ITB Bantu Pemerintah Realisasikan Laptop Merah Putih untuk Pembelajaran Digital

30 Juli 2021, 08:25 WIB
Faoto ilustrasi laptop /

GALAMEDIA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia akan mendorong produksi Laptop “Merah Putih” melalui pembentukan konsorsium perguruan tinggi dalam negeri.

Institut Teknologi Bandung (ITB) menjadi bagian dari konsorsium tersebut bersama Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, dan Universitas Indonesia.

Program multidisiplin ini akan melibatkan masing-masing tim di kelima Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH) tersebut. Masing-masing tim akan memiliki 5 koordinator yang akan mengelola kegiatan pengembangan untuk bagian-bagian yang berbeda dari sistem laptop tersebut.

Baca Juga: WHO Kembali Sorot Covid-19 di Indonesia: Dua Provinsi Mengalami Lonjakan Kasus di Atas 50 Persen

Tim teknis yang terlibat tersebut akan bergantung pada alokasi dana dari pemerintah.
Laptop Merah Putih dari ITB sendiri diinisiasi oleh Ir. Adi Indrayanto, M.Sc. Ph.D., dari STEI, juga sebagai Ketua Pusat Mikroelektronika.

"Ada lima kategori kegiatan dalam masing-masing PTN-BH anggota konsorsium, yaitu terkait dengan platform hardware, sistem operasi, software aplikasi, perangkat peripherals, dan komponen," ungkap Wakil Rektor Bidang Keuangan, Perencanaan, dan Pengembangan, Ir. Muhamad Abduh, MT., Ph.D dalam keterangan persnya, Jumat 30 Juli 2021. .

Menurutnya, masing-masing kategori kegiatan ini membentuk sebuah sub tim yang memiliki koordinator tim ahli masing-masing yang akan memiliki anggota peneliti dan teknisi.

Baca Juga: Bukan Tujuan Politis, Ternyata Ini Tujuan China Sebarkan Vaksin Produknya ke Luar Negeri

“Tim akan bekerja sama dengan mitra industri untuk sisi produksinya. Tim ahli lebih fokus kepada RDE (penelitian, pengembangan, kerekayasaan), sementara untuk produksinya akan bekerja sama dengan mitra industri, baik lokal maupun multinasional,” tambahnya.

Sementara itu, menurut Adi Indrayanto spesifikasi laptop ini nantinya akan disesuaikan dengan kebutuhan proses pendidikan yang memiliki level pendidikan yang berbeda.

Spesifikasi produk bisa jadi lebih dari satu sesuai dengan kebutuhan dan juga sesuai dengan inovasi PTN-BH masing-masing. Komponen produknya tetap berasal dari mancanegara sebab di dunia tidak ada produk elektronika yang semua komponennya dibuat oleh sebuah negara.

Baca Juga: Jerinx SID Kembali Terjerat Kasus Hukum, Penyidik Polda Metro Terbang ke Bali Lakukan Pemeriksaan

"TKDN (tingkat kandungan dalam negeri) akan dilakukan secara bertahap sesuai dengan kemampuan industri dalam negeri dalam memproduksi hasil RDE dari tim konsorsium," katanya.

Distribusi Produk
Muhamad Abduh menambahkan, program ini diinisiasi dengan adanya keperluan perangkat digital (laptop, tablet) untuk proses pembelajaran digital oleh pemerintah.

Bukan hanya untuk menjawab kebutuhan pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang selama ini menjadi satu-satunya cara untuk meneruskan proses pendidikan dalam kondisi pandemi Covid-19, tetapi juga menjawab rencana Kemendikbud untuk melakukan transformasi digital dalam proses pembelajaran sesuai dengan arahan Presiden.

“Jadi pengguna terbesar adalah pemerintah untuk kebutuhan pembelajaran digital dalam proses pendidikan,” kata dia.

 Baca Juga: Ruhut Sitompul Akhirnya Akui Peran Besar Trio PD untuk Bangsa Indonesia: Mantap Lanjutkan Terus Nyinyir

Harapan dari program ini adalah industri dalam negeri akan meningkat kompetensinya dalam memproduksi perangkat digital. TKDN naik, tumbuhnya ekosistem industri perangkat digital di Indonesia.

Selain itu, serta inovasi peruguruan tinggi terkait dengan pembelajaran digital akan dimanfaatkan oleh pemerintah pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.

“Aktivitas ini juga diharapkan akan membuka lapangan kerja dalam bidang rekayasa (engineering) di produk digital, dan lulusan peruguran tinggi, politeknik, dan SMK di bidang teknologi elektronikan dan informatika akan terserap,” ucapnya

Nantinya diharapkan industri dalam negeri bisa memproduksi perangkat digital untuk pasar nasional bahkan internasional. Indonesia bisa menjadi pusat produksi perangkat digital ASEAN. ***

Editor: Hj. Eli Siti Wasilah

Tags

Terkini

Terpopuler