Jangan Salah Lagi, Ini Perbedaan Frustrasi, Stres dan Depresi

- 18 Mei 2021, 14:20 WIB
Ilustrasi stres//Pixabay/Comfreak
Ilustrasi stres//Pixabay/Comfreak /

GALAMEDIA - Deadline menumpuk dan kurang istirahat? Atau karena pandemi dilarang mudik Lebaran? Duh, jadi stres dan ingin marah-marah saja!

Eittss, nanti dulu. Apakah benar itu stres? Sebab selain stres, masih ada depresi dan frustrasi.

Sebenarnya apa sih perbedaan ketiganya dan bagaimana cara mengatasinya?

Baca Juga: Buntut Polemik Paduan Suara di Masjid Istiqlal, Wagub DKI Jakarta Ariza Patria Akhirnya Angkat Bicara

Yuk, simak ulasannya yang dirangkum Galamedia dari berbagai sumber berikut ini!

Sekilas ketiganya sama saja, bahkan ada yang bilang bersinonim. Tapi nyatanya frustasi, stres dan depresi adalah tiga hal yang berbeda.

1. Frustrasi

Frustrasi merupakan gangguan kejiwaan yang paling rendah. Frustrasi disebabkan oleh faktor kecewa karena kegagalan dalam mencapai sesuatu.
 
Perasaan frustrasi yang tidak terselesaikan dapat meningkat menjadi stres. Karena itu, orang yang frustrasi butuh dukungan dari orang-orang terdekat untuk menerima kegagalan dan bangkit dari keterpurukan.

Baca Juga: Menkes Puji Layanan Antar Jemput Vaksinasi untuk Lansia di Kabupaten Bandung

Ilustrasi frustrasi//nadministerial.com
Ilustrasi frustrasi//nadministerial.com


Frustasi bisa diatasi dengan cara-cara berikut :

1. Menceritakan keadaan kepada orang terdekat
2. Penyesuaian diri dengan kondisi yang baru
3. Munculkan minat dan motivasi diri
4. Mencari motivasi dari luar diri, bisa dengan memfollow orang-orang positif yang menyuarakan motivasi lewat media sosial
5. Berusaha melihat sesuatu dari segala sisi, khususnya sisi positif
6. Kembangkan kreativitas

Baca Juga: Sinopsis Buku Harian Seorang Istri 18 Mei 2021: Gawat! Dewa Termakan Rayuan Alya ‘Si Ratu Ular’

2. Stres

Stres adalah reaksi atau respons tubuh terhadap stresor psikososial (tekanan mental dan beban kehidupan).

Sedangkan frustrasi, berasal dari bahasa Latin frustratio, perasaan kecewa atau jengkel akibat terhalangnya upaya mencapai tujuan.
 
Stres merupakan respons tubuh terhadap tekanan atau hal yang menyebabkan perubahan atau mengancam kehidupan seseorang.

Baca Juga: Amnesty Internasional Kutuk Keras AS Berencana Jual Senjata ke Israel di Tengah Konflik dengan Palestina

Gejala stres di antaranya ulit tidur, perubahan kebiasaan makan, mudah tersinggung, gangguan daya ingat, dan merasa tidak dapat mengatasi berbagai masalah.

Stres yang berlangsung lama dan terus-menerus akan membahayakan kesehatan mental serta fisik seseorang.

Stres bisa diatasi dengan manajemen stres, yaitu kemampuan dalam penggunaan sumber daya secara efektif untuk mengatasi gangguan atau kekacauan mental dan emosional yang muncul karena tanggapan (respons).

Baca Juga: Bocoran Tokyo Revengers Episode 7: Geng Toman Terbelah Jadi Dua Kubu, Takemichi Pilih Mikey atau Draken?

Manajemen stres bisa dilakukan seperti berikut:

1. Mengenali gejala stres yang ada dalam diri
2. Mencari tahu penyebab stres
3. Mengubah pola tingkah laku
4. Menceritakan apa yang dirasakan kepada orang terdekat
5. Menjaga ketenangan batin, contohnya dengan meditasi dan berdoa
6. Lakukan kegiatan positif
7. Melakukan latihan fisik dan menjaga kesehatan

Ilustrasi depresi//pixabay.com/sammy-williams
Ilustrasi depresi//pixabay.com/sammy-williams

Baca Juga: Menyerang Menara Al-Jalaa di Gaza, Organisasi Media Akan Tuntut Israel

3. Depresi

Terakhir, depresi. Depresi adalah penyakit mental yang berdampak buruk pada suasana hati, perasaan, stamina, dan tingkat konsentrasi penderita.

Depresi adalah peningkatan dari stres yang berkelanjutan, sehingga penderita tidak bisa menjalani kegiatan sehari-hari. Tanda-tanda depresi jauh lebih rumit daripada gejala stres.
 
Kemunculannya pun bisa bertahap sehingga sulit untuk benar-benar menyadari kapan depresi pertama kali menyerang.

Baca Juga: Anda Penerima BST Bansos? Siap-siap Bakal Segera Cair, Selengkapnya Cek Link Ini!
 
Gejala depresi yang biasanya terjadi adalah merasa sedih, merasa tidak memiliki harapan lagi, menarik diri dari lingkungan, berpikiran negatif secara terus-menerus, dan yang paling mengerikan adalah pikiran untuk bunuh diri.

Dengan penjelasan di atas diharapkan kita bisa mengenali keadaan diri kita sendiri.
 
Berbeda dengan stres dan frustrasi yang bisa diatasi sendiri dengan berbagai cara, penderita depresi harus mendapatkan pertolongan medis melalui psikolog atau psikiater.

Seorang ahli kejiwaan biasanya melakukan terapi menggunakan obat-obatan, psikoterapi, dan terapi elektrokonvulsif.

Baca Juga: Sebut Kemunculan Jokowi Sikapi TWK KPK Bak Jagoan, Rocky Gerung: Ada Gejala Kepengecutan

Dengan penjelasan di atas diharapkan kita bisa mengenali kondisi psikis, mencoba mengatasinya, dan meminta pertolongan profesional jika diperlukan.

Jadi ingat ya, stres, frustrasi, dan depresi adalah tiga hal yang berbeda. Selalu positive thinking dan semoga kita selalu bahagia!***

Editor: Mia Fahrani

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x