Ucapan Kesediahan Ruh Ketika keluar dari Jasad  

25 Agustus 2020, 17:32 WIB
Ilustrasi. (Foto: Getty Images) /

 

GALAMEDIA - Aisyah r.a. pernah berkata : Ketika aku sedang duduk bersila di dalam rumah, tiba – tiba Rasulullah Saw masuk dengan memberi salam kepadaku. Tatkala aku hendak berdiri untuk menghormati beliau sebagaimana adat kebiasaanku setiap kali beliau masuk rumah, maka tanpa ku duga beliau berkata: “Tetaplah duduk di tempatmu tidak perlu engkau berdiri, Wahai Ummul Mukminin.”

Aisyah melanjutkan ceritanya : Rasulullah Saw., kemudian tiduran dengan meletakkan kepalanya diatas pangkuanku, beliau tertidur dengan terlentang. Diatas tengkuknya aku berbuat mencari uban jenggotnya. Akhirnya aku melihat dalam jenggot beliau ada 11 rambut putih. Lantas aku berfikir, dalam hati aku mengatakan : “Bahwa beliau ini akan wafat mendahului aku, maka tinggallah umat ini tanpa Nabi.” Tanpa terasa aku menangis sampai air mata mengalir di pipi sehingga menetes ke wajah Rasulullah, beliau langsung terbangun dari tidurnya seraya bertanya: “ Apa yang menyebabkan dirimu menangis Wahai Ummul Mukminin?”

Aku lantas menceritakan kepada beliau suatu cerita. Beliau bertanya kepadaku:  “Saat apa yang paling pedih dialami mayit?”. Aku menjawab : “Tidak ada keadaan paling pedih atas diri si mayit keluar dari rumahnya, sedangkan anak-anaknya berduka cita di belakangnya, seraya mengatakan: “Aduh…. Bapak…….Aduh…” Sedangkan ibu dan bapaknya berkata : “Aduh… Anakku…”

Baca Juga: Lebih Tinggi dari Angka di Dunia, Pasien Sembuh Covid-19 di Indonesia Melonjak 3 Kali Lipat

Rasulullah lalu bersabda: “Yang lebih pedih lagi” kemudian aku bertanya : “Apa yang lebih pedih lagi dari itu. Ya Rasulullah?” beliau menjawab: “Tidak ada keadaan yang paling pedih bagi si mayit ketika ia diletakkan dalam liang kubur kemudian diuruk dengan tanah. Setelah itu, kembalilah para kerabatnya, anak-anaknya dan para kekasihnya, mereka semua menyerahkan si mayit kepad Allah Swt., beserta perbuatan amalnya. Lalu datanglah malaikat Munkar dan Nakir dalam kuburnya.”

Kemudian Nabi bertanya: “Saat apa yang paling pedih dari kejadian tersebut?” Aku menjawab: “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.”

Beliau lantas bersabda: “Wahai Aisyah, sesungguhnya keadaan yang paling pedih atas diri si mayit adalah ketika orang yang memandikan masuk kepadanya untuk memandikan dirinya. lalu orang yang memandikan mengeluarkan cincin si mayit muda dari jarinya, melepaskan baju pengantin dari badannya, melepaskan surban mayit tua atau mayit alim guna di mandikan. Pada saat iu, ruhnya memanggil  sewaktu melihat si mayit dalam keadaan telanjang, dengan suara yang hanya bisa di dengar oleh seluruh mahluk kecuali jin dan manusia. Ruh itu mengatakan: “Wahai orang yang memandikan, aku minta kalian supaya mencopot bajuku dengan pelan, sebab akau pada saat ini benar – benar ingin istirahat makibat dari sakitnya tarikan malaikat maut.”

Baca Juga: Panglima : Ada Anggota TNI Batalyon Infanteri (Yonif) 300/Raider Cianjur yang Positif Covid-19

Ketika orang – orang memandikan mayit, maka berkalahlah Ruh: “ Wahai orang memandikan, kalian jangan memegang aku dengan kuat, sebab jasadku telah luka akibat dari keluarnya ruh.”

Setelah selesai dimandikan si mayit diletakkan di dalam kain kafan, kemudian diikat pada tempat kedua telapak kakinya. Pada saat itu si mayit memanggil – manggil: “Wahai orang yang memandikan, kalian jangan mengikat kain kafan kepalalu sehingga aku bisa melihat wajah istriku, anak-anakku dan kaum kerabatku, sebab pada hari ini adalah aku berpisah dengan mereka, aku juga tidak akan melihat mereka lagi sampai hari kiamat tiba.”

Sewaktu mayit dikeluarkan dari rumah, maka mayit berseru: “ Wahai golonganku, kutinggalkan istriku dalam keadaan janda, kalian jangan menyakitinya. Kutinggalkan anak-anakku dalm keadaan yatim, kalian jangan menyakitinya, sebab pada hari ini aku keluar rumah dan tidak akan kembali lagi pada mereka untuk selamanya.”

Baca Juga: WHO Ingatkan Pasien Sembuh Bisa Terinfeksi Covid-19 Lagi, Pakar: Bisa Kedua Bahkan Ketiga

Tatkala mayit diletakkan diatas keranda, si mayit berseru: “Wahai golonganku, kalian jangan tergesa – gesa membawaku, sehingga aku bisa mendengarkan suara istriku, anak-anakku, sebab pada hari ini aku akan berpisah dengan mereka sampai hari kiamat.”

Pada saat mayit dipikul di atas keranda dan orang – orang mengantarkan sudah melangkah kakinya tiga kali, tiba- tiba ada seruan dengan suara yang bisa oleh segala sesuatu kecuali manusia dan jin. Ruh berkata: “ Wahai para kekasihku, wahai para saudaraku, wahai anak-anakku, janganlah kalian terbujuk oleh tipu daya dunia, sebagimana dunia telah menipu diriku. Janganlah kalian dipermainkan zaman, sebagaimana zaman telah mempermainkan diriku. Ambillah pelajaran apa yang aku alami ini, sesungguhnya aku telah meninggalkan semua harta yang telah aku kumpulkan untuk ahli wariskudan mereka tidak mau menaggung sedikitpun dari kesalahanku. Di dalam kubur Allah menghisab aku, sedangkan di dunia kalian bersenang –senang dengan segala isinya. Kalian juga tidak mendo’akan akau ketika kalian menshalati jenazah.”

Baca Juga: Emil : Tidak Ada Lagi Zona Merah di Jabar pada Pekan Ini, Namun Angka Positivity Rate Belum Memenuhi

Pada waktu sebagian ahlinya dan teman – temannya kembali dari tempat shalat, maka si mayit berkata: “ Wahai saudaraku, aku mengetahui bahwa mayit itu lupa dikala hidupnya, tetapi kalian jangan melupakan akau secepat ini sebelum kalian menanamku, sehingga aku bisa melihat pada tempatku. Wahai saudaraku, aku mengetahui bahwa wajah mayit lebih dingin dari air yang dingin menurut perasaan hati orang yang masih hidup; tetapi kaian janganlah kembali secepat ini.”

Ketika mayit diletakkan didekat kuburnya, si mayit berkata: “Wahai golonganku, wahai saudara-saudaraku, aku telah mendoakan kalian tetapi kalian tidak pernah mendo’akan aku.”

Saat mayit diletakkan dalam kuburnya, si mayit berkata: “ Wahai ahli warisku, aku tidak mengumpulkan harta yang banyak kecuali aku tinggalkan untuk kalian, maka ingatlah kalian kepadaku dengan memperbanyak kebaikan seperti yang telah aku ajarkan kepada kalian tentang isi Al – Qur’an dan tata krama, janganlah kalian lupa untuk mendo’akan aku.”

Baca Juga: Asupan Nutrisi Terus Dipantau, para Pemain Persib Bandung boleh Cheating Day

Kisah diatas menjelaskan kesedihan seorang mayit yang telah meninggalkan jasadnya yang dikutip dari Buku: “Menyingkap 110 Misteri Alam Kubur” Karya Salim H.J. Semoga bisa menjadi sebuah pembelajaran bagi kita semua. Aminn (Dea/job)

Editor: Kiki Kurnia

Tags

Terkini

Terpopuler