Fenomena Burnout pada Mahasiswa, Simak Cara Mengatasinya

28 Februari 2024, 20:20 WIB
Ilustrasi Burnout /Pexels @annatarazevich/

GALAMEDIANEWS -  Kehidupan perkuliahan seringkali diidentikkan dengan kesibukan yang ada, baik itu kesibukan di lingkungan kampus maupun diluar kampus. Karena kesibukan tersebut, mahasiswa dituntut untuk pintar dalam mengatur waktu sebaik mungkin. Namun seringkali, kesibukan ini membuat mahasiswa merasakan kelelahan dan kejenuhan.

Jika mahasiswa tidak bisa mengatasi kondisi tersebut, mereka bisa saja akan mengalami situasi burnout. Burnout merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan situasi dimana seseorang mengalami stress yang berat akibat pekerjaan yang sedang dikerjakannya.

Burnout dipicu akibat dari stress yang tidak kunjung teratasi sehingga menyebabkan kehilangan semangat, penurunan performa dalam belajar, bahkan menurunnya keinginan untuk berinteraksi atau bersosialisasi dengan orang-orang disekitarnya, sehingga berujung pada kondisi dimana seseorang akan menarik diri dari lingkungan.

Baca Juga: 3 Manfaat Stres dalam Kehidupan, Salah Satunya Tunjang Sukses Karier

Saat mengalami burnout, kondisi emosi seseorang menjadi tidak stabil, seperti mudah marah, putus asa, dan sinis. Kelelahan emosi tersebut mengakibatkan terkurasnya sumber emosi seseorang yang kemudian akan mengganggu kondisi mentalnya bahkan kesehatan fisiknya.

Cara Mengatasi Burnout

1. Menyusun skala prioritas

Mahasiswa perlu menyusun skala prioritas agar segala sesuatu bisa tepat sesuai kebutuhan. Skala ini memungkinkan sumber daya atau penghasilan bisa berdampak maksimal.

Ketika memasuki jenjang perkuliahan tentu mahasiswa akan mulai hidup mandiri. Artinya segala kepentingan belajar, mencari pengalaman, dan bermain akan membutuhkan manajemen waktu yang baik.

Baca Juga: Tanda-tanda Anda Sedang Mengalami Stres: Kenali dan Kelola dengan Bijak

Menyusun skala prioritas bisa dilakukan berdasarkan tingkat kepentingan.Mahasiswa bisa menyusunnya dengan mendahulukan kebutuhan primer, sekunder, dan tersier.

2. Menghitung peluang kesempatan yang dimiliki

Utamakan kebutuhan yang memiliki peluang kesempatan yang sulit untuk datang kembali. Misal ketika ada kesempatan mendaftar beasiswa dan aktif berorganisasi. Apabila datang bersamaan, kesempatan mendaftar beasiswa harus didahulukan karena biasanya itu akan jadi kesempatan langka.

3. Mempertimbangkan sesuatu hingga jangka panjang

Mahasiswa bisa mulai mempersiapkan kebutuhan yang dapat menunjang masa depan. Misal ketika mendaftar beasiswa, apabila lolos bisa menjadi batu loncatan untuk melanjutkan studi yang lebih tinggi atau berkarier di perusahaan elite. Apabila belum lulus bisa menjadi pengalaman dan portofolio berharga untuk rencana di masa depan.

4. Sesuaikan dengan kapabilitas pada dirimu

Pastikan mahasiswa menyesuaikan dengan kemampuan diri dalam mencapai kebutuhan tersebut. Apabila tidak disesuaikan dengan kemampuan, mahasiswa justru bisa mengalami kewalahan.(Nasywa Azzahra)***

Editor: Heriyanto Retno

Sumber: Siloam Hospitalis

Tags

Terkini

Terpopuler