GALAMEDIANEWS - Joko Pinurbo adalah seorang sastrawan dan satu dari sekian penyair kontemporer yang masih meneguhkan eksistensinya.
Pria yang lahir di Pelabuhan Ratu, Sukabumi ini kerap dipanggil dengan Jokpin, begitulah sapaan akrabnya.
Jokpin termasuk penyair yang terbilang produktif. Pria kelahiran 11 Mei 1962 tersebut hingga kini masih menerbitkan karyanya bahkan di usianya yang menginjak 60 tahun.
Tak hanya itu, apresiasi berupa penghargaan acapkali diterimanya. Jokpin sudah mengeluarkan beberapa buah buku antologi puisi antara lain "Sepotong Hati di Angkringan", "Perjamuan Khong Guan" dan "Salah Piknik". Ia pun pernah menerbitkan sebuah novel bernama Sri Menanti.
Baca Juga: 7 Puisi dari Acep Zamzam Noor dari Putri Malu Hingga Puan
Goresan rasa yang dibangun berdasarkan realitas tersebut ternyata mampu memikat hati Najwa Shihab. Oleh karenanya, Jokpin merupakan penyair yang karyanya menjadi favorit dari wanita yang pernah didaulat menjadi duta baca Indonesia oleh Perpustakaan Nasional.
Apabila menyelami larik demi lariknya, Jokpin adalah penyair dengan karakteristik unik. Terkadang, ia memakai diksi yang cukup menggelitik.
Misalnya, menggunakan objek sehari-hari dalam karyanya. Kecenderungannya yaitu mengekplorasi imaji-imaji domestik dan hasilnya adalah puisi yang mampu menimbulkan efek familier.
Tidak lain karena penggunaan diksi yang dipilihnya erat dengan keseharian.
Semisal, Jokpin pernah membuat puisi tentang celana yang bahkan dibuatnya menjadi judul buku.
Selang beberapa tahun setelah terbit, ia mendapatkan penghargaan dari Yayasan Lontar untuk buku kumpulan puisinya tersebut. Dalam karyanya, ia meramu berbagai tema sebagai bahan tulisan.
Maka, membaca Jokpin artinya menyelami realitas kehidupan yang dibalut dengan jenaka dan satir. Bersahaja tapi tetap mempunyai pemaknaan yang mendalam.
Mengenai Tuhan pun tak luput dari bahasannya. Ia memang terkadang membawa nilai religiusitas dalam karyanya. Berikut adalah puisi Jokpin yang bertemakan tentang Tuhan.
Baca Juga: Serba Khong Guan, Kumpulan Puisi dari Joko Pinurbo
Baca Juga: Wow, Music Society STT Bandung Raih Juara Dua Musikalisasi Puisi Nasional
1. Do’a Orang Sibuk yang 24 Jam Sehari Berkantor di Ponselnya
Tuhan, ponsel saya
rusak dibanting gempa.
Nomor kontak saya hilang semua.
Satu-satunya yang tersisa
ialah nomor-Mu.
Tuhan berkata :
dan itulah satu-satunya nomor
yang tak pernah kausapa
2. Jalan Buntu
Sembilan
dari sepuluh jalan
yang melintasi
rimba tubuhmu
adalah jalan buntu
dan satu-satunya
jalan yang tidak buntu,
jalan
sunyi
menuju rumahku
justru jarang kaulalui
sebab kau
memang suka
neko-neko,sok tahu
dan terlalu banyak mau
3. Wawancara Tengah Malam
Kamu tahu apa dosa terbesarmu ?
Korupsi, mencuri uang rakyat
Bukan
Menyakiti
Menganiaya
Membunuh orang
Bukan
Lantas apa, dong ?
Kamu melakukan semuanya
Dengan menggunakan nama-Ku
Apakah dosa saya bisa diampuni ?
4. Do’a Malam
Tuhan yang merdu,
Terimalah kicau burung
Dalam kepalaku
5. Jalan ke Surga
Jalan menuju kantor-Mu macet total
Oleh antrian mobil-mobil curianku
Demikian, puisi bertemakan Tuhan dari Joko Pinurbo. Semoga menjadi inspirasi bagi siapa pun dan menambah keimanan dalam hati. Selamat menunaikan ibadah puisi ***