Penyebab Konflik Rusia dan Ukraina Sudah Terjadi Sejak Dulu, Berikut Sejarahnya

25 Februari 2022, 16:48 WIB
Penyebab Konflik Rusia dan Ukraina Sudah Terjadi Sejak Dulu, Berikut Sejarahnya. /Foto: REUTERS/Valentyn Ogirenko/

GALAMEDIA - Baru-baru ini dunia sedang gempar akibat perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina sejak tanggal 24 Februari 2022 kemarin.

Rusia menyatakan perang dengan Ukraina melalui pidato Presiden Rusia Vladimir Putin yang akan lancarkan serangan ke negara Ukraina.

Hal itu berbanding terbalik dengan negara-negara pro terhadap peraturan PBB saat ini yang mengecam tindakan Rusia yang serang Ukraina.

Apa sih awal mula penyebab terjadinya konflik perang Rusia dengan Ukraina? Apakah benar hal ini dapat memicu Perang Dunia ke 3?

Berikut Galamedia telah merangkumnya dari Youtube @Ferry Irwandi yang berjudul DOCUVLOG, penjelasan awal mula terjadinya konflik Rusia dan Ukraina yang sudah terjadi sejak dulu.

Awal mula perpecahan Rusia dengan Ukraina terjadi pada bulan Desember 2021, dimana sebuah peristiwa terjadi di Rusia hingga memanaskan panggung politik global.

Baca Juga: Profil Pak Ogah Serial Televisi 'Si Unyil', Sedang Sakit Keras Tapi Tak Bisa Jalani Pengobatan

Hal ini disebabkan karena pada saat itu Rusia menempatkan 100.000 pasukan di perbatasan Ukraina.

Karena pada saat itu presiden Rusia Vladimir Putin meminta NATO dan Ameriks untuk menghentikan semua aktivitas militer di daerah Eropa Timur Dan meminta Amerika dan Nato untuk berhenti merekrut anggota yang baru.

Serta meminta Amerika dan Nato berhenti ikut campur dalam segala urusan di Eropa Timur.

Dari ketiga permintaan itu tentu saja pihak Amerika maupun NATO jelas menolak, karena mereka merasa, apa urusannya Rusia mengaturnya.

Akibat penolakan itu presiden Rusia Vladimir Putin pun mengambil sikap dan tidak main-main sama pernyataannya. Jka permintaannya belum juga disetujui, pada saat itu Putin akan melakukan invasi militer besar-besaran ke Ukraina, kenapa demikian?

Untuk menjawab hal tersebut, kita perlu balik lagi ke 1.500 tahun yang lalu, pada saat ada kerajaan yang bernama Cyprus.

Kerajaan ini menjadi cikal bakal bangsa Slavia, semacam belarus Ukraina dan Rusia, dari sinilah semua berasal dan kekaisaran Rusia pun muncul.

Singkat cerita pada abad modern, kekaisaran Rusia berubah menjadi negara yang bernama Uni Soviet.

Setelah perang dunia kedua berakhir, barat merasa regu Uni Soviet sebagai ancaman yang baru. Kenapa, karena mereka takut Uni Soviet melakukan invasi besar-besaran ke Eropa.

Baca Juga: Gemasnya Ukkasya Muhammad Syakhi, Ekspresinya Lagi-lagi Buat Warganet Meleleh

Untuk mencegah hal tersebut, tahun 1949 akhirnya negara-negara Eropa Amerika dan Kanada membentuk sebuah aliansi yang namanya NATO. Dimana ada 12 negara yang menjadi penggagas utamanya.

Sejak saat itulah kemunculan namanya Blok Barat dan Blok Timur, dan disitulah selama berpuluh-puluh tahun perang dingin terjadi.

Singkat cerita pada tahun 1990-an ternyata Uni Soviet tercatat menjadi negara baru yang namanya Rusia dan Uni Soviet harus kehilangan beberapa wilayah, salah satunya Ukraina.

Lepasnya Ukraina dari Uni Soviet ini ternyata ditangisi banyak orang. Banyak yang menyayangkan kenapa Ukraina harus lepas, karena bangsa Rusia sendiri berasal dari Given rules yang ada di kota Kiev ibukotanya Ukraina.

Salah satunya yang kecewa pada masa itu adalah Presiden Rusia Gorbachev, terlebih dia punya ibu yang berasal dari Ukraina.

Selain Gorbachev ada intelijen muda berbakat yang punya karir luar biasa yang kecewa terhadap pisahnya Ukraina, yaitu Vladimir Putin.

Menurut Putin pada saat itu, ia merasa semua orang Ukraina dan orang Rusia itu sama bangsa Ukraina dan bangsa Rusia itu sama seharusnya mereka berada dalam satu negara.

Hal ini berkali-kali ditulis Vladimir Putin di dalam papernya, sampai akhirnya Putih berhasil mengumpulkan kekuatan di Rusia, punya karir yang bagus di pemerintah Rusia, hingga jadi presiden di Rusia.

Dan hasratnya untuk menyatukan kembali Ukraina ke dalam Rusia itu masih ada sampai sekarang, makanya dengan konflik NATO ini dan niat NATO untuk merebut Ukraina sebagai anggota baru itu dijadikan alasan Putin untuk melakukan inflasi militer besar-besaran ke Ukraina.

Baca Juga: PSI Ajak Mahasiswa, Pelajar, Guru & Dosen Kawal Omnibus Law Sektor Pendidikan

Jika melihat sejarah hal ini juga merupakan imbas dari sebuah rangkaian peristiwa yang terjadi puluhan tahun.

Pada saat itu tahun 90-an, Ukraina sudah jadi negara yang merdeka, meski demikian Ukraina masih belum lepas dari bayang-bayang Rusia atau kontrolnya Rusia.

Tahun 2004, terjadi revolusi yang dinamakan revolusi olengs, dimana masyarakat Ukraina berusaha untuk bebas dari bayang-bayang Rusia dan mereka meminta Ukraina menjadi negara yang benar-benar berdaulat, alias tidak tergantung lagi pada Rusia.

Akhirnya revolusi ini mengantarkan seorang presiden baru di Ukraina yang bernama victorius, tentu dari keadaan ini tidak membuat Rusia nyaman, mereka pun melakukan tindakan dan strategi termasuk salah satunya filtrasi ke politik dalam negerinya Ukraina.

Dan hal ini berbuah hasil, karena pada tahun 2010 pemimpin oposisi Viktor yanukovych terpilih menjadi presiden Ukraina.

Pada saat itu hubungan antara Ukraina dengan NATO maupun Amerika benar-benar dipenggal, artinya yanukovych benar-benar berpihak pada Rusia dan ini membuat Rusia dan Vladimir Putin senang namun ternyata yang tidak senang adalah masyarakat Ukraina sendiri.

Dan akhirnya revolusi kembali meletus pada tahun 2014, pada saat itu terjadi kekosongan kekuasaan, karena buah dari revolusi tersebut Rusia memanfaatkan kekosongan jabatan di Ukraina.

Baca Juga: Beby Tsabina Pakai Dress dari Desainer Ternama, Pesona Aktris 7 Juta Followers itu Bikin Penggemar Jatuh Hati

Setelah terjadi revolusi dengan mencaplok secara paksa daerah crimea, Rusia juga menyalakan Api pemberontakan dengan mendukung secara penuh kelompok separatis yang berada di Ukraina timur.

Itulah beberapa tindakan yang diambil pemerintah Rusia kepada Ukraina, bahkan setelah Ukraina merdeka sampai detik ini dan ini adalah masalah geopolitik yang serius.

Nah, Presiden baru terpilih Ukraina Vladimir zelinski itu ternyata juga anti sama Rusia dan menyatakan keberpihakan secara jelas kepada NATO dan pihak barat dan mengatakan secara tegas bahwa Ukraina tidak ingin berada di bawah bayang-bayang Rusia lagi.

Zelinski juga menyatakan keinginan bahwa Ukraina ingin bergabung kepada NATO dan NATO pun menyambut itu dengan baik, karena bagi NATO ini sebuah langkah yang menguntungkan ketika Ukraina bergabung dengan NATO maka mereka bisa saja membuat pangkalan militer di sana dibagian Eropa Timur.

Hal ini jelas mengancam Rusia, dan ini membuat Rusia naik pitam, hasrat manusia untuk menguasai Ukraina jadi semakin besar juga.

Itulah cerita awal mula konflik dari keduanya yang sudah terjadi sejak lama.***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler