"Batuk Omicron, batuk Delta, batuk flu, batuk Alpha, tidak bisa dibedakan. Jangan terpengaruh dengan isu bahwa kalau Omicron batuknya ringan, kalau Delta kering, semua gejala hampir sama. Oleh karena itu, di era pandemi ini begitu muncul gejala, wajib untuk di-swab karena kita enggak bisa bedakan ini Covid atau bukan," jelasnya.
Baca Juga: Terungkap! Ini Alasan Jaksa Ajukan Banding Vonis Seumur Hidup Herry Wirawan Pemerkosa Santriwati
Baca Juga: Minyak Goreng Masih Langka, Harganya di Atas HET, Ombudsman: Ada Fenomena Panic Buying
Varian Omicron juga disebut tidak memiliki gejala penurunan kemampuan untuk mencium, padahal banyak pasien yang mengalami anosmia. Hanya saja, masalah ini tidak muncul saat awal terjadinya infeksi.
"Para ahli enggak pernah menyatakan Omicron enggak alami anosmia, banyak juga yang mengalaminya. Gejala semua bisa mirip, baik Delta maupun Omicron, munculnya anosmia bisa kapan saja, ada yang dari awal gejala muncul tapi ada juga yang baru di hari kelima," jelas dr. Ronal.
Akan tetapi, dr. Ronald mengakui bahwa Omicron lebih menular dibandingkan dengan Delta. Namun dengan lebih banyak kasus yang muncul, angka rawat inap pun semakin tinggi.
Spektrum derajat infeksi Omicron juga beragam bisa asimtomatik, ringan, perlu rawat inap, hingga kematian. Meskipun berdasarkan data awal Omicron lebih ringan, virus ini masih berbahaya terhadap populasi rentan seperti orang lanjut usia, komorbid dan lainnya.
"Selain vaksinasi, menerapkan protokol kesehatan sangat penting untuk menurunkan transmisi, apapun variannya," kata dr. Ronald.***