3. MENDENGARKAN KEMBALI SUARAMU
Mendengar kelepak elang
Dari arah yang tak pernah terduga
Ibarat mendengar kabar buruk
Sebelum rembang petang
Waktu membentuk komposisi
Dengan warna-warni kematian
Pada lengkung yang kusam
Pada kanvas langit yang lapang
Ayam berkokok kearah fajar
Saat posisi bulan masih cukup berjarak
Di ufuk barat,”Aku akan pergi sebelum azan
membangunkan kenangan,”katamu
Mendengar kembali suaramu
Dari sudut yang tak akan terbayangkan
Ibarat menerima telegram duka
Sebelum gempa bumi terjadi
4. BAYANG-BAYANG
Bayang-bayang adalah iman yag senantiasa
Muncul dan menghilang pada dinding-dinding
kesadaranku. Kadang aku ingin memahaminya
sebagai lukisan yag mengungkapkan ketulusan
cintakupadamu. Tapi kadang hanya serupa hantu
yang tak terlihat mata kendati dapat dirasakan hati
bayag-bayang terus bergerak di antara masa silam
dan masa depan. Bayang-bayang seperti kematian
yang merupakn saudara kembar bagi kelahiran
5. CHAO PRAYA
Seorang pelancong
Duduk di tepan senja
Mensyukuri angin
Yang masih berembus
Di jemarinya terselip cangklong
tanpa tembakau. Hari belum gelap
Ketika lampu-lampu merkuri
Mulai menerangi sungai
Seorang pelancong
Khusyuk menatap riak air
Dengan mengenakan topi pet
Ia tampak serius berpikir
Di jemarinya terselip cangklong
tanpa tembakau. Tahun berganti
Abad datang dan berlalu
Tapi angin terus berembus