Kemenparekraf Siapkan Diskon Pariwisata 2021 untuk Dorong Pakat Wisata Domestik

16 Oktober 2020, 15:32 WIB
Salah satu spot di lokasi wisata Grafika Cikole. /galamedianews/net

GALAMEDIA - Untuk mendorong paket pembelian wisata domestik, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyiapkan program diskon pariwisata pada 2021.

"Pandemi COVID-19 ini memang akan ada tren pariwisata yang berubah. Kami juga sudah menyusun berbagai strategi. Dalam jangka pendek pada 2021, pasca-vaksin, dengan catatan kondisi sudah kondusif, kami menyiapkan program diskon pariwisata," kata Wakil Menparekraf RI Angela Tanoesoedibjo saat menjadi pembicara dalam "Bincang Maya Tourism Industry Post Covid-19, Survival and Revival Strategy, Jumat, 16 Oktober 2020.

Program itu, tidak saja melibatkan pihak hotel dan jasa transportasi, namun menggandeng berbagai pemangku kepentingan.

"Yang lainnya (di luar hotel dan restoran-red) akan dijadikan satu dalam paket ini. Tentunya akan bekerja sama dengan stakeholders, harapannya membantu industri agar bisa pulih kembali," ujar Angela menambahkan.

Baca Juga: Satgas Yonif MR 413 Kostrad Ajarkan Siswa Papua Metode Hitung Batu

Untuk program pariwisata jangka panjang, lanjut Angela, diarahkan pada peningkatan "spending" atau pengeluaran dari wisatawan domestik.

Menurut dia, pandemi Covid-19 telah berdampak pada tiarapnya sektor pariwisata karena pariwisata memang sangat mengandalkan pergerakan manusia. "Indonesia dengan potensinya yang besar sesungguhnya memiliki peluang untuk wisata domestik dan ini masih bisa dimaksimalkan," ucapnya.

Angela menambahkan, jika dilihat dari data kunjungan wisatawan mancanegara pada 2019 sebanyak 16,1 juta orang, total pengeluarannya mencapai Rp274 triliun. Sementara itu, untuk 282 juta perjalanan wisatawan domestik atau nusantara total pengeluarannya sekitar Rp307 triliun.

"Jadi, ini sebenarnya masih bisa di-push, ini PR tersendiri bagaimana meningkatkan 'spending' volume perjalanan wisatawan nusantara. Selain itu juga ada potensi orang Indonesia yang sebelumnya pergi keluar negeri, dari data UNWTO pada 2018 mencatat jumlahnya sekitar 9,5 juta dengan pengeluaran sekitar Rp150 triliun," ucapnya.

Baca Juga: 5 Tips Mendampingi Anak dalam Bermain Agar Tumbuh Optimal dan 3 Manfaat Main Bersama

Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho mengatakan terkait dengan kondisi pandemi Covid-19, pihaknya aktif bersama-sama dengan pemerintah daerah dan pelaku pariwisata seperti PHRI dan BHA dalam hal memikirkan, mengusulkan dan mencari solusi atas upaya-upaya memajukan pariwisata Bali.

"Upaya itu kami lakukan mendukung program-program seperti Bali Great Experience dan Bali Movement. Kami juga terlibat aktif dalam setiap diskusi pariwisata untuk memberikan pemikiran kami kepada pemerintah daerah," ucapnya.

Kampanye penggunaan QRIS juga dilakukan kepada pasar, DTW serta atraksi seperti di Uluwatu, di Monkey Forest, bahkan juga melakukan kerja sama dengan TNI untuk penggunaan QRIS.

Baca Juga: Kemenperin Pacu Aktivitas Industri Tanpa Abaikan Protokol Kesehatan

"Kami pun memberikan perhatian kepada sektor pertanian dan UMKM baik melalui pemberian fasilitasi pelatihan, bantuan teknis manajemen hingga menyelenggarakan Pasar Gotong Royong Krama Bali," ucap Trisno Nugroho.

Editor: Kiki Kurnia

Tags

Terkini

Terpopuler