GALAMEDIA – Hawa nafsu membawa manusia kepada kerugian yang akan berakhir penyesalan.
Manusia sering terjerumus oleh hawa nafsunya karena iman yang dimilikinya begitu tipis.
Hawa nafsu harus dilawan dan dikendalikan sekuat tenaga, agar kita bisa merasakan akhir yang bahagia.
Dalam postingan yang diunggah di akun Instagram @har030324 pada 18 Januari 2022, KH Hafidz Abdurrahman menjelaskan mengenai hawa nafsu.
Baca Juga: Profil Biodata Maura Magnalia Madyarartri , Putri Nurul Arifin yang Dikabarkan Meninggal Dunia
Nasihat Al-'Allamah Al-Hafidz Ibn Al-Qayyim al-Jauziyah tentang nafsu manusia.
"Nafsu itu seperti patner bisnis (syarik) yang berpotensi pengkhianatan. Jika kamu tidak memuhasabahnya, maka dia pasti akan membawa lari hartamu." (Ighatsatu Al-Lahfan min Mashayid As-Syaithan, hal. 133)
Maka, sabar secara fisik (sabar badani), baik karena pilihan maupun terpaksa, lebih mudah daripada sabar secara non-fisik (sabar nafsani), yang bersifat pilihan.
Seperti sabar melawan malas, sabar melawan "nanti dulu" dan menunda melakukan amal shalih, sabar melakukan ketaatan, dan sabar meninggalkan maksiat.
Semua itu membutuhkan kerja keras sampai menjadi kebiasaan.
Sabar seperti ini adalah sabar melawan ajakan hawa nafsu. Karena kita mengikuti saja apa yang diinginkan hawa nafsu.
Di sinilah, nafsu harus dikendalikan, dimuhasabah, bahkan dilawan.
Jika tidak, maka harta kita akan hilang. Bahkan harta yang paling berharga sekalipun bisa melayang, yaitu iman dan kesempatan beramal shalih.***