Profil dan Nama Asli Kapitan Pattimura, Benarkah Ahmad Lussy?

- 6 Juli 2022, 20:37 WIB
Profil dan Nama Asli Kapitan Pattimura yang Disebut UAH Bernama Asli Ahmad Lussy
Profil dan Nama Asli Kapitan Pattimura yang Disebut UAH Bernama Asli Ahmad Lussy /Tangkap layar ditsmp.kemdikbud.go.id

GALAMEDIA - Berikut ini adalah profil dan nama asli Kapitan Pattimura atau Thomas Matulessy. Benarkan nama aslinya Ahmad Lussy seperti kata Ustadz Adi Hidayat?

Pembicaraan soal sosok pahlawan nasional Kapitan Pattimura mendadak ramai usai viral pernyataan penceramah Ustadz Adi Hidayat bahwa nama aslinya adalah Ahmad Lussy.

Adapun pernyataan Ustadz Adi Hidayat atau akrab disapa UAH ini mencuat dalam sebuah cuplikan video yang viral di Twitter beberapa hari terakhir.

Baca Juga: PIALA AFF U-19: Kakang Rudianto Cs Obok-obok Thailand, Indonesia Mendominasi Permainan

UAH mengatakan bahwa nama asli Kapitan Pattimura yang gambarnya ada di uang pecahan Rp1.000 itu adalah Ahmad Lussy, bukan Thomas Matulessy seperti ditulis dalam buku sejarah kebanyakan.

"Di uang 1.000 itu ada gambar Kapitan Pattimura. Siapa nama aslinya? Thomas Matulessy," demikian kata UAH dikutip Galamedia Rabu, 6 Juli 2022.

"Lihat baik-baik, banyak orang berusaha menyebut Thomas Matulessy, kami berusaha mencari dan melihat pakar sejarah dikumpulkan, ternyata nama aslinya Pattimura itu bukan Thomas Matulessy, tapi Ahmad Lussy," sambung dia.

Baca Juga: Puluhan Pegawai Pabrik di Limbangan Diduga Mengalami Kesurupan Massal

Usai video itu beredar, pro dan kontra pun muncul di kalangan warganet soal asal Kapitan Pattimura.

Terlepas dari kontroversi yang kini muncul di media sosial soal nama asli Kapitan Pattimura, simak berikut ini sekilas informasi mengenai salah satu pahlawan nasional dari Maluku tersebut.

Mengutip penjelasan dari laman Direktorat SMP Kemendikbud Ristek, Kapitan Pattimura atau Pattimura adalah pahlawan nasional asal Maluku.

Namanya kini diabadikan dalam berbagai bentuk mulai dari nama perguruan tinggi, Bandara sampai gambar pada uang pecahan seribu rupiah.

Baca Juga: Izin Pengumpulan Uang dan Barang Dicabut, Begini Reaksi Presiden ACT

Pattimura memiliki nama asli Thomas Matulessy yang juga melekat dengan sebutan Kapitan Pattimura.

Diketahui bahwa ia lahir di Haria, Saparua, Maluku Tengah pada 8 Juni 1783 dari pasangan Frans Matulessy dan Fransina Silahoi.

Pattimura terkenal karena perlawanannya terhadap VOC pada masa penjajahan Belanda.

Namun ternyata, Pattimura juga pernah berkarir di militer sebagai Sersan Militer Inggris.

Namanya melejit tatkala memimpin rakyat Maluku melawan penjajah Belanda dalam perang Pattimura.

Baca Juga: SUSUNAN PEMAIN Indonesia vs Thailand Piala AFF U-19, LINK NONTON LIVE STREAMING Pukul 20.00 WIB

Sebelumnya rakyat Maluku mengalami penindasan hingga kemiskinan selama ratusan tahun. Padahal, Maluku kala itu merupakan penghasil cengkeh dan pala.

Sumber daya alam itu nyatanya tak memberikan keuntungan sama sekali bagi rakyat lokal di Maluku.

Perlawanan rakyat Maluku kian menguat saat pendudukan Belanda kedua pada 1817.

Maluku kala itu melakukan penolakan dengan membuat “Proklamasi Haria” dan “Keberatan Hatawano”. Proklamasi Haria disusun oleh Pattimura.

Ketika pemerintah Belanda mulai melaksanakan kekuasaannya melalui Gubernur Van Middelkoop clan Residen Saparua Johannes Rudolf van der Berg,pecahlah perlawanan bersenjata rakyat Maluku.

Diadakan musyawarah dan konsolidasi kekuatan dimana pada forum-forum tersebut menyetujui Pattimura sebagai kapten besar yang memimpin perjuangan.

Pada tanggal 7 Mei 1817 dalam rapat umum di Baileo negeri Haria, Thomas Matulessy dikukuhkan dalam upacara adat sebagai “Kapitan Besar”.

Baca Juga: Profil Julianto Eka Putra Motivator yang Disebut Predator Seksual pada Siswi SMA SPI

Di tangan Pattimura dan beberapa pembantunya, maka benteng Duurstede berhasil dikuasai.

Hal tersebut membuat pemerintah Belanda bingung yang saat itu berada di Ambon.

Gubernur Van Middelkoop dan komisaris Engelhard memutuskan militer yang besar ke Saparua di bawah pimpinan mayor Beetjes. Ekspedisi tersebut kemudian disebut dengan ekspedisi Beetjes.

Puncak perjuangan Maluku terjadi pada 20 Mei 1817 di mana ada rapat besar di Haria dengan pernyataan kebulatan tekad melawan Belanda.

Peringatan tersebut saat ini dikenal dengan nama Proklamasi Portho Haria yang berisi 14 pasal pernyataan dan ditandatangani oleh 21 Raja Patih dari pulau Saparua dan Nusalaut.

Baca Juga: Bantuan Perbaikan Rutilahu dari Pemprov Jabar Turun Drastis, DPKP Kota Cimahi: dari 480 Jadi 160 Unit

Lebih lanjut, pada 11 November 1817 Pattimura disergap oleh Letnan Pietersen dan Philips Latumahina (teman Pattimura) atas bantuan beberapa orang pengkhianat.

Termasuk Pattimura, beberapa tokoh perjuangan saat itu harus mengakhiri perjuangannya di tiang gantung pemerintah Belanda pada 16 Desember 1817.

Sebab itu, Pattimura akhirnya dikukuhkan sebagai pahlawan nasional oleh Pemerintah Republik Indonesia.***

Editor: Rizwan Suandi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x