13 Oktober 2021 Hari Tanpa Bra alias No Bra Day, Begini Sejarah dan Maknanya

12 Oktober 2021, 21:12 WIB
Ilustrasi - 13 Oktober 2021 Hari Tanpa Bra alias No Bra Day, Begini Sejarah dan Maknanya. /No Bra Day./ slate.com

GALAMEDIA - Besok, 13 Oktober 2021, diperingati sebagai Hari Tanpa Bra atau No Bra Day. Setiap tahunnya, tanggal 13 Oktober memang diperingati sebagai Hari Tanpa Bra.

Bagaimana sejarah dan makna dari Hari Tanpa Bra? Jangan salah paham ya, Hari Tanpa Bra bukanlah ajang pamer payudara.

Tapi, Hari Tanpa Bra merupakan bentuk kampanye untuk mengingatkan kaum perempuan akan kesehatan payudara, terutama dari ancaman penyakit kanker payudara.

Sejarah Hari Tanpa Bra memang muncul untuk meningkatkan kesadaran setiap orang terhadap kanker payudara.

Baca Juga: Romantisnya Song Hye Kyo dan Jang Ki Yong, Foto-fotonya Beredar! 'Resmi' Jadi Pasangan yang Menakjubkan

Peringatan ini digelar bertepatan dengan bulan kesadaran kanker payudara setiap bulan Oktober.

Dikutip dari National Today, asal usul Hari Tanpa Bra berawal dari kegiatan meningkatkan kesadaran akan kanker payudara yang dilakukan di Amerika Serikat dan Kanada pada 2011.

Saat itu, Dokter bedah Mitchell Brown di Toronto menggagas BRA, akronim dari Breast Reconstruction Awareness (BRA) Day yang bertujuan untuk mengedukasi perempuan akan pilihannya ketika harus menghadapi mastektomi.

Pada tahun yang sama, seorang perempuan dengan nama samaran Anastasia Donuts menyusun Hari Tanpa Bra Nasional melalui sebuah situs web. Sejumlah aktivis ikut menggaungkan tagar #nobraday.

Setelah gencar melakukan kampanye, tiga tahun kemudian akhirnya dipilih lah tanggal 13 Oktober sebagai Hari Tanpa Bra.

Baca Juga: Peristiwa 13 Oktober: Kecelakaan Pesawat di Papua Nugini Tewaskan Puluhan Penumpang, Perang Dunia II Dimulai

Dimulai dari AS dan Kanada, gerakan Hari Tanpa Bra ini akhirnya bisa menyebar ke berbagai negara di dunia, termasuk di Eropa dan Asia.

Pada 2014, tercatat 30 negara di dunia ikut merayakan Hari Tanpa Bra. Sampai akhirnya, kampanye itu mengajak para perempuan untuk tidak memakai bra.

Ajakan ini merupakan bentuk kepedulian untuk para penyintas kanker payudara yang tidak bisa keluar rumah tanpa bra untuk menahan payudara buatan setelah menjalani operasi pengangkatan payudara.

Diharapkan dengan adanya hari ini, para perempuan dapat menyadari bahaya kanker payudara sehingga dapat melakukan tindakan pencegahan.

Di Indonesia, kanker payudara masih mendominasi kasus kanker, terhitung 20 persen dari kasus yang menyerang wanita. Karena itulah, wanita perlu dididik tentang tanda dan gejala kanker payudara.

Baca Juga: Kereta Cepat Jakarta-Bandung Dikritik Karena Pakai APBN, Ngabalin: Lebih Baik Daripada Mangkrak

Hal tersebut pernah diungkapkan Dr. Wong Chiung Ing, konsultan senior yang memiliki minat khusus pada kanker payudara dan ginekologi, beberapa waktu lalu.

Dikatakannya, risiko kanker payudara meningkat seiring bertambahnya usia. Karena itulah, wanita harus tahu akan tanda dan gejalanya. Untuk kanker payudara sendiri, ungkapnya, bisa dikenali daio dideteksi secara dini.

"Kita bisa cek sendiri dengan mengangkat tangan, dan menyentuh bagian antara ketiak dan payudara. Bila ada benjolan, maka harus segera memeriksakan diri," ungkapnya.

Indonesia sendiri tercatat sebagai negara ke-8 di dunia dengan penderita kanker terbanyak sedunia.

Berdasarkan laporan WHO melalui Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (The International Agency for Research on Cancer/IARC) yang terbit Desember 2020, jumlah penderita baru di Indonesia mencapai hampir 400.000 kasus selama 2020 dan 54 persen kasus terjadi pada perempuan.

Baca Juga: Kesulitan untuk Menjadi Negara Maju, Akademisi Sebut Indonesia Miskin Pemimpin Jenius

Dikatakannya, kanker payudara, mulut rahim (serviks), dan rahim (ovarium) adalah jenis kanker tertinggi yang banyak menimpa perempuan, sementara pada pria kebanyakan terjadi kasus kanker paru-paru, hati, dan usus besar (kolorektal).

Dengan tingkat kematian mencapai 59 persen, sangatlah penting untuk mengetahui seluk beluk tentang kanker, penyebab, tanda kemunculan dan gejala, serta bentuk pengobatannya.

Dijelaskannya, tidak ada penyebab pasti dari kanker. Namun, terjadinya kanker dikaitkan dengan berbagai alasan mulai dari profil genetik individu hingga kebiasaan gaya hidup seperti merokok.

Dengan demikian, mengenali tanda dan gejala serta diagnosis yang tepat sejak dini dapat membuat perbedaan yang signifikan dalam penanganan kanker, terutama kanker payudara.

Kanker payudara juga dapat dicegah dengan melakukan gaya hidup sehat seperti makan makanan yang bergizi, tidur yang cukup, berolahraga, dan tidak merokok.

Hindari pula makanan yang dapat memicu kanker payudara seperti daging merah, daging yang diproses, alkohol, gula, dan susu tinggi lemak.***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler