Ini 11 Kandidat Vaksin Corona yang Masuk Uji Fase 3, Berikut Tahapan Fase Uji Coba Vaksinnya

23 Oktober 2020, 13:24 WIB
ILUSTRASI vaksin corona. /pixabay


GALAMEDIA - Sebelum ada vaksin, cara terbaik untuk terbebas dari virus corona atau Covid-19 adalah dengan patuh menjaga protokol kesehatan. Di antaranya dengan 3M, menjaga jarak di tengah kerumunan, memakai masker jika keluar rumah, dan mencuci tangan menggunakan sabun.

Berbicara tentang vaksin, saat ini para ilmuwan di seluruh dunia tengah mengembangkan lusinan kandidat vaksin unik untuk melawan Covid-19. 

Mereka berusaha untuk mengembangkan vaksin yang menggunakan bahan dari virus flu yang dilemahkan hingga potongan kode genetik tersebut dalam waktu yang lebih cepat dari biasanya.

Baca Juga: Grebeg Mulud Kasultanan Kasepuhan Cirebon Digelar Secara Terbatas karena Covid-19

Vaksin, seperti dikutip galamedia dari halodoc, biasanya membutuhkan pengujian selama bertahun-tahun dan waktu tambahan lagi untuk memproduksinya dalam skala besar.

Namun, para ilmuwan berharap dapat mengembangkan vaksin corona dalam 12-18 bulan. Vaksin tersebut harus melewati standar keamanan yang lebih tinggi daripada obat lain karena akan diberikan kepada jutaan orang sehat untuk melindungi mereka dari Covid-19.

Baca Juga: Arti Mimpi Hamil, Pertanda Baik Atau Buruk? Ini Cara Seharusnya Kita Menyikapi Mimpi

11 Kandidat Vaksin Berhasil Masuk Fase 3
Menurut Food and Drug Administration (FDA), uji klinis vaksin corona dibagi menjadi tiga hingga empat tahap. Tahap awal (tahap 1 dan 2) bertujuan untuk memeriksa keamanan, dosis, dan kemungkinan efek samping, serta keefektifan (seberapa baik kerjanya dalam memerangi patogen) dari calon vaksin terhadap sekelompok kecil orang.

Namun, kunci agar vaksin kandidat bisa disetujui adalah dengan menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam uji coba fase 3 yang lebih maju.

Dilansir dari The Guardian (14/10/2020), dari 170 lebih vaksin yang sedang diteliti, sebanyak 11 kandidat berhasil mencapai tahap 3. Berikut daftarnya:

Baca Juga: Hari Ini KPK Panggil Wali Kota Tasikmalaya Jadi Tersangka Kasus Suap

1. Universitas Oxford/ AstraZeneca.
2. BioNTech/ Fosun Pharma/ Pfizer.
3. Novavax.
4. CanSino Biologics Inc./Beijing Institute of Biotechnology.
5. Moderna/NIAID.
6. Sinovac.
7. Wuhan Institute of Biological Products/Sinopharm.
8. Johnson & Johnson’s Janssen Pharmaceutical Companies.
9. Gamaleya Research Institute.
10. Beijing Institute of Biological Products/ Sinopharm.
11. University of Melbourne/ Murdoch Children’s Research Institute.

Baca Juga: Bertemu Menteri Pertahanan Prancis, Ini yang Dibahas Prabowo

Memahami Fase Uji Coba Vaksin Corona
Kamu mungkin bertanya-tanya bagaimana prosedur pada tiap fase uji coba vaksin corona?

Dilansir dari ABC, sebuah vaksin bisa dinyatakan aman, efektif, dan siap digunakan secara luas bila terbukti aman dan efektif digunakan manusia untuk melindungi tubuh dari virus.

Untuk mengetahui apakah vaksin aman dan efektif, para ahli atau perusahaan pengembang vaksin akan melakukan uji coba vaksin kepada hewan dan manusia dalam beberapa tahap.

Uji coba vaksin pada manusia biasanya terdiri dari tiga tahap yang pelaksanaannya membutuhkan waktu hingga bertahun-tahun. Dilansir dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), pada fase 1, sekelompok kecil orang menerima vaksin percobaan.

Baca Juga: Naskah Khutbah Jumat Kenapa Kita Dianjurkan Merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW,

Kemudian, pada fase kedua, studi klinis diperluas dan vaksin diberikan pada orang-orang yang memiliki karakteristik (seperti usia dan kesehatan fisik) serupa dengan mereka yang menjadi sasaran vaksin baru.

Pada fase 3, vaksin diberikan pada ribuan orang untuk menguji keefektifannya, yaitu apakah vaksin benar-benar dapat melindungi dari infeksi tersebut dan aman digunakan.

Adakan para relawan yang datang melaporkan hal-hal, seperti muncul efek samping, infeksi, atau keluhan setelah menerima vaksin, atau semua berjalan baik-baik saja.

Baca Juga: Berat Badan Anda Ideal? Ini Dua Rumus Cara Menghitung Berat Badan Ideal

Selain itu, dari semua relawan yang terlibat dalam uji coba vaksin, tidak semua mendapatkan vaksin yang sesungguhnya. Melainkan ada sekelompok orang yang mendapatkan plasebo atau obat kosong untuk kontrol penelitian.

Dr. Paul Goepfert, MD, profesor kedokteran dan mikrobiologi di Universitas Alabama, mengungkapkan bila ada lebih banyak orang dalam kelompok plasebo yang terinfeksi atau mengalami infeksi dengan gejala yang parah, maka vaksin tersebut dianggap efektif.

Hal itu karena vaksin memang dirancang untuk mengurangi potensi infeksi dan meringankan gejala mereka yang sudah terinfeksi.

Baca Juga: Terbaring Koma 15 Tahun, Disapa dengan Panggilan Kesayangan Pangeran Tampan Saudi Gerakkan Jemari

Bila hasil uji coba vaksin sudah menunjukkan efektivitas dan keamanan penggunaan, data-data yang ada kemudian diserahkan pada FDA untuk ditelaah lebih lanjut untuk mendapatkan lisensi atau persetujuan.

Pada bulan Juni, FDA mengatakan bahwa vaksin virus corona harus melindungi setidaknya 50 persen orang yang divaksinasi agar bisa dipertimbangkan untuk mendapatkan otorisasi darurat atau persetujuan penuh.

Di sana, data akan diperiksa Komite Penasihat yang terdiri dari 15 orang ahli yang sebagian besar merupakan spesialis penyakit menular. Setelah itu, rekomendasi diteruskan ke Pusat Evaluasi dan Penelitian Biologi, kemudian kembali diteruskan pada Komisaris FDA, Stephen Hahn.

Hahn berjanji FDA akan meninjau data dengan menggunakan proses ilmiah yang ketat dan penuh pertimbangan sebelum memberikan persetujuan.***

Editor: Hj. Eli Siti Wasilah

Tags

Terkini

Terpopuler