Bersungguh-sungguhlah Mencari Ilmu dan Mengamalkannya, Ini Dia Hadistnya

9 Juli 2020, 06:44 WIB
Ilustrasi belajar di rumah selama pandemi Covid-19. /dok

Assalamu'alaikum
*Riyadus salihin*


Bismillaahirrahmaanirrahiim

Dari Abu Musa Ra., dari Nabi Saw., beliau bersabda,

"Perumpamaan petunjuk dan ilmu yang Allah Swt. mengutusku untuk membawanya adalah seperti hujan yang lebat yang turun mengenai tanah.

Baca Juga: Sudahkah Anda Beramal Hari Ini? Yuk Kita Simak Hadistnya

Di antara jenis tanah itu ada yang dapat menyerap air sehingga dapat menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan rerumputan yang banyak; ada tanah yang keras lalu menahan air (tergenang) sehingga dapat diminum oleh manusia, memberi minum hewan ternak, dan menyiram tanaman; Dan yang lain ada permukaan tanah yang berbentuk lembah yang tidak dapat menahan air dan juga tidak dapat menumbuhkan tanaman.

Perumpamaan itu adalah seperti orang yang paham agama Allah Swt. dan dapat memanfaatkan apa yang aku diutus dengannya, dia mempelajarinya dan mengajarkannya, dan juga perumpamaan orang yang tidak dapat mengangkat derajat dan tidak menerima hidayah Allah Swt.dengan apa yang aku di utus dengannya."

(HR Bukhari-Muslim).

Baca Juga: Genoa vs Napoli: Suntikan Tiga Poin, Partenopei naik ke peringkat kelima.

Hadis di atas mengandung beberapa faedah :

(a) Anjuran untuk bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu dan mengajarkannya agar manfaatnya lebih umum dan universal,

(b) Manusia ditinjau dari aspek hubungan dengan ilmu terbagi kepada tiga macam:
Pertama, orang yang menghafal ilmu, lalu mengamalkannya dan mengajarkannya kepada orang lain. Maka, ilmu itu bermanfaat bagi dirinya dan orang lain. Inilah keadaan manusia yang paling utama.

Baca Juga: Barcelona vs Espanyol: Gol Suarez Kirim Rival Sekota Degradasi

Kedua, orang yang menghafal ilmu dan mengajarkannya kepada orang lain, namun ia tidak bersungguh-sungguh dalam mengamalkan sesuai ketentuannya. Maka orang ini berada satu tingkat di bawah orang yang pertama tadi.

Ketiga, orang yang berpaling dari ilmu, maka ia tidak mau mendengarnya untuk memperoleh manfaatnya dan tidak pula menghapalnya untuk diajarkan kepada orang. Maka orang ini termasuk manusia yang paling buruk.


(Dr. Mustafa Sa'id Al-Khin, Nuzhatul
Muttaqina Syarhu Riyadis Salihina, Juz 2, 1407 H/1987 M: 950-951).

Editor: Kiki Kurnia

Tags

Terkini

Terpopuler