5 Fakta Mencengangkan di Balik Proklamasi Kemerdekaan RI yang Tak Ada dalam Buku Sejarah

- 17 Agustus 2021, 11:23 WIB
Pembacaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Pembacaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia /Foto: Kemendikbud/

GALAMEDIA - Proklamasi Kemerdekaan Indonesia merupakan peristiwa paling bersejarah bagi bangsa.

Momen tersebut telah membawa era baru bagi perjuangan  melawan penjajahan bangsa asing.

Tepatnya pada tanggal 17 Agustus 1945 Ir. Soekarno membacakan teks proklamasi, teks keramat yang sebelumnya telah disusun dan ditandatanganinya bersama Bung Hatta.

Namun, di balik momen Proklamasi tersebut ada sederet fakta-fakta mencengangkan tidak terukir dalam buku sejarah bangsa.

Baca Juga: Hukum Menunda Kehamilan dengan Cara Azl, Begini Kata Buya Yahya

Dikutip Galamedia Selasa, 17 Agustus 2021 dari berbagai sumber, ada sederet fakta mencengangkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang tidak semua orang tahu.

Berikut di antaranya:

1. Ir. Soekarno Sedang Mengidap Penyakit Malaria

Pada saat pembacaan teks proklamasi oleh presiden pertama kita yakni Ir. Soekarno, tidak disangka kondisinya kala itu sedang mengidap penyakit malaria, penyakit mematikan pada masa itu.

Hal tersebut diketahui dua jam sebelum  pembacaan teks proklamasi, banyak yang menduga penyakit itu disebabkan oleh kondisi fisiknya yang menurun karena harus begadang dengan para sahabatnya menyusun teks proklamasi.

Namun, penyakitnya tidak menjadi halangan untuk Ir. Soekarno membacakan teks proklamasi tersebut, bahkan beliau membacakannya dengan lantang dan semangat hingga terdengar ke seluruh penjuru negeri.

Baca Juga: Berulang Tahun Ke-76, Inilah 5 Negara Pertama yang Mengakui Kemerdekaan Indonesia

2. Naskah Proklamasi Asli Ditemukan di Tempat Sampah

Untuk menjaga agar tidak hilang, seperti dokumen pada umumnya naskah proklamasi dilipatgandakan menjadi beberapa lembar.

Namun, tepat pada tanggal 17 Agustus 1945 dinihari, naskah asli tulisan tangan Ir. soekarno menghilang entah kemana.

Tidak disangka naskah asli tersebut ada di tempat sampah. Naskah asli itu telah ditemukan oleh BM Diah, wartawan asal Aceh di kediamannya Laksamana Maeda dan menyimpannya secara pribadi.

Setelah 49 tahun dari naskah proklamasi ditemukan, BM Diah memberikannya kepada Soeharto.

Tentunya itu menjadi sebuah sejarah dan sampai saat ini naskah asli tersebut masih dapat kita lihat di Gedung Arsip Nasional Republik Indonesia.

Baca Juga: Harga Emas di Hari Kemerdekaan Indonesia Ke-76 17 Agustus 2021: Antam dan UBS Stabil dan Murah

3. Bendera Merah Putih Terbuat dari Kain Sprei

Siapa sangka bendera pertama yang dijahit dan dikibarkan pada saat hari Proklamasi Indonesia terbuat dari gabungan kain sprei dan kain dari penjual soto.

Sontak menjadi berita yang mencengangkan, hal tersebut dilakukan oleh ibu Fatmawati lantaran kain yang sebelumnya sudah disiapkan hanya berukuran 50 cm jadi kurang besar.

Dengan sangat sigap, beliau mengambil kain sprei putih yang ada di lemarinya dan juga kain merah yang didapatkannya dari penjual soto.

Kedua kain ini akhirnya disambung dan dikibarkan pertama kali pada tanggal 17 Agustus 1945.

Baca Juga: Hari Kemerdekaan Indonesia, Jokowi: Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh

4. Negatif Film Disembunyikan di Bawah Pohon

Semua momen pada saat pembacaan teks proklamasi telah diabadikan oleh Frans Mendur seorang photographer pada saat itu.

Beliau menangkap momen mulai dari Ir. Soekarno membacakan teks proklamasi hingga momen pengibaran bendera merah putih pertama kali sebagai bukti sejarah.

Namun, para tentara Jepang mendatangi Frans Mendur untuk meminta negatif film momen-momen yang diabadikan pada saat pembacaan teks proklamasi.

Saat itu Frans Mendur langsung menyembunyikannya di bawah pohon agar tidak diketahui oleh tentara Jepang.

Frans mengatakan bahwa negatif filmnya tersebut sudah diambil lebih dahulu oleh barisan pelopor.

Baca Juga: Singgung Pidato Jokowi, Legislator: Asumsi Pada Indikator Penanganan Covid-19 Sama sekali Tidak Diungkap

5. Rekaman Pembacaan Teks Proklamasi Bukan Ir. Soekarno

Fakta mencengangkan selanjutnya datang dari rekaman suara pada saat pembacaan teks proklamasi yang beredar di siaran luar negeri bukan suara Ir. Soekarno.

Ternyata pada saat itu pembacaan teks proklamasi yang pertama kali tidak terekam, sehingga harus dibacakan ulang oleh Jusuf Ronodipuro seorang penyiar radio RRI saat itu.

Hal tersebut merupakan suatu langkah berani, karena Jusuf hampir dipenggal oleh Jepang karena ikut membacakan proklamasi.

Itulah seputar fakta-fakta mencengangkan dibalik peristiwa Kemerdekaan Indonesia yang tidak tertulis di buku sejarah bangsa.***

Editor: Mia Fahrani

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x