Hijrah bukan Hanya Berpindah, Renungan untuk Tahun Baru 1445 Hijriah

18 Juli 2023, 16:14 WIB
Ilustrasi Renungan untuk Tahun Baru 1445 Hijriah/Pexels/Tom Swinnen /

 

GALAMEDIANEWS - Waktu terus berlalu, dan hari demi hari selalu berganti. Sampai juga umat Muslim pada angka baru di tahun penanggalan Hijriah, 1 Muharram 1445 H mulai magrib tanggal 18 Juli 2023.

Pada tahun baru Hijriah ini, ada banyak hikmah yang bisa kita ambil untuk merefleksikan diri selama setahun terakhir, dan langkah-langkah ke depan supaya bisa menjadi pribadi yang lebih baik.

Tahun baru Islam Hijriah 1 Muharram ini ditandai dengan berpindahnya Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam (SAW) dari kota Mekah ke kota Madinah bersama sahabat-sahabatnya yang sedang memperjuangkan syiar agama Islam.

Baca Juga: Cara Mengkonsumsi Kayu Manis untuk Mendapat Manfaat Kesehatan

Kala itu, kota Mekah sudah terlalu berat untuk ditinggali, atas besarnya ujian dan siksaan oleh kaum Quiraisy yang dihadapi oleh Nabi dan sahabat-sahabatnya.

Berikut adalah renungan dan makna tahun baru Hijriah di tanggal 1 Muharram yang bisa kita renungi dan kita praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Hijrah bukan Hanya Soal Berpindah

Dalam momen tahun baru hijriah 1 Muharram ini, mengutip dari ceramah Ustadz Adi Hidayat dari kanal Youtube Adi Hidayat Official,kita memaknai kata hijrah bukan sekadar berpindah.

Hijrah bukanlah sekadar aktivitas berpindah tempat, melainkan sebuah komitmen atas sebuah kesadaran, nurani, spiritual untuk berpindah menuju keadaan yang lebih baik. Keadaan lebih baik artinya kita berada pada kondisi yang senantiasa mendekatkan diri kepada Allah.

Baca Juga: Khawatir Kelas di Rolling, Berikut 7 Tips Beradaptasi dengan Lingkungan Baru

“Situasi mereka (kaum Muhajirin yang hijrah dari Mekah ke Madinah) kurang begitu kondusif untuk bisa beribadah dengan baik, untuk mempraktekkan nilai-nilai Islam yang luhur, untuk membangun harmoni antar masyarakat dengan nilai Islam yang bisa dipraktekkan. Karena itulah Allah memerintahkan Rasulullah untuk berhijrah, berpindah kepada suasana yang mampu membangun kedekatan kepada Allah dengan lebih nyaman,” kata Adi Hidayat dalam ceramahnya.

Dengan momen tahun baru Hijriah ini, spirit hijrah tersebut bisa kita bawa, dengan berkomitmen menjadi muslim yang berperilaku membawa nilai-nilai keislaman, yang lebih baik daripada kita yang sebelumnya.

Adi Hidayat menegaskan, berhijrah bukan sekadar berpindah tempat. Berhijrah berarti menghadirkan suasana yang lebih mulia, baik, elok dari yang sebelumnya.

Baca Juga: Pernikahan Anjing Pakai Adat Jawa Dinilai Melecehkan, Kembar Mayang Jojo-Luna Jadi Sorotan

"Yang sebelumnya belum pernah ke masjid, berhijrah menghadirkan suasana ibadah dekat dengan masjid. Yang jarang tahajjud, berhijrah dengan mencoba membiasakan menunaikan tahajjud. Yang belum dekat dengan Al-Quran, berhijrah dengan membiasakan diri berinteraksi dengan Al-Quran,” pesan Adi Hidayat untuk membawa nilai-nilai hijrah dalam kehidupan,

Puncaknya, sebagai muslim hendaknya kita mempraktekkan ajaran Islam dengan baik, dalam setiap titian kehidupan.

“Mata kita berislam. Lisan kita berislam. Telinga kita berislam, sampai ke ujung kaki kita. Itulah hijrah yang sesungguhnya,” kata Adi Hidayat.

Baca Juga: Sambut Asia Afrika Festival 2023, Intip Perayaan Menarik AAF Tahun Sebelumnya

Menghadapi Tantangan dalam Hijrah, untuk Meraih Kesuksesan

Ketika Rasulullah SAW dan para sahabat berhijrah, tantangan demi tantangan dilalui. Begitupun dengan kota Madinah, sebelum didatangi oleh Rasulullah, dan masih bernama kota Yatsrib, mengalami ujian yang melilit, seperti pertikaian sosial yang tak kunjung habis selama 600 tahun, dan juga resesi ekonomi.

Setelah Nabi Muhammad datang, nilai-nilai dan suasana hijrah dibawa, perlahan selama 13 tahun, kota Madinah bisa menjadi kota yang berbudaya baik, membentuk peradaban, dan menginspirasi,

Begitupun dengan kita, ketika kita berubah menjadi lebih baik, akan ada tantangan demi tantangan yang dihadapi kepada pribadi kita. Namun, di situlah Allah menguji hamba-Nya. Apakah hamba-Nya punya kesungguhan dan keseriusan untuk mendekat kepada-Nya.

Baca Juga: Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana Tumbang di Korea Open 2023

“Optimis kita bisa menerima tantangan itu. Jika memang (levelnya) sedang, kita sedang diangkat oleh Allah menuju posisi yang lebih baik dari sebelumnya. Jika berat tantangan itu, maka Allah akan menghadirkan lompatan kehidupan kepada kita, yang menghadirkan kesuksesan dengan lebih besar dibandingkan sebelumnya. Tapi itu bergantung dengan kesungguhan dan tekad kita,” ujar Adi.***

Editor: Dadang Setiawan

Sumber: YouTube Adi Hidayat Official

Tags

Terkini

Terpopuler