda Atep Kustiwa, warga Kecamatan Ibun Kabupaten Bandung mengatakan, mungkin saja bagi sebagian orang nama-nama barang tradisional itu akan terasa asing bagi para generasi muda maupun kaum milenial saat ini, yang belum mengenalnya. 

"Tapi lain lagi bagi warga yang sudah berusia puluhan tahun yang tinggal di perkampungan dengan adat istiadat tradisional, mungkin saja sudah banyak yang mengenali barang-barang tradisional yang digunakan perkakas dapur tersebut," kata Atep Kustiwa, S.Pd,. M.M., kepada Galamedia di Ibun, Selasa 29 Desember 2020.

Seiring dengan waktu dan tumbuhnya regenerasi, imbuh Atep, barang-barang tradisional itu dalam pemanfaatannya diperkirakan mengalami pengurangan. Bahkan sudah banyak orang yang meninggalkan pemanfaatan perkakas dapur dari barang tradisional itu.

Baca Juga: DJP Tunjuk Enam Perusahaan dan Cabut Satu Badang Usaha Pemungut PPN

Hal itu dipicu oleh pengaruh teknologi dan pemanfaatan barang-barang modern, sehingga pemanfaatan barang tradisional, khususnya perkakas dapur mulai tergerus oleh perkembangan zaman. 

"Tapi untuk di perkampungan masih banyak ibu-ibu rumah tangga yang memanfaatkan perkakas dapur seperti seeng, langseng, gerengseng atau wajan, aseupan, boboko, hihid, dulang, dan perkakas dapur lainnya untuk memasak nasi maupun makanan lainnya hasil bumi yang dihasilkan masyarakat di perkampungan," tuturnya. 

Untuk diketahui dengan menggunakan perkakas tradisional, khususnya untuk memasak nasi memiliki aroma yang khas.

Baca Juga: Kapolda Jabar Klaim Tindak Pidana Di Wilayah Hukumnya Menurun Sepanjang Tahun 2020

"Nasinya itu tercium aroma wangi, dan rasanya pun enak. Mengingat cara memasaknya pun dengan proses pembakaran menggunakan tungku dengan kayu bakar. Untuk mengambil kayu bakar menggunakan sunung atau ancun. Sedangkan eter digunakan warga perkampungan untuk membawa rumput," tuturnya. 

Berbeda dengan kondisi saat ini, banyak orang memanfaat peralatan modern dengan proses menanak nasi menggunakan energi listrik. Sehingga proses menanak nasinya pun lebih praktis, dan disajikannya pun lebih cepat.

Atep Kustiwa juga turut mengungkapkan penggunaan alat tradisional lisung dan halu yang biasa digunakan orang-orang masa lalu untuk menumbuk gabah kering menjadi beras itu sudah jarang digunakan.

Baca Juga: Sepanjang 2020, Polda Jabar Pecat 10 Anggota Menurun dari Tahun Sebelumnya yang Mencapai 16 Orang

"Beras hasil numbuk itu, rasanya pun lain akan terasa lebih enak dan tercium aroma cukup wangi," katanya.

Belakangan ini, tuturnya, masyarakat saat ini lebih banyak menggunakan mesin heler untuk menggiling gabah kering menjadi beras. Selain lebih praktis dan mudah, juga prosesnya cepat dan dan menghasilkan banyak beras yang bisa langsung dimasak. 

"Karena didukung dengan perkembangan teknologi, sehingga banyak orang yang memanfaatkan mesin heler untuk menggiling gabah kering menjadi beras yang siap dimasak," ungkapnya. 

Baca Juga: Asik, Pencairan Bansos Tahun 2021 Akan Langsung Diantar ke Rumah Penerima

Melihat perkembangan regenerasi pada zamannya itu, pemanfaatan barang-barang  tradisional pun secara alamiah mulai terpinggirkan karena ada alat bantu yang menggantikan dengan fungsi yang tidak jauh sama dalam pemanfaatannya. 

"Intinya, penggunaan barang-barang tradisional bisa digantikan oleh peralatan modern dalam kehidupan masyarakat. Tapi kita tak melupakan sejarah, lahirnya peralatan modern berawal dari inspirasi peralatan tradisional," pungkasnya. ***

 

Editor: Kiki Kurnia

Tags

Terkini

Terpopuler