Network
“Wudhu friendly merupakan kemampuan air untuk bisa tembus lapisan dari produk kosmetik dan bisa tembus ke kulit. Bukan berarti produk yang tembus air itu dengan larut. Beda bahasa wudhu friendly dengan larut,” kata Hilda, Perwakilah R&D PT Paragon Technology & Innovation.
Karena kosmetik digunakan pada permukaan kulit dan memiliki kemungkinan terserap masuk melalui pori kulit. Maka kosmetik maupun perawatan kecantikan yang dipakai harus benar-benar bersih dari segala kandungan atau bahan yang diharamkan dalam hukum Islam. Serta tidak menutupi lapisan kulit atau pori-pori kulit.
Baca Juga: PEMADAM Kebakaran Berhasil Jinakan Api yang Melalap RS Bandung Kiwari, Walikota Bandung Turun Tangan
2. Kesehatan
Selain dari bahan yang digunakan, beberapa poin kritis dalam kehalalan kosmetik yaitu aplikator (brush, sponge), klaim kosmetik tahan air (waterproof), dan fasilitas produksi. Dengan memperhatikan berbagai aspek ini, kosmetik halal semakin disukai masyarakat.
Atas nama perlindungan konsumen, pemerintah mewajibkan kosmetik yang beredar di Indonesia untuk bersertifikat halal sejak 2 Februari 2021, dilakukan secara bertahap hingga 17 Oktober 2026. Ini merupakan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Jaminan Produk Halal.
Saat ini gaya hidup halal, terutama dalam hal mengkonsumsi produk halal, tidak hanya menjadi kebiasaan dan konsumsi penduduk muslim, namun sudah mulai menjadi gaya hidup yang dianggap sehat dan baik bagi kesehatan penduduk dunia termasuk di negara-negara yang memiliki jumlah penduduk muslim yang relatif sedikit.
3. Bahan Lembut di Kulit
Kosmetik-kosmetik yang dijual dipasaran seharusnya mendukung kesehatan kulit. Sayanya, berbagai produk perawatan kulit mungkin mengandung bahan iritan, racun atau alergi yang justru menimbulkan efek biru pada kulit.
Di sisi lain, produk kosmetik halal yang telah bersertifikat biasanya tidak mengandung produk sampingan dan bahan hewani atau etil alkohol dan GMO membuatnya cukup lembut untuk kulit sensitif.
