Seniman Jabar Nilai Pemerintah Gamang Soal AKB untuk Kesenian

23 Juni 2020, 13:39 WIB
Puluhan penari melakukan sesi latihan tari Ronggeng Geber Bandung di Yayasan Pusat Kebudayaan (YPK), Jalan Naripan, Kota Bandung, Minggu (24/3). Sebanyak 3000 penari Se-Jabar akan tampil pada acara World Dance Day yang akan di gelar pada tanggal (28/3) nanti di Car Free Day Dago. /


GALAMEDIA - Sejumlah seniman di Jawa Barat menilai pemerintah gamang dalam menentukan sikap mengenai adaptasi kenormalam baru (AKB) atau normal untuk wilayah seni.

Hingga saat ini, pemerintah belum memberikan kelonggaran (new normal) pada kegiatan seni budaya. Padahal kalangan seniman pun sangat terdampak oleh pandemi Covid-19.

"Lebih dari tiga bulan ini, kami tidak bisa mencari nafkah dari berkesenian. Kenapa kami tidak dapat perhatian juga dari pemerintah," ungkap salah seorang seniman dan juga guru tari asal Kabupaten Bandung, Mper Ferdi, Selasa 23 Juni 2020.

Baca Juga: Cegah Penyebaran Corona, Pedagang di Cimalaka Sumedang Wajib Swab Test

Sementara pemeriontah sudah memberi kelonggaran untuk mal, pasar, terminal, angkutan umum, tempat wisata dan sebagainnya.

Menurut pimpinan sanggar Dapur Pangbarep Kabupaten Bandung ini, mengenai AKB pemerintah tolak ukurnya hanya pada seniman tok saja. Sehingga menentukannya pun hanya dengan dengan bandrol harga bukan karya.

"Hal itu dilakukan agar lebih memudahkan dalam menaksir anggaran. Istilah Lain yang di urus pasti seniman (artis) yang sudah terkenal karena mungkin lebih mudah dalam proses "ABC" nya," tegasnya.

Menurutnya, tidak heran dengan sikap pemerintah tersebut, karena sejak awal terjadinya wabah ini pemerintah tidak memperhatikan nasib, kebutuhan, para pelaku seni (pelatih, penata tari, sanggar tari dll), yang setiap waktu berbuat dan berlaku mendidik, melatih anak bangsa demi terselenggara dan terjaganya regenerasi seni dan budaya khusus di dunia tari dan seni lainya.

Baca Juga: New Normal Beauty Tips, Delapan Rahasia Tampil Glowing Tanpa Make-up

"Jadi menurut saya apapun itu dan bagaimana pun itu pemerintah tidak mencerminkan pengayom yang baik, atau kata lain pada saat wabah pemerintah tiarap semua tempat ditutup, semua kegiatan dilarang, tapi kini setelah memulai new normal, mereka menata dengan asal comot," jelasnya.

Ia pun mencontohkan, peringatan hari tari dunia 2020 sudah dipersiapkan hingga 99% sejak Agustus 2019 tinggal menunggu waktu pelaksanaanya (12 April 2020).


Ada 5000 penari (generasi) dengan semangat dan tanpa pamprih para pelatih di 114 sanggar tari berjibaku mengajarkan, menjabarkan dan menerapkan Tari Goyang Mamarung Karya Mas Nanu Munajat kepada anak-anak didiknya.

Baca Juga: Tahukah Anda? Gado-gado Ternyata Dipengaruhi Budaya Portugis


"Ketika wabah terjadi pernahkan dilirik dan dipikirkan? Cukup dengan mohon bersabar.
Bagaimana dengan para seniman yang melibatkan segelintir orang dalam melakukan pertunjukannya? Mereka mendapatkan tempat khusus sehingga menjadi prioritas," kata penggiat seni bajidor ini.

Rasa prihatin pun disampaikan Neneng dari Sanggar Tari Bina Manggala Jakarta. Ia mengatakan dunia seni sampai saat ini masih mengambang karna kondisi saat ini.

"Saya meminta pada pemerintah bahwa kami sangat rindu untuk beraktivitas seperti biasanya, bukan hanya dari segi materi saja yang berdampak dari segi pelestarian budaya yang sudah di batasi," katanya.

"Saya berharap pemerintah untuk mempertimbangkan kepada Sanggar- sanggar agar bisa beraktivitas seperti biasanya," tambahnyya.

Baca Juga: Jakarta Terapkan PPDB Jalur Usia, Ternyata Sesuai Permendikbud

Sementara Kirana seorang pelatih tari dari sanggar Purwa Kirana menyebutkan, selama ini pemerintah selalu menggunakan tarian tradisional dalam berbagai even nasional maupun internasional.

"Tapi kenapa eksestensi seniman tradisional masih tidak diperhatikan, malah dimatikan?" tanyanya.

Ia pun mengaku, akibat pandemi Covid-19 ini, banyak sanggar tari mati suri karena tidak ada yang latihan. Selain itu orangtua siswa banyak pula yang nganggur.

"Sampai kapan kami bisa berkesenian dan memberikan pelatihan tari lagi?" katanya.

Editor: Kiki Kurnia

Tags

Terkini

Terpopuler